KKP Yakin Konsumsi Ikan Nasional 2019 Bisa Capai 54 Kg/Kapita
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimis akan mencapai target konsumsi ikan nasional sebesar 54 kg/kapita pada tahun ini. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Agus Suherman mengungkapkan, hingga Oktober 2019 angka konsumsi ikan baru mencapai 50,49 kg/kapita.
Meski demikian, Agus optimistis target dapat tercapai dengan kerja keras yang dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satunya adalah kegiatan Festival Perikanan Nusantara di area parkir timur Monas, Jakarta, Minggu (24/11/2019).
Kegiatan yang juga digelar dalam rangka merayakan Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-6 ini diselenggarakan bersama-sama oleh KKP dan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi).
Sebanyak 1.883 siswa tingkat PAUD dan SD dari 34 provinsi di Indonesia memenuhi wilayah Monas melalui parade kostum ikan. Selain itu, serangkaian acara lainnya seperti pemeriksaan kesehatan tulang gratis, makan ikan gratis, serta gerak dan lagu Himpaudi turut memeriahkan jalannya acara.
Agus mengatakan, festival ini bertujuan untuk mengajak masyarakat terutama anak-anak usia dini untuk mengonsumsi ikan untuk memberantas stunting. “Ikan mengandung omega 3 dan protein tinggi yang baik untuk pemenuhan gizi anak. Ikan sangat penting untuk generasi kita, generasi anak bangsa seluruh Indonesia,” ucapnya di Jakarta, Minggu (24/11/2019).
Senada, Ketua Umum Himpaudi Netti Herawati menyampaikan bahwa dirinya sangat prihatin dengan angka stunting yang tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, Himpaudi menggerakan seluruh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Indonesia dalam gerakan edukasi makan ikan secara serentak pada Kamis (21/11) lalu.
“Tercatat, lengkap 34 provinsi di seluruh Indonesia mengikuti gerakan edukasi makan ikan di Hari Ikan Nasional yang diikuti oleh anak-anak usia dini yang turut didukung oleh bunda-bundanya,” ujar Netti.
Tak berhenti secara seremonial, Himpaudi juga akan mulai menetapkan hari makan ikan tiap minggunya. Netti menyebut, beberapa kabupaten/kota dan provinsi sudah merancang hari makan ikan di daerahnya masing-masing untuk meningkatkan konsumsi ikan guna memberantas stunting.
“Di Jogja misalnya akan menggelar Hari Jumat Makan Ikan. Dengan begitu, kami berharap Indonesia semakin cerdas ke depannya karena makan ikan,” tambah Netti.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Darjamuni menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta turut mendukung peningkatan konsumsi ikan di DKI Jakarta melalui sejumlah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahun ini. Salah satunya dengan menyosialisasikan Gerakan Memasyaratkan Makan Ikan (Gemarikan) di seluruh kelurahan di DKI Jakarta.
“Ada 267 kelurahan. Di setiap kelurahan ada 200 orang yang turut bergerak sehingga jumlahnya kemarin kami kumpulkan 53.400 orang, ditambah dengan 1.000 orang Dinas KPKP,” tuturnya.
Sejalan dengan hal itu, Pemprov DKI juga menyediakan ikan kembung sebagai salah satu dari 6 produk pangan murah bersubsidi bagi masyarakat. Setiap bulannya, Pemprov DKI menyediakan 600-700 ton ikan kembung bagi masyarakat. Darajamuni menyatakan, program ini berjalan sepanjang tahun.
“Ikan kembung itu dibeli masyarakat dengan harga hanya Rp13.000/kg. Sisanya dibayar oleh Pemprov yang dalam hal ini adalah Pak Gubernur,” jelasnya.
Selain itu, Pemprov DKI juga melakukan diversifikasi olahan hasil perikanan. Darajamuni mengatakan, pihaknya juga melakukan pengawasan pasar untuk memastikan penyediaan mutu ikan yang baik kepada masyarakat.
“Tahun ini, dari 153 pasar yang kita tuju, baru 67 pasar yang kita nyatakan bisa menyiapkan ikan yang tidak menggunakan bahan berbahaya. Jadi, tugas kami masih cukup berat,” ucapnya.
Kendati demikian, ia berharap bahwa segala upaya yang dilakukan oleh Pemprov DKI dapat meningkatkan angka konsumsi ikan. “Mudah-mudahan ini dapat memacu kami untuk meningkatkan konsumsi makan ikan di DKI Jakarta,” tuturnya.
