KPR Rp300 Triliun Telah Disalurkan BTN Biayai 5 Juta Warga Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) KPR ke 43 yang jatuh pada tanggal 10 Desember mendatang, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mengukuhkan posisinya sebagai Bank yang fokus pada segmen properti dan menjadi kontributor utama untuk membantu pemerintah dalam mensukseskan Program Sejuta Rumah.
Sejak merilis KPR pada tahun 1976, Bank yang sebelumnya bernama Postpaarbank ini telah menyalurkan pembiayaan KPR yang diperuntukkan sekitar 5 juta rumah, dengan nilai kredit mencapai sekitar yang Rp300 triliun. Adapun khusus KPR subsidi, kredit yang disalurkan Bank BTN menempati porsi paling besar mencapai 3,46 juta unit rumah dengan nilai kredit sekitar Rp159,97 triliun.
“Besarnya porsi penyaluran KPR Subsidi berkat kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) dalam menyukseskan Program Sejuta Rumah,” kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury usai melepas lebih dari 1.000 peserta fun bike dalam rangka HUT Ke43 KPR Bank BTN di Jakarta, Minggu (8/12/2019).
Program Sejuta Rumah merupakan program yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo dan telah berjalan sejak tahun 2015. Dalam hal ini Kementerian PUPR menggandeng perbankan termasuk Bank BTN untuk mendukung pembiayaan program tersebut dengan berbagai skema, di antaranya FLPP dan BP2BT dan Bantuan Uang Muka atau BUM.
Bank BTN memiliki peran besar dan tetap menjadi penguasa pangsa KPR Subsidi sekitar 91,55% (data per September 2019). Perseroan akan terus melakukan upaya percepatan penyaluran KPR Subsidi kepada masyarakat dan tepat sasaran sesuai yang diamanahkan Kementerian PUPR, tegas Pahala menjelaskan.
Momentum HUT Ke 43 KPR tersebut, diharapkan Pahala akan menjadi momentum Bank BTN untuk melakukan inovasi dalam membuat model bisnis pembiayaan perumahan maupun tabungan untuk melayani kebutuhan hunian bagi masyarakat sekaligus bagaimana perseroan ke depan dapat menggaet segmen milenial.
Selain itu, perseroan akan lebih berfokus pada pentingnya pembenahan proses bisnis di BTN agar dapat meningkatkan kualitas produk dan layanannya sehingga Bank BTN dapat tumbuh secara berkelanjutan, tambahnya.
“Pasar KPR sudah sangat sesak baik subsidi maupun non subsidi. Posisi Bank BTN sebagai Bank yang besar dengan core business pembiayaan perumahan bagi masyarakat dengan dominasi KPR secara nasional perlu untuk bagaimana ke depan mencari terobosan dan inovasi baru agar Bank BTN menjadi top of mind seluruh generasi, baik milenial, generasi X maupun baby boomers jika bicara tentang KPR,” kata Pahala.
Dengan tumbuhnya generasi muda yang akan menguasai dunia, menjadi penting bagaimana Bank BTN yang sudah besar dengan image sebagai bank yang berpengalaman dalam pembiayaan perumahan di Indonesia, ke depan harus sudah siap untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu menjadi penting bagi perseroan dalam berinovasi bagaimana akan muncul produk baru dengan layanan baru untuk menggaet para generasi muda tersebut terutama dalam kebutuhan hunian.
Perseroan telah memiliki produk khusus bagi melenial yang diluncurkan pada triwulan III tahun 2018 lalu. "Kita akan menyempurnakan produk tersebut agar lebih memudahkan generasi milenial mendapatkan rumah impiannya sekaligus produk perbankan berbasis digital yang mendukung kebutuhannya," tegas Pahala.
Produk KPR Gaess menjadi perhatian manajemen karena generasi yang lahir tahun 1981-2000 ini berdasarkan riset Badan Pusat Statistik akan mendominasi populasi penduduk Indonesia, atau sekitar 34% atau sebesar 83 juta jiwa pada tahun 2020. Segmen ini menjadi ceruk pasar yang menjanjikan bagi perbankan, karena sebagian besar milenial merupakan golongan kelas menengah yang menjadi penggerak ekonomi bangsa.
“Namun, tidak seluruh generasi milenial dapat atau mau mengajukan KPR, untuk itu kita perlu melakukan edukasi dan inovasi serta meracik skema-skema program dan produk yang dapat memenuhi kebutuhan layanan perbankan sesuai selera milenial,” katanya.
Tahun 2020, diyakini Pahala akan menjadi titik balik bagi bank BTN untuk melakukan transformasi baik secara internal maupun eksternal. “Kami sudah memiliki nomenklatur yang berbeda dengan Bank lain. Dengan adanya Direksi yang khusus menanangani Big Data Analytics, kami optimis ke depan akan dapat memanfaatkan data konsumen kami untuk melakukan inovasi produk perbankan digital yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan konsumen kami,” tutup Pahala.
