Subsidi BBM Solar Membengkak Harus Jadi Tantangan Bagi Pertamina

Jum'at, 29 November 2019 - 17:46 WIB
Subsidi BBM Solar Membengkak Harus Jadi Tantangan Bagi Pertamina
Subsidi BBM Solar Membengkak Harus Jadi Tantangan Bagi Pertamina
A A A
JAKARTA - Penerapan teknologi seharusnya bisa diterapkan sebagai upaya mengurangi subsisi BBM solar, yang seperti diketahui tahun ini dipastikan jebol. Berdasarkan laporan Pertamina, kuota solar berubsisdi yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar 14,5 juta kiloliter (kl) telah habis hingga November 2019 ini sehingga harus menambah kuota untuk mengamankan pasokan.

Koordinator BUMN Watch Naldy Nazar N Haroen mengatakan, permintaan tambahan kuota solar subsidi menjadi 17 juta kiloliter (KL) pada tahun 2020 mendatang harus dilihat dalam dua sisi. Di satu sisi, kalau hanya kemudian meminta tambahan anggaran subsidi ke pemerintah, menurutnya tidak dibutuhkan direksi yang pinter dan dibayar mahal.

Menurutnya untuk mengurangi subsidi, salah satu jalan keluarnya adalah melalui teknologi dan inovasi yang bisa melakukan penghematan atau pengurangan subsidi. Sisi teknologi dan inovasi inilah yang menjadi concern utama Presiden Jokowi. "Justru sebaliknya ini harus menjadi tantangan bagi Direksi PT Pertamina untuk mengatasi masalah ini," ujar Naldy Haroen

"Bahkan untuk efisiensi atau pengurangan loss di sisi distribusi atau supply chain dapat menggunakan teknologi IOT (Internet of Things) yang banyak dikuasai oleh anak bangsa," sambungnya.

Naldy meminta Dirut Pertamina tidak hanya meminta kepada negara untuk penambahan anggaran untuk melakukan subsidi. "Dirut Pertamina jangan hanya pandai merengek meminta tambahan anggaran subsidi. Tetapi harus mampu untuk tidak melakukan business as usual dengan melakukan inovasi baru," tegasnya.

Sambung dia mengungkapkan, setiap barang yang bersubsidi dari pemerintah selama ini menjadi bahan yang diperebutkan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan pribadinya. "Barang bersubsidi banyak yang tidak tepat sasaran. Sehingga, hal ini akan merugikan pemerintah," terang dia.

Dikatakan olehnya Presiden Jokowi selalu menekankan ada inovasi dan berpikir out of the box. Saat ini lanjut Naldy Haroen, ada salah satu penemuan technolgy seorang anak bangsa dari Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bekerja sama dengan salah satu perusahaan Jepang. Anak bangsa itu telah menemukan suatu technology yang di sebut Mix Fuel alatnya namanya AHFP (Aqua Hybrid Fuel Plant). "Prinsipnya dengan technology dapat menduplikasi volume solar sampai 50 % jadi akan bisa mengurangi subsidi sampai 34 %," tutur Naldy.

Penemuan anak bangsa ini menurutnya belum di respon positif oleh pihak Pertamina. Padahal dengan technology ini Pertamina tidak akan mengeluarkan investasi apapun. "Yang akan investasi adalah pihak yang memiliki mesin dan technology ini. Jadi Pertamina tidak perlu mengeluarkan uang," tegasnya.

Ia berharap, Jokowi bisa menerima kedatangan penemu technology ini untuk melakukan pemaparan. "Pihak penemu technology ini mengharapkan dapat mempresentasikan ke Presiden Jokowi. Hal ini sesuai dengan misi dan visi presiden harus ada inovasi baru dan tidak terpaku pada sistem lama yang sudah ada," pungkas Naldy Haroen.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7892 seconds (0.1#10.140)