Tanaman Pangan Ditargetkan Bisa Tingkatkan Ekspor 3 Kali Lipat

Selasa, 03 Desember 2019 - 08:17 WIB
Tanaman Pangan Ditargetkan Bisa Tingkatkan Ekspor 3 Kali Lipat
Tanaman Pangan Ditargetkan Bisa Tingkatkan Ekspor 3 Kali Lipat
A A A
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan bisa meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat pada sektor tanaman pangan. Guna merealisasikan target tersebut, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengusung jargon Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor)

“Kalau tadi dilaporkan 11.000 ton porang diekspor ke Malaysia, China, Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, dan Hong Kong, maka kita akan membuat angka itu menjadi tiga kali lipat. Gerakan ini kita namakan Gratieks, gerakan tiga kali ekspor,” ujar Syahrul pada acara rapat koordinasi Peningkatan Investasi dan Ekspor Tanaman Pangan di Jakarta kemarin.

Menurut Syahrul, pertanian menjanjikan banyak hal. Kala ekonomi bangsa melemah, ada dua hal yang harus dilakukan, yakni memperkuat investasi secara masif dan melakukan ekspor dalam jumlah besar. “Kami memosisikan sebagai public support. Para pengusaha dan petani silakan berbagi profit sehingga benefit, nilai kebermanfaatan akan dirasakan oleh seluruh masyarakat luas,” kata Syahrul.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengatakan, ekspor sektor tanaman pangan pada 2019 mencapai 200.000 ton atau senilai Rp2 triliun. “Kacang hijau yang masa tanamnya singkat, sekitar 2 bulan, adalah salah satu komoditas tanaman pangan yang menjadi favorit untuk diekspor. Jumlahnya mencapai 33.000 ton. Selain itu, ada porang, jumlahnya mencapai 11.000 ton,” ungkap Suwandi.

Potensi ekspor dari sektor tanaman pangan masih terbuka dan memiliki ceruk pasar yang besar. Suwandi menjelaskan, dengan inovasi dan teknologi bioindustri setidaknya ada 34 jenis produk padi, 41 jenis produk jagung, dan 28 jenis produk ubi kayu yang bisa dikembangkan dan menjanjikan di pasar internasional.

“Dukungan dari pihak perbankan dan asuransi sangat dibutuhkan. Dan itu sudah coba kami lakukan. Contohnya dengan melibatkan pihak asuransi dengan skema komersial untuk melayani petani jagung yang meng-cover lahan dengan total luas 44.000 hektare (ha),” kata Suwandi.

Suwandi juga menyampaikan bahwa tengah dilakukan uji coba penanaman sorgum di Provinsi Sumatera Utara. Selama ini sorgum banyak terdapat di Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), dan di Pulau Jawa.

Kacuk Sumarto, pengusaha perkebunan kelapa sawit yang hadir pada kesempatan tersebut mengatakan bahwa dirinya bersama para petani sawit di Sumatera Utara telah menanam sorgum di sela-sela tanaman sawit. Ide menanam sorgum untuk meningkatkan ketahanan pangan petani sawit saat dilakukan peremajaan sawit.

“Jika dalam satu tahun ada target peremajaan sawit rakyat seluas 180.000 ha, maka akan diperoleh potensi hasil per tahun biji sorgum 3,5 juta ton, nira sorgum 2,5 juta ton, bioethanol 1 juta ton, pakan ternak hijauan 27 juta ton yang setara untuk menghidupi 2,5 juta ternak lembu, pupuk organik 10 juta ton,” ujar Kacuk Sumarto.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4343 seconds (0.1#10.140)