Bulog Antisipasi Lonjakan Harga Beras di Jateng Jelang Nataru
A
A
A
KENDAL - Dalam mengantisipasi terjadinya kenaikan atau gejolak harga beras jelang hari Natal dan Tahun Baru (Nataru), Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Tengah (Jateng) terus mengoptimalkan kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH). Bulog Jateng terus memantau KPSH beras medium secara masif di seluruh wilayah Jawa Tengah sepanjang tahun ini, sebagai implementasi dari Permendag RI Nomor: 718/M/DAG/SD/ 7/2019 tanggal 8 Juli 2019 kepada Perum Bulog untuk melaksanakan KPSH.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah Basirun menyatakan, realisasi pelaksanaan KPSH di Jawa Tengah per tanggal 19 Desember 2019 sebesar 43.064 ton, dengan rata-rata realisasi di bulan Desember ini sebanyak 500 ton per hari. Diperkirakan sampai dengan akhir Desember 2019 dan bulan Januari 2020 kebutuhan beras medium akan terus meningkat seiring dengan masa paceklik dan kebutuhan hari besar keagamaan nasional serta tahun baru 2020.
Bulog Jateng telah menyiapkan stoknya sebanyak 143.749 ton beras medium untuk kebutuhan KPSH. Stok tersebut belum termasuk stok Cabang Kedu dan Banyumas sebanyak 21.000 ton yang operasionalnya di bawah Kanwil Yogyakarta, dan stok yang dimiliki Bulog Jateng sangat mencukupi untuk kebutuhan operasional sampai enam bulan kedepan.
“Jadi kalau kami harus menggelontorkan stoknya 1.500 ton per hari tentu sangat siap, intinya masyarakat tidak perlu khawatir untuk ketersediaan stok beras di Jawa Tengah” kata Basirun saat mengunjungi gudang Bulog Sumberejo, Kaliwungu, Kendal, Jumat (20/12/2019).
Dari hasil pantauan, dia mengungkapkan harga beras di beberapa pasar konsumen di Jateng selama bulan Desember ini masih cukup stabil, tidak ada kenaikan. Untuk beras Premium rata-rata Rp.11.563,-/Kg (HET Rp.12.800,-/Kg), sedangkan beras Medium rata-rata Rp.9.156,- per kg (HET Rp.9.450,-/Kg).
"Namun bila memperhatikan pola pergerakan harga beras tahunan biasanya menunjukkan ada trend kenaikan harga beras sampai akhir tahun dan awal tahun berikutnya. Hal ini kami antisipasi melalui kegiatan KPSH secara masif, sehingga kenaikan harga menuju akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020 dapat dikendalikan secara baik," ujarnya.
Sambung dia menambahkan, pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah, khususnya Dinas terkait, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan juga Satgas Pangan Polda Jawa Tengah. "Koordinasi dan sinergi yang baik ini berdampak langsung pada stabilnya harga pangan khususnya beras di wilayah Jawa Tengah karena ketersediaan, keterjangkauan dan disitribusinya sampai saat ini dapat terjaga dengan baik," tandasnya.
Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah Basirun menyatakan, realisasi pelaksanaan KPSH di Jawa Tengah per tanggal 19 Desember 2019 sebesar 43.064 ton, dengan rata-rata realisasi di bulan Desember ini sebanyak 500 ton per hari. Diperkirakan sampai dengan akhir Desember 2019 dan bulan Januari 2020 kebutuhan beras medium akan terus meningkat seiring dengan masa paceklik dan kebutuhan hari besar keagamaan nasional serta tahun baru 2020.
Bulog Jateng telah menyiapkan stoknya sebanyak 143.749 ton beras medium untuk kebutuhan KPSH. Stok tersebut belum termasuk stok Cabang Kedu dan Banyumas sebanyak 21.000 ton yang operasionalnya di bawah Kanwil Yogyakarta, dan stok yang dimiliki Bulog Jateng sangat mencukupi untuk kebutuhan operasional sampai enam bulan kedepan.
“Jadi kalau kami harus menggelontorkan stoknya 1.500 ton per hari tentu sangat siap, intinya masyarakat tidak perlu khawatir untuk ketersediaan stok beras di Jawa Tengah” kata Basirun saat mengunjungi gudang Bulog Sumberejo, Kaliwungu, Kendal, Jumat (20/12/2019).
Dari hasil pantauan, dia mengungkapkan harga beras di beberapa pasar konsumen di Jateng selama bulan Desember ini masih cukup stabil, tidak ada kenaikan. Untuk beras Premium rata-rata Rp.11.563,-/Kg (HET Rp.12.800,-/Kg), sedangkan beras Medium rata-rata Rp.9.156,- per kg (HET Rp.9.450,-/Kg).
"Namun bila memperhatikan pola pergerakan harga beras tahunan biasanya menunjukkan ada trend kenaikan harga beras sampai akhir tahun dan awal tahun berikutnya. Hal ini kami antisipasi melalui kegiatan KPSH secara masif, sehingga kenaikan harga menuju akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020 dapat dikendalikan secara baik," ujarnya.
Sambung dia menambahkan, pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah, khususnya Dinas terkait, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan juga Satgas Pangan Polda Jawa Tengah. "Koordinasi dan sinergi yang baik ini berdampak langsung pada stabilnya harga pangan khususnya beras di wilayah Jawa Tengah karena ketersediaan, keterjangkauan dan disitribusinya sampai saat ini dapat terjaga dengan baik," tandasnya.
(akr)