Arahan Menteri Erick, Ini Strategi AP II Usai Kuasai Saham Gapura Angkasa
A
A
A
JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) alias AP II baru saja resmi menjadi pemegang saham pengendali PT Gapura Angkasa dengan kepemilikan 46,62% saham. Menyusul hal itu AP II akan memacu kinerja PT Gapura Angkasa agar dapat lebih optimal dalam mendukung industri penerbangan nasional.
"PT Gapura Angkasa adalah perusahaan dengan bisnis utamanya adalah jasa ground handling yang mendukung penerbangan dan sektor kebandarudaraan. Kinerja di bisnis tersebut kami dorong agar PT Gapura Angkasa dapat benar-benar menghasilkan efisiensi dalam industri penerbangan nasional. Tujuannya adalah meningkatkan konektivitas udara di Indonesia," ujar President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Adapun strategi guna mewujudkan efisiensi tersebut di antaranya adalah dengan menyinergikan lini bisnis operator bandara yang dijalankan PT Angkasa Pura II dengan lini bisnis ground handling dari PT Gapura Angkasa. “Konsep besarnya adalah Portfolio Alignment, artinya penyesuaian dan konsolidasi lini usaha antara lini bisnis airport operator dan ground handling operator,” ungkap Muhammad.
Sambung dia mengungkapkan, PT Gapura Angkasa juga akan menerapkan konsep Smart and Connected Airport yang selama ini sudah dilakukan PT Angkasa Pura II, agar keseluruhan operasional bandara dapat berjalan secara efisien dan efektif. “Fokus ke depan adalah mengintegrasikan implementasi Smart and Connected Airport dalam satu ekosistem antara airside operation dan landside operation pada operasi bandar udara,” paparnya.
Lebih lanjut, PT Angkasa Pura II dan PT Gapura Angkasa juga akan bersinergi dalam mengembangkan bisnis. Hal ini merupakan strategi PT Angkasa Pura II dalam mendorong peningkatan bisnis nonaeronautika dengan mengejar bisnis baru (new wave business).
“Ke depannya, melalui program sinergi group, PT Angkasa Pura II dan PT Gapura Angkasa akan memperluas cakupan portofolionya pada passenger services and operation, infrastructure services, termasuk cargo & special cargo handling,” jelasnya.
PT Gapura Angkasa adalah salah satu penyedia jasa ground handling terbesar di Indonesia serta memiliki prospek untuk lebih berkembang ke depannya. Pada 2018, PT Gapura Angkasa beroperasi di lebih dari 55 bandara di Indonesia, menangani sebanyak 80 juta penumpang pesawat dan 59 juta bagasi penumpang, serta mencatatkan tingkat on time performance dari maskapai yang dilayani mencapai 99,44%.
Selain ground handling, jasa yang disediakan PT Gapura Angkasa antara lain pergudangan (warehousing) dan layanan kargo. Saat ini pemegang saham di PT Gapura Angkasa adalah PT Angkasa Pura II (46,62%), PT Garuda Indonesia Tbk (45,62%) dan PT Angkasa Pura I (7,76%).
"PT Gapura Angkasa adalah perusahaan dengan bisnis utamanya adalah jasa ground handling yang mendukung penerbangan dan sektor kebandarudaraan. Kinerja di bisnis tersebut kami dorong agar PT Gapura Angkasa dapat benar-benar menghasilkan efisiensi dalam industri penerbangan nasional. Tujuannya adalah meningkatkan konektivitas udara di Indonesia," ujar President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Adapun strategi guna mewujudkan efisiensi tersebut di antaranya adalah dengan menyinergikan lini bisnis operator bandara yang dijalankan PT Angkasa Pura II dengan lini bisnis ground handling dari PT Gapura Angkasa. “Konsep besarnya adalah Portfolio Alignment, artinya penyesuaian dan konsolidasi lini usaha antara lini bisnis airport operator dan ground handling operator,” ungkap Muhammad.
Sambung dia mengungkapkan, PT Gapura Angkasa juga akan menerapkan konsep Smart and Connected Airport yang selama ini sudah dilakukan PT Angkasa Pura II, agar keseluruhan operasional bandara dapat berjalan secara efisien dan efektif. “Fokus ke depan adalah mengintegrasikan implementasi Smart and Connected Airport dalam satu ekosistem antara airside operation dan landside operation pada operasi bandar udara,” paparnya.
Lebih lanjut, PT Angkasa Pura II dan PT Gapura Angkasa juga akan bersinergi dalam mengembangkan bisnis. Hal ini merupakan strategi PT Angkasa Pura II dalam mendorong peningkatan bisnis nonaeronautika dengan mengejar bisnis baru (new wave business).
“Ke depannya, melalui program sinergi group, PT Angkasa Pura II dan PT Gapura Angkasa akan memperluas cakupan portofolionya pada passenger services and operation, infrastructure services, termasuk cargo & special cargo handling,” jelasnya.
PT Gapura Angkasa adalah salah satu penyedia jasa ground handling terbesar di Indonesia serta memiliki prospek untuk lebih berkembang ke depannya. Pada 2018, PT Gapura Angkasa beroperasi di lebih dari 55 bandara di Indonesia, menangani sebanyak 80 juta penumpang pesawat dan 59 juta bagasi penumpang, serta mencatatkan tingkat on time performance dari maskapai yang dilayani mencapai 99,44%.
Selain ground handling, jasa yang disediakan PT Gapura Angkasa antara lain pergudangan (warehousing) dan layanan kargo. Saat ini pemegang saham di PT Gapura Angkasa adalah PT Angkasa Pura II (46,62%), PT Garuda Indonesia Tbk (45,62%) dan PT Angkasa Pura I (7,76%).
(akr)