Sebagai informasi, rangkaian Festival Ikan Nusantara akan berlangsung selama beberapa minggu ke depan hingga ditutup pada 12-14 Desember 2019 mendatang di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.
Meski demikian, Agus optimistis target dapat tercapai dengan kerja keras yang dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satunya adalah kegiatan Festival Perikanan Nusantara di area parkir timur Monas, Jakarta, Minggu (24/11/2019).
Kegiatan yang juga digelar dalam rangka merayakan Hari Ikan Nasional (Harkannas) ke-6 ini diselenggarakan bersama-sama oleh KKP dan Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi).
Sebanyak 1.883 siswa tingkat PAUD dan SD dari 34 provinsi di Indonesia memenuhi wilayah Monas melalui parade kostum ikan. Selain itu, serangkaian acara lainnya seperti pemeriksaan kesehatan tulang gratis, makan ikan gratis, serta gerak dan lagu Himpaudi turut memeriahkan jalannya acara.
Agus mengatakan, festival ini bertujuan untuk mengajak masyarakat terutama anak-anak usia dini untuk mengonsumsi ikan untuk memberantas stunting. “Ikan mengandung omega 3 dan protein tinggi yang baik untuk pemenuhan gizi anak. Ikan sangat penting untuk generasi kita, generasi anak bangsa seluruh Indonesia,” ucapnya di Jakarta, Minggu (24/11/2019).
Senada, Ketua Umum Himpaudi Netti Herawati menyampaikan bahwa dirinya sangat prihatin dengan angka stunting yang tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, Himpaudi menggerakan seluruh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Indonesia dalam gerakan edukasi makan ikan secara serentak pada Kamis (21/11) lalu.
“Tercatat, lengkap 34 provinsi di seluruh Indonesia mengikuti gerakan edukasi makan ikan di Hari Ikan Nasional yang diikuti oleh anak-anak usia dini yang turut didukung oleh bunda-bundanya,” ujar Netti.
Tak berhenti secara seremonial, Himpaudi juga akan mulai menetapkan hari makan ikan tiap minggunya. Netti menyebut, beberapa kabupaten/kota dan provinsi sudah merancang hari makan ikan di daerahnya masing-masing untuk meningkatkan konsumsi ikan guna memberantas stunting.
“Di Jogja misalnya akan menggelar Hari Jumat Makan Ikan. Dengan begitu, kami berharap Indonesia semakin cerdas ke depannya karena makan ikan,” tambah Netti.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Darjamuni menyatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta turut mendukung peningkatan konsumsi ikan di DKI Jakarta melalui sejumlah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahun ini. Salah satunya dengan menyosialisasikan Gerakan Memasyaratkan Makan Ikan (Gemarikan) di seluruh kelurahan di DKI Jakarta.
“Ada 267 kelurahan. Di setiap kelurahan ada 200 orang yang turut bergerak sehingga jumlahnya kemarin kami kumpulkan 53.400 orang, ditambah dengan 1.000 orang Dinas KPKP,” tuturnya.
Sejalan dengan hal itu, Pemprov DKI juga menyediakan ikan kembung sebagai salah satu dari 6 produk pangan murah bersubsidi bagi masyarakat. Setiap bulannya, Pemprov DKI menyediakan 600-700 ton ikan kembung bagi masyarakat. Darajamuni menyatakan, program ini berjalan sepanjang tahun.
“Ikan kembung itu dibeli masyarakat dengan harga hanya Rp13.000/kg. Sisanya dibayar oleh Pemprov yang dalam hal ini adalah Pak Gubernur,” jelasnya.
Selain itu, Pemprov DKI juga melakukan diversifikasi olahan hasil perikanan. Darajamuni mengatakan, pihaknya juga melakukan pengawasan pasar untuk memastikan penyediaan mutu ikan yang baik kepada masyarakat.
“Tahun ini, dari 153 pasar yang kita tuju, baru 67 pasar yang kita nyatakan bisa menyiapkan ikan yang tidak menggunakan bahan berbahaya. Jadi, tugas kami masih cukup berat,” ucapnya.
Kendati demikian, ia berharap bahwa segala upaya yang dilakukan oleh Pemprov DKI dapat meningkatkan angka konsumsi ikan. “Mudah-mudahan ini dapat memacu kami untuk meningkatkan konsumsi makan ikan di DKI Jakarta,” tuturnya.
Sebagai informasi, rangkaian Festival Ikan Nusantara akan berlangsung selama beberapa minggu ke depan hingga ditutup pada 12-14 Desember 2019 mendatang di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.
(ind)