Makassar New Port Dongkrak Ekspor Langsung dari Sulawesi Selatan
A
A
A
JAKARTA - Makassar New Port (MNP) yang dikelola oleh PT Pelindo IV (Persero) sudah beroperasi secara penuh sejak Maret lalu. Direktur Pelindo IV Farid Padang mengatakan, keberadaan pelabuhan ini mendongkrak ekspor langsung dari wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Ekspor terbesar dari Timur didominasi oleh Sulsel dan Maluku Utara meski masih berupa barang mentah. Sulsel sudah memulai ekspor langsung melalui Pelindo IV sejak tahun 2015, dan kebetulan kami juga akan memperpanjang kontrak dengan PT SITC," ujar Farid mewakili Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dalam acara IDX Channel Economic Outlook bertemakan "Sinergi Memperkuat Kawasan Timur Indonesia" di Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Dia juga mengatakan bahwa perkembangan ekspor di Sulsel sangat pesat meski sempat dilanda deflasi di tahun 2016.
"Kenapa bisa tumbuh? Karena dulu ekspor harus melalui Surabaya dan Jakarta. Dengan adanya direct call, ini juga memberikan efisiensi, yaitu pengiritan biaya pengiriman dan waktu," lanjut Farid.
Sebelum bisa melakukan ekspor langsung, pengiriman komoditas ekspor ke China misalnya, membutuhkan waktu hingga 24 hari karena melewati Surabaya dan Jakarta.
"Padahal kemampuan pendingin kan hanya bisa sampai 20 hari. Jika lebih dari itu, maka grade ekspor akan menurun, yang berimbas pada nilai ekspor barang mentah menjadi di-reject dan turun harganya. Eksportir akan kena harga yang murah, nelayan dan petani yang terkena dampaknya," tutur Farid. Ia mengatakan, dengan adanya pelabuhan ini, pengiriman hanya memakan waktu 9 hari saja.
Lebih lanjut ia mengatakan, nantinya akan dibangun kawasan industri seluas 1.200 hektare di area MNP. Sejauh ini, Pelindo IV memiliki 27 pelabuhan di 11 provinsi, dan perusahaan ini juga mendominasi jumlah terbanyak untuk pelabuhan komersial.
"Di New Port ini, ada perubahan pola kapal, dari yang dulu hanya bisa kapal kecil sekarang bisa memuat kapal besar. Untuk tahap pertama, sudah ada dermaga sepanjang 320 meter dengan luas 22 hektare," tutur Farid.
Selain itu, Farid mengatakan bahwa Pelindo IV juga ingin mendongkrak kawasan wisata sekitar pelabuhan yang mereka bangun. "Kami ingin membangun homebase pariwisata, sehingga di setiap pelabuhan kami ada kawasan wisatanya. Hanya saja, publikasinya yang masih kurang," tuturnya.
"Ekspor terbesar dari Timur didominasi oleh Sulsel dan Maluku Utara meski masih berupa barang mentah. Sulsel sudah memulai ekspor langsung melalui Pelindo IV sejak tahun 2015, dan kebetulan kami juga akan memperpanjang kontrak dengan PT SITC," ujar Farid mewakili Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dalam acara IDX Channel Economic Outlook bertemakan "Sinergi Memperkuat Kawasan Timur Indonesia" di Jakarta, Rabu (11/12/2019).
Dia juga mengatakan bahwa perkembangan ekspor di Sulsel sangat pesat meski sempat dilanda deflasi di tahun 2016.
"Kenapa bisa tumbuh? Karena dulu ekspor harus melalui Surabaya dan Jakarta. Dengan adanya direct call, ini juga memberikan efisiensi, yaitu pengiritan biaya pengiriman dan waktu," lanjut Farid.
Sebelum bisa melakukan ekspor langsung, pengiriman komoditas ekspor ke China misalnya, membutuhkan waktu hingga 24 hari karena melewati Surabaya dan Jakarta.
"Padahal kemampuan pendingin kan hanya bisa sampai 20 hari. Jika lebih dari itu, maka grade ekspor akan menurun, yang berimbas pada nilai ekspor barang mentah menjadi di-reject dan turun harganya. Eksportir akan kena harga yang murah, nelayan dan petani yang terkena dampaknya," tutur Farid. Ia mengatakan, dengan adanya pelabuhan ini, pengiriman hanya memakan waktu 9 hari saja.
Lebih lanjut ia mengatakan, nantinya akan dibangun kawasan industri seluas 1.200 hektare di area MNP. Sejauh ini, Pelindo IV memiliki 27 pelabuhan di 11 provinsi, dan perusahaan ini juga mendominasi jumlah terbanyak untuk pelabuhan komersial.
"Di New Port ini, ada perubahan pola kapal, dari yang dulu hanya bisa kapal kecil sekarang bisa memuat kapal besar. Untuk tahap pertama, sudah ada dermaga sepanjang 320 meter dengan luas 22 hektare," tutur Farid.
Selain itu, Farid mengatakan bahwa Pelindo IV juga ingin mendongkrak kawasan wisata sekitar pelabuhan yang mereka bangun. "Kami ingin membangun homebase pariwisata, sehingga di setiap pelabuhan kami ada kawasan wisatanya. Hanya saja, publikasinya yang masih kurang," tuturnya.
(fjo)