Sejak merilis KPR pada tahun 1976, Bank yang sebelumnya bernama Postpaarbank ini telah menyalurkan pembiayaan KPR yang diperuntukkan sekitar 5 juta rumah, dengan nilai kredit mencapai sekitar yang Rp300 triliun. Adapun khusus KPR subsidi, kredit yang disalurkan Bank BTN menempati porsi paling besar mencapai 3,46 juta unit rumah dengan nilai kredit sekitar Rp159,97 triliun.
“Besarnya porsi penyaluran KPR Subsidi berkat kepercayaan dan dukungan yang telah diberikan Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) dalam menyukseskan Program Sejuta Rumah,” kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury usai melepas lebih dari 1.000 peserta fun bike dalam rangka HUT Ke43 KPR Bank BTN di Jakarta, Minggu (8/12/2019).
Program Sejuta Rumah merupakan program yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo dan telah berjalan sejak tahun 2015. Dalam hal ini Kementerian PUPR menggandeng perbankan termasuk Bank BTN untuk mendukung pembiayaan program tersebut dengan berbagai skema, di antaranya FLPP dan BP2BT dan Bantuan Uang Muka atau BUM.
Bank BTN memiliki peran besar dan tetap menjadi penguasa pangsa KPR Subsidi sekitar 91,55% (data per September 2019). Perseroan akan terus melakukan upaya percepatan penyaluran KPR Subsidi kepada masyarakat dan tepat sasaran sesuai yang diamanahkan Kementerian PUPR, tegas Pahala menjelaskan.
Momentum HUT Ke 43 KPR tersebut, diharapkan Pahala akan menjadi momentum Bank BTN untuk melakukan inovasi dalam membuat model bisnis pembiayaan perumahan maupun tabungan untuk melayani kebutuhan hunian bagi masyarakat sekaligus bagaimana perseroan ke depan dapat menggaet segmen milenial.
Selain itu, perseroan akan lebih berfokus pada pentingnya pembenahan proses bisnis di BTN agar dapat meningkatkan kualitas produk dan layanannya sehingga Bank BTN dapat tumbuh secara berkelanjutan, tambahnya.
“Pasar KPR sudah sangat sesak baik subsidi maupun non subsidi. Posisi Bank BTN sebagai Bank yang besar dengan core business pembiayaan perumahan bagi masyarakat dengan dominasi KPR secara nasional perlu untuk bagaimana ke depan mencari terobosan dan inovasi baru agar Bank BTN menjadi top of mind seluruh generasi, baik milenial, generasi X maupun baby boomers jika bicara tentang KPR,” kata Pahala.
Dengan tumbuhnya generasi muda yang akan menguasai dunia, menjadi penting bagaimana Bank BTN yang sudah besar dengan image sebagai bank yang berpengalaman dalam pembiayaan perumahan di Indonesia, ke depan harus sudah siap untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untuk itu menjadi penting bagi perseroan dalam berinovasi bagaimana akan muncul produk baru dengan layanan baru untuk menggaet para generasi muda tersebut terutama dalam kebutuhan hunian.
Perseroan telah memiliki produk khusus bagi melenial yang diluncurkan pada triwulan III tahun 2018 lalu. "Kita akan menyempurnakan produk tersebut agar lebih memudahkan generasi milenial mendapatkan rumah impiannya sekaligus produk perbankan berbasis digital yang mendukung kebutuhannya," tegas Pahala.
Produk KPR Gaess menjadi perhatian manajemen karena generasi yang lahir tahun 1981-2000 ini berdasarkan riset Badan Pusat Statistik akan mendominasi populasi penduduk Indonesia, atau sekitar 34% atau sebesar 83 juta jiwa pada tahun 2020. Segmen ini menjadi ceruk pasar yang menjanjikan bagi perbankan, karena sebagian besar milenial merupakan golongan kelas menengah yang menjadi penggerak ekonomi bangsa.
“Namun, tidak seluruh generasi milenial dapat atau mau mengajukan KPR, untuk itu kita perlu melakukan edukasi dan inovasi serta meracik skema-skema program dan produk yang dapat memenuhi kebutuhan layanan perbankan sesuai selera milenial,” katanya.
Tahun 2020, diyakini Pahala akan menjadi titik balik bagi bank BTN untuk melakukan transformasi baik secara internal maupun eksternal. “Kami sudah memiliki nomenklatur yang berbeda dengan Bank lain. Dengan adanya Direksi yang khusus menanangani Big Data Analytics, kami optimis ke depan akan dapat memanfaatkan data konsumen kami untuk melakukan inovasi produk perbankan digital yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan konsumen kami,” tutup Pahala.
(akr)