Dukung Industri Pertahanan, BNI Biayai Pabrik Amonium Nitrat
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Kaltim Amonium Nitrat untuk membangun pabrik amonium nitrat di Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik dengan kapasitas 75.000 ton per tahun ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bahan peledak utama di dalam negeri.
Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro, Eko Cahyo, mengatakan BNI mendukung penuh bisnis PT Dahana (Persero) dan PT Pupuk Kalimantan Timur demi mewujudkan kemandirian industri bahan peledak di dalam negeri. Dalam hal ini, amonium nitrat yang merupakan bahan baku utama bahan peledak yang akan mendukung industri pertambangan.
PT Kaltim Amonium Nitrat merupakan perusahaan patungan antara Dahana melalui anak usahanya PT Dahana Investama Corp dengan PT Pupuk Kalimantan Timur yang merupakan anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero). Menurut Anggoro, BNI telah memberikan dukungan pemenuhan kebutuhan pembiayaan kepada para pemegang saham PT Kaltim Amonium Nitrat yaitu Dahana sejak tahun 2012 dan PT Pupuk Kalimantan Timur sejak 2013.
Direktur Utama Dahana, Budi Antono, menerangkan seluruh produk yang dihasilkan dari pabrik amonium nitrat ini akan diambil oleh Dahana untuk memenuhi sebagian kebutuhan amonium nitrat PT Dahana. Adapun bahan baku utama untuk produksi amonium nitrat yaitu amoniak akan disediakan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur.
"Dengan dibangunnya pabrik amonium nitrat ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi tumbuh kembangnya industri turunan, baik untuk komersial maupun untuk industri pertahanan," ujarnya di Jakarta Selasa (26/11/2019).
Dengan total investasi sekitar Rp1,1 triliun, pembangunan pabrik amonium nitrat akan dikerjakan oleh konsorsium PT Wijaya Karya dan Sedin Engineering Co Ltd.
Pembangunannya akan membutuhkan waktu sekitar 30 bulan, terhitung sejak akhir tahun ini. Dengan pembiayaan Rp796 miliar dari BNI, sambung dia, diharapkan pembangunan pabrik amonium nitrat ini dapat terealisasi tepat waktu guna mendorong terlaksananya kemandirian industri bahan peledak di Indonesia, sehingga industri bahan peledak nasional bisa menjadi "tuan di negeri sendiri".
Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro, Eko Cahyo, mengatakan BNI mendukung penuh bisnis PT Dahana (Persero) dan PT Pupuk Kalimantan Timur demi mewujudkan kemandirian industri bahan peledak di dalam negeri. Dalam hal ini, amonium nitrat yang merupakan bahan baku utama bahan peledak yang akan mendukung industri pertambangan.
PT Kaltim Amonium Nitrat merupakan perusahaan patungan antara Dahana melalui anak usahanya PT Dahana Investama Corp dengan PT Pupuk Kalimantan Timur yang merupakan anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero). Menurut Anggoro, BNI telah memberikan dukungan pemenuhan kebutuhan pembiayaan kepada para pemegang saham PT Kaltim Amonium Nitrat yaitu Dahana sejak tahun 2012 dan PT Pupuk Kalimantan Timur sejak 2013.
Direktur Utama Dahana, Budi Antono, menerangkan seluruh produk yang dihasilkan dari pabrik amonium nitrat ini akan diambil oleh Dahana untuk memenuhi sebagian kebutuhan amonium nitrat PT Dahana. Adapun bahan baku utama untuk produksi amonium nitrat yaitu amoniak akan disediakan oleh PT Pupuk Kalimantan Timur.
"Dengan dibangunnya pabrik amonium nitrat ini diharapkan dapat menjadi katalisator bagi tumbuh kembangnya industri turunan, baik untuk komersial maupun untuk industri pertahanan," ujarnya di Jakarta Selasa (26/11/2019).
Dengan total investasi sekitar Rp1,1 triliun, pembangunan pabrik amonium nitrat akan dikerjakan oleh konsorsium PT Wijaya Karya dan Sedin Engineering Co Ltd.
Pembangunannya akan membutuhkan waktu sekitar 30 bulan, terhitung sejak akhir tahun ini. Dengan pembiayaan Rp796 miliar dari BNI, sambung dia, diharapkan pembangunan pabrik amonium nitrat ini dapat terealisasi tepat waktu guna mendorong terlaksananya kemandirian industri bahan peledak di Indonesia, sehingga industri bahan peledak nasional bisa menjadi "tuan di negeri sendiri".
(ven)