Pertamina Pasang Target Laba Bersih Rp31,6 Triliun di 2020
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menargetkan laba bersih tahun depan mencapai USD2,2 miliar atau sekitar Rp31,6 triliun dengan asumsi kurs dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 Rp14.400 per dolar Amerika Serikat (USD). Target tersebut meningkat sebesar 10% dibandingkan proyeksi laba bersih tahun ini sebesar USD2 miliar.
Peningkatan kinerja perusahaan ditopang dari kinerja produksi migas serta penjualan bahan bakar minyak (BBM) sesuai dengan asumsi harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) dan kurs rupiah yang ditetapkan dalam APBN 2020. "Target itu saya pikir sesuai dengan apa yang telah disampaikan pemerintah. Kami mengikuti asumsi-asumsi dasar tersebut," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Menurut dia produksi migas perseroan tahun depan ditargetkan mencapai 923 ribu barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day/boepd) atau meningkat dari proyeksi tahun ini sebesar 906 ribu boepd.
Rinciannya produksi minyak sebesar 430 ribu barel per hari dan produksi gas mencapai 2.857 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd)."Sebab itu tahun depan akan investasi tinggi di hulu mencapai 60% dari total investasi. Kami mengalokasikan USD3,7 miliar," ungkapnya.
Sedangkan untuk penjualan BBM tahun depan, diperkirakan mencapai 23,43 juta kiloliter (kl) atau meningkat 5,3% dengan total volume penjualan produk minyak ditargetkan mencapai 90,83 juta kl.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Tajudin Noor menambahkan, peningkatan laba bersih Pertamina disebabkan lantaran penetapan ICP dalam APBN 2020. Patokan harga minyak Indoenesia yang semula ditetapkan sebesar USD70 per barel turun menjadi USD63 per barel akan berpengaruh terhadap turunnya beban impor BBM.
Sebagai informasi, Pertamina bakal mengimpor sekitar 4,75 juta barel minyak tahun depan. Selain minyak mentah, perseroan juga mengimpor beberapa produk dengan total rata-rata volume pengiriman per bulan mencapai 11 juta barel. Beberapa produk tersebut adalah produk bensin seperti Premium dan Pertamax Series.
Sementara Pertamina akan mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2020 sebesar USD7,8 miliar atau setara Rp109,9 triliun. Jumlah tersebut itu mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun ini sebesar USD4,5 miliar atau setara Rp64,43 triliun. Sedangkan berdasarkan target rencana kerja perseroan Pertamina menargetkan pendapatan sebesar USD58,33 miliar tahun depan.
Peningkatan kinerja perusahaan ditopang dari kinerja produksi migas serta penjualan bahan bakar minyak (BBM) sesuai dengan asumsi harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) dan kurs rupiah yang ditetapkan dalam APBN 2020. "Target itu saya pikir sesuai dengan apa yang telah disampaikan pemerintah. Kami mengikuti asumsi-asumsi dasar tersebut," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Menurut dia produksi migas perseroan tahun depan ditargetkan mencapai 923 ribu barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day/boepd) atau meningkat dari proyeksi tahun ini sebesar 906 ribu boepd.
Rinciannya produksi minyak sebesar 430 ribu barel per hari dan produksi gas mencapai 2.857 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd)."Sebab itu tahun depan akan investasi tinggi di hulu mencapai 60% dari total investasi. Kami mengalokasikan USD3,7 miliar," ungkapnya.
Sedangkan untuk penjualan BBM tahun depan, diperkirakan mencapai 23,43 juta kiloliter (kl) atau meningkat 5,3% dengan total volume penjualan produk minyak ditargetkan mencapai 90,83 juta kl.
Sekretaris Perusahaan Pertamina Tajudin Noor menambahkan, peningkatan laba bersih Pertamina disebabkan lantaran penetapan ICP dalam APBN 2020. Patokan harga minyak Indoenesia yang semula ditetapkan sebesar USD70 per barel turun menjadi USD63 per barel akan berpengaruh terhadap turunnya beban impor BBM.
Sebagai informasi, Pertamina bakal mengimpor sekitar 4,75 juta barel minyak tahun depan. Selain minyak mentah, perseroan juga mengimpor beberapa produk dengan total rata-rata volume pengiriman per bulan mencapai 11 juta barel. Beberapa produk tersebut adalah produk bensin seperti Premium dan Pertamax Series.
Sementara Pertamina akan mengalokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2020 sebesar USD7,8 miliar atau setara Rp109,9 triliun. Jumlah tersebut itu mengalami peningkatan signifikan dibandingkan tahun ini sebesar USD4,5 miliar atau setara Rp64,43 triliun. Sedangkan berdasarkan target rencana kerja perseroan Pertamina menargetkan pendapatan sebesar USD58,33 miliar tahun depan.
(akr)