Erick Akui Sulit Atur 800 Anak dan Cucu Perusahan BUMN
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku sulit mengatur anak dan cucu usaha BUMN yang jumlahnya mencapai 800 perusahaan. Karena itu, penyederhanaan anak-cucu usaha BUMN penting dilakukan.
"Ada 800 anak cucu perusahaan BUMN. Siapapun menterinya enggak bisa manage, ngapalinnya saja susah," ujar Erick di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Dia mengatakan, untuk mengatur anak perusahaan BUMN ini harus ada langkah konkret agar tidak menyulitkan induk usahanya. Salah satunya dengan menyederhanakan anak perusahaan BUMN itu dengan dimerger atau bahkan ditutup jika anak perusahan itu tidak menguntungkan
"Karena itu kenapa langkah awal yang harus kita lakukan reformasi birokrasi di BUMN harus jadi kementerian yang service oriented, bukan memperpanjang birokrasi. Jadi kedua bagaimana kita mengecilkan jumlah BUMN-BUMN ini agar lebih sehat," tegasnya.
Dia pun menambahkan, peningkatan kinerja BUMN pun didasarkan pada lima visi sesuai amanat Presiden Joko Widodo. "Saya sebagai pembantu presiden ini ada lima visi. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur, karena itu BUMN banyak berperan di infrastruktur. Bangun ekosistem sehat kepada swasta, BUMD, jadi enggak mau jadi negara menara gading sendirian," jelasnya.
"Ada 800 anak cucu perusahaan BUMN. Siapapun menterinya enggak bisa manage, ngapalinnya saja susah," ujar Erick di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Dia mengatakan, untuk mengatur anak perusahaan BUMN ini harus ada langkah konkret agar tidak menyulitkan induk usahanya. Salah satunya dengan menyederhanakan anak perusahaan BUMN itu dengan dimerger atau bahkan ditutup jika anak perusahan itu tidak menguntungkan
"Karena itu kenapa langkah awal yang harus kita lakukan reformasi birokrasi di BUMN harus jadi kementerian yang service oriented, bukan memperpanjang birokrasi. Jadi kedua bagaimana kita mengecilkan jumlah BUMN-BUMN ini agar lebih sehat," tegasnya.
Dia pun menambahkan, peningkatan kinerja BUMN pun didasarkan pada lima visi sesuai amanat Presiden Joko Widodo. "Saya sebagai pembantu presiden ini ada lima visi. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur, karena itu BUMN banyak berperan di infrastruktur. Bangun ekosistem sehat kepada swasta, BUMD, jadi enggak mau jadi negara menara gading sendirian," jelasnya.
(fjo)