Karyawan Bank Mandiri Gelar Sunatan Massal 3.000 Anak
A
A
A
JAKARTA - Karyawan perusahaan Bank Mandiri dan anak usahanya menggelar kegiatan sosial hari ini secara serentak di seluruh Indonesia. Dilaksanakan melalui Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation, mereka menggelar program Khitanan Massal Anak Indonesia.
Di Jabodetabek, kegiatan dipusatkan di Gedung Bank Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. “Untuk yang di Jalan Gatot Subroto, ada 600-an anak yang berasal dari kalangan yatim dan dhuafa. Untuk tim dokter, kami melibatkan lima tim yang anggotanya masing-masing lima dokter,” kata Abung Sewaka, Plt Direktur MAI Foundation saat membuka acara khitanan massal ini di Jakarta, Sabtu (21/12/2019).
Peserta khitanan massal datang didampingi oleh orang tua/walinya sejak pagi hari. Mereka rata-rata berusia 3 -13 tahun. Mereka datang dari wilayah sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Program Khitanan Massal Anak Indonesia tahun ini melibatkan 3.000 anak yatim dan dhuafa. Sebelumnya, acara rutin diadakan sejak 2014 itu hanya melibatkan peserta kurang dari 3.000 anak.
“Ini wujud dari kepedulian terhadap anak Indonesia yang orang tuanya memiliki keterbatasan biaya dalam melaksanakan salah satu kewajiban kaum laki-laki yang disyariatkan oleh Islam, yakni khitan. Program ini adalah hasil kerja sama antara MAI Foundation dengan Bank Mandiri.
Mengusung tema “Membangun Generasi Wujudkan Memakmurkan Negeri”, program diharapkan dapat membantu mewujudkan mimpi Anak Indonesia calon generasi penerus bangsa. Program ini dilangsungkan di berbagai wilayah yang tersebar di Indonesia.
Selain di DKI Jakarta, khitan juga dilakukan di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
“Terima kasih kepada orang tua yang sudah mempercayakan putra-putranya yang soleh untuk mengikuti program khitanan massal ini dan Terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah berpartisipasi dalam kegiatan Khitanan Massal Anak Indonesia. Semoga acara ini dapat memberikan manfaat untuk putra-putra yang soleh,” kata Abung Sewaka.
Abung Sewaka juga meminta para orang tua agar tidak perlu khawatir dengan kegiatan sunatan massal itu. Sebab buah hati mereka akan ditangani oleh tim dokter yang ahli dalam bidangnya.
“Metode yang diterapkan sendiri menggunakan metode Laser, metode ini diharapkan dapat meminimalisir rasa sakit dan tidak menimbulkan banyak pendarahan,” paparnya.
Selain itu dengan metode ini, proses Khitan juga menjadi lebih cepat atau hanya sekitar 5 menit. MAI mengerahkan sekitar 30 dokter yang berasal dari Yayasan Kesehatan Mandiri, Klinik Syabil Medika, LKC Dompet Dhuafa, Islamic Medical Service dan Yayasan Hijau Putih.
Abung Sewaka juga mengucapkan terimakasih kepada para donatur atas kebaikannya karena telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk Khitanan Massal Anak Indonesia. Donasi tersebut diharapkan akan sangat berguna untuk anak-anak yang membutuhkan.
Program khitanan massal ini bukan hanya menyediakan proses khitan gratis. Para peserta juga akan mendapatkan uang saku, uang transport, dan bingkisan berupa sarung, koko, peci, tas dan perlengkapan sekolah. “Untuk membuat para peserta rileks, selama menunggu antrian MAI Foundation memberikan hiburan berupa penampilan dongeng ceria, sulap dan pemutaran film anak,” pungkasnya.
Di Jabodetabek, kegiatan dipusatkan di Gedung Bank Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta. “Untuk yang di Jalan Gatot Subroto, ada 600-an anak yang berasal dari kalangan yatim dan dhuafa. Untuk tim dokter, kami melibatkan lima tim yang anggotanya masing-masing lima dokter,” kata Abung Sewaka, Plt Direktur MAI Foundation saat membuka acara khitanan massal ini di Jakarta, Sabtu (21/12/2019).
Peserta khitanan massal datang didampingi oleh orang tua/walinya sejak pagi hari. Mereka rata-rata berusia 3 -13 tahun. Mereka datang dari wilayah sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Program Khitanan Massal Anak Indonesia tahun ini melibatkan 3.000 anak yatim dan dhuafa. Sebelumnya, acara rutin diadakan sejak 2014 itu hanya melibatkan peserta kurang dari 3.000 anak.
“Ini wujud dari kepedulian terhadap anak Indonesia yang orang tuanya memiliki keterbatasan biaya dalam melaksanakan salah satu kewajiban kaum laki-laki yang disyariatkan oleh Islam, yakni khitan. Program ini adalah hasil kerja sama antara MAI Foundation dengan Bank Mandiri.
Mengusung tema “Membangun Generasi Wujudkan Memakmurkan Negeri”, program diharapkan dapat membantu mewujudkan mimpi Anak Indonesia calon generasi penerus bangsa. Program ini dilangsungkan di berbagai wilayah yang tersebar di Indonesia.
Selain di DKI Jakarta, khitan juga dilakukan di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Papua.
“Terima kasih kepada orang tua yang sudah mempercayakan putra-putranya yang soleh untuk mengikuti program khitanan massal ini dan Terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah berpartisipasi dalam kegiatan Khitanan Massal Anak Indonesia. Semoga acara ini dapat memberikan manfaat untuk putra-putra yang soleh,” kata Abung Sewaka.
Abung Sewaka juga meminta para orang tua agar tidak perlu khawatir dengan kegiatan sunatan massal itu. Sebab buah hati mereka akan ditangani oleh tim dokter yang ahli dalam bidangnya.
“Metode yang diterapkan sendiri menggunakan metode Laser, metode ini diharapkan dapat meminimalisir rasa sakit dan tidak menimbulkan banyak pendarahan,” paparnya.
Selain itu dengan metode ini, proses Khitan juga menjadi lebih cepat atau hanya sekitar 5 menit. MAI mengerahkan sekitar 30 dokter yang berasal dari Yayasan Kesehatan Mandiri, Klinik Syabil Medika, LKC Dompet Dhuafa, Islamic Medical Service dan Yayasan Hijau Putih.
Abung Sewaka juga mengucapkan terimakasih kepada para donatur atas kebaikannya karena telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk Khitanan Massal Anak Indonesia. Donasi tersebut diharapkan akan sangat berguna untuk anak-anak yang membutuhkan.
Program khitanan massal ini bukan hