Trump Dimakzulkan, Sri Mulyani Sebut Ketidakpastian Ekonomi Berlanjut
A
A
A
JAKARTA - DPR Amerika Serikat (AS) resmi memakzulkan Presiden Donald Trump. Lewat mekanisme voting yang digelar Rabu (18/12) malam waktu setempat, mayoritas anggota DPR memilih untuk memakzulkan Trump karena penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan Kongres.
Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan gejolak politik yang panas ini akan membuat ketidakpastian ekonomi global meningkat.
"Keputusan untuk memakzulkan Presiden Trump ini akan memberikan ketidakpastian yang tinggi dan mempengaruhi confidence para pelaku ekonomi," ujar Sri Mulyani di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (19/12/2019). (Baca Juga: T anggapi Pemakzulan DPR, Trump: Saya Bersenang-senang! )
Dia menuturkan, ketidakpastian yang dirasakan pelaku ekonomi atau investor bisa mendorong mereka untuk mengambil langkah menunggu (wait and see) hingga melihat titik terang dimana ekonomi akan membaik. Imbasnya, investasi di sejumlah negara juga bisa terpengaruh, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia.
"Ini bakal menahan investasinya karena enggak yakin apakah ekonomi akan membaik. Keputusan menahan itu akan memperlemah ekonomi," jelasnya.
Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan gejolak politik yang panas ini akan membuat ketidakpastian ekonomi global meningkat.
"Keputusan untuk memakzulkan Presiden Trump ini akan memberikan ketidakpastian yang tinggi dan mempengaruhi confidence para pelaku ekonomi," ujar Sri Mulyani di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (19/12/2019). (Baca Juga: T anggapi Pemakzulan DPR, Trump: Saya Bersenang-senang! )
Dia menuturkan, ketidakpastian yang dirasakan pelaku ekonomi atau investor bisa mendorong mereka untuk mengambil langkah menunggu (wait and see) hingga melihat titik terang dimana ekonomi akan membaik. Imbasnya, investasi di sejumlah negara juga bisa terpengaruh, termasuk di negara berkembang seperti Indonesia.
"Ini bakal menahan investasinya karena enggak yakin apakah ekonomi akan membaik. Keputusan menahan itu akan memperlemah ekonomi," jelasnya.
(ind)