Potensi Sektor Perikanan Capai USD160 Miliar, International Fish Market Didorong
A
A
A
JAKARTA - Berdasarkan perhitungan Kementerian PPN/Bappenas dalam lima tahun ke depan, sektor perikanan akan bertambah sekitar USD 100-160 miliar atau sekitar 8 hingga 11% dari Gross Domestic Product (GDP). Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menerangkan, Enabler yang paling mungkin adalah menata ulang tempat pelelangan ikan.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Hotel Borobudur, Jakarta. Menteri Suharso menawarkan solusi berupa pembuatan pelelangan ikan berskala internasional.
“Indonesia hingga saat ini belum punya international fish market. Di Utara Indonesia (Filipina dan Jepang), ada international fish market, di Selatan kita (Australia) ada, di Barat juga ada, di Jepang malah ada beberapa. Intinya, international fish market harus segera dimulai. Dalam data Kementerian PPN/Bappenas, sudah ada tiga tempat yang sudah dinilai punya kemungkinan, dan yang paling berpotensi adalah di Likupang, Sulawesi Utara," jelas Menteri Suharso.
Sambung dia menjelaskan, alasan mengapa di Likupang dibangun hotel berbintang lima dan fasilitas internasional, karena merupakan salah satu syarat untuk membangun international fish market. Likupang merupakan perairan yang memiliki potensi di bidang ikan tuna jenis blue fin dan yellow fin. Selama ini, potensi besar itu diambil oleh negara tetangga.
“Pada tahun 1990-an sudah ada rencana pembangunan dan itu menjadi syarat membuat international fish market. Saya sampaikan ke Presiden, di Likupang sudah ada backwork-nya, tempat pengelolaan ikan dan beberapa fasilitas lain. Di Likupang ada dua jenis ikan, yaitu blue fin dan yellow fin tuna," beber Menteri Suharso.
Menurut penelitian yang dilakukan peneliti Norwegia, diterangkan olehnya ikan itu saat remaja masuk di Teluk Tomini. Saat blue fin itu naik ke atas atau ke arah Utara, ikan itu ditangkap oleh nelayan Filipina dan Jepang. Sementara, saat yellow fin turun ke bawah atau ke arah Selatan maka ditangkap Australia
Menanggapi hal itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberikan tanggapan baik mengenai pembuatan international fish market dan berjanji akan menindaklanjutinya sebagai kelanjutan dari program Presiden yang harus diwujudkan.
“Karena sudah disampaikan mengenai international fish market, maka itu merupakan perintah buat saya. Karena hal itu juga sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo terkait pembangunan infrastruktur yang memang harus tetap berlanjut. Saya berjanji akan support Kementerian KKP, termasuk pembuatan international fish market yang diajukan oleh Menteri Bappenas. Apa yang kita jalankan sekarang adalah merealisasikan program Presiden," tutur Menteri Basuki.
Turut hadir dalam Rakornas ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait pembangunan dan pengembangan regulasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama dengan Kepala BPJS Ketenagakerjaan, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian PUPR.
Dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Hotel Borobudur, Jakarta. Menteri Suharso menawarkan solusi berupa pembuatan pelelangan ikan berskala internasional.
“Indonesia hingga saat ini belum punya international fish market. Di Utara Indonesia (Filipina dan Jepang), ada international fish market, di Selatan kita (Australia) ada, di Barat juga ada, di Jepang malah ada beberapa. Intinya, international fish market harus segera dimulai. Dalam data Kementerian PPN/Bappenas, sudah ada tiga tempat yang sudah dinilai punya kemungkinan, dan yang paling berpotensi adalah di Likupang, Sulawesi Utara," jelas Menteri Suharso.
Sambung dia menjelaskan, alasan mengapa di Likupang dibangun hotel berbintang lima dan fasilitas internasional, karena merupakan salah satu syarat untuk membangun international fish market. Likupang merupakan perairan yang memiliki potensi di bidang ikan tuna jenis blue fin dan yellow fin. Selama ini, potensi besar itu diambil oleh negara tetangga.
“Pada tahun 1990-an sudah ada rencana pembangunan dan itu menjadi syarat membuat international fish market. Saya sampaikan ke Presiden, di Likupang sudah ada backwork-nya, tempat pengelolaan ikan dan beberapa fasilitas lain. Di Likupang ada dua jenis ikan, yaitu blue fin dan yellow fin tuna," beber Menteri Suharso.
Menurut penelitian yang dilakukan peneliti Norwegia, diterangkan olehnya ikan itu saat remaja masuk di Teluk Tomini. Saat blue fin itu naik ke atas atau ke arah Utara, ikan itu ditangkap oleh nelayan Filipina dan Jepang. Sementara, saat yellow fin turun ke bawah atau ke arah Selatan maka ditangkap Australia
Menanggapi hal itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberikan tanggapan baik mengenai pembuatan international fish market dan berjanji akan menindaklanjutinya sebagai kelanjutan dari program Presiden yang harus diwujudkan.
“Karena sudah disampaikan mengenai international fish market, maka itu merupakan perintah buat saya. Karena hal itu juga sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo terkait pembangunan infrastruktur yang memang harus tetap berlanjut. Saya berjanji akan support Kementerian KKP, termasuk pembuatan international fish market yang diajukan oleh Menteri Bappenas. Apa yang kita jalankan sekarang adalah merealisasikan program Presiden," tutur Menteri Basuki.
Turut hadir dalam Rakornas ini, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait pembangunan dan pengembangan regulasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama dengan Kepala BPJS Ketenagakerjaan, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian PUPR.
(akr)