Sanitasi Berbasis Masyarakat, Ubah Perilaku di 58 Kabupaten/Kota

Sabtu, 07 Desember 2019 - 10:05 WIB
Sanitasi Berbasis Masyarakat,...
Sanitasi Berbasis Masyarakat, Ubah Perilaku di 58 Kabupaten/Kota
A A A
JAKARTA - Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, telah menjalankan program Sanimas IsDB (Sanitasi Berbasis Masyarakat) sejak 2014. Hasilnya, hingga lima tahun ini (2019) sudah terbangun instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) di 1.800 titik di 58 kabupaten/kota di 13 provinsi.

Itu artinya, program ini sudah memberikan manfaat yang cukup besar bagi masyarakat di 13 provinsi di Indonesia itu, yakni Kalimantan Barat, Banten, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Aceh, Bangka Belitung, dan DKI Jakarta. Diharapkan lewat program ini, masyarakat bisa mendapatkan lingkungan lebih bersih, sehat, dan nyaman.

“Sanimas IsDB telah berhasil membawa perubahan. Sebuah program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan yang mengubah lingkungan menjadi bersih dan membentuk karakter masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat,” ujar Prasetyo, direktur pengembangan penyehatan lingkungan permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, di Jakarta, Kamis (5/12).

Dia mengatakan, dengan program tersebut, banyak perubahan yang terjadi di masyarakat yang mendapatkan program Sanimas IsDB. Kini, tidak terlihat lagi perilaku buang air besar sembarangan di permukiman berbasis Sanimas IsDB, baik dibuang ke dalam saluran drainase, kebun pekarangan, maupun sungai. Saluran drainase di kawasan itu juga tampak semakin bersih dan kering karena limbah rumah tangga dari dapur dan kamar mandi dialirkan melalui jaringan pipa menuju IPAL.

”Program Sanimas IsDB juga ikut menyadarkan masyarakat akan arti disiplin. Setiap satu pekan pemanfaat program ini wajib membersihkan bak kontrol dari kotoran agar tidak menyumbat di saluran pipa,” katanya.

Kotoran, terutama lemak, mendominasi bak kontrol ataupun manhole. Kotoran harus dibersihkan agar pengolahan lumpur tinja dan kotoran lainnya pada inlet––bak pengolahan lumpur––berjalan lancar. Itu agar limbah cair berupa air yang keluar dari outlet berkategori aman untuk lingkungan dan makhluk hidup.

Contohnya di Kampung Bunder, Kelurahan Bunder, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten.

Program Sanimas terwujud dengan hasil memuaskan. “Pemandangan kumuh, kotor, dan beraroma tidak sedap yang dulu kerap mewarnai lingkungan, kini telah berubah. Lingkungan menjadi lebih bersih dan tertata sejak program Sanimas IsDB hadir,” ujar Prasetyo.

Hal sama terjadi di Kecamatan Makasar, Kelurahan Makasar, Jakarta Timur. Kehadiran Sanimas IsDB dalam membangun sarana dan prasarana pengolahan air limbah di wilayah RT 18 RW 03 Kelurahan Makasar telah menjawab keinginan masyarakat yang berpenghasilan rendah, lingkungan padat, kumuh, dan sanitasi yang tidak memadai.

“Dalam kondisi lingkungan yang sudah kondusif, sehat dan bersih, langkah perawatan menempati posisi penting agar dapat terus beroperasi. Masyarakat pengguna secara sukarela sepakat membayar iuran yang dipungut KPP,” kata Prasetyo.

Hal serupa dilakukan di Kelurahan Sindangrasa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Jawa Barat, kawasan yang terbilang permukiman padat penduduk. Kelurahan ini dihuni 12.384 jiwa, dan program Sanimas IsDB hadir di RW 1 dengan penduduk 1.083 jiwa. (Ananda Nararya)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0932 seconds (0.1#10.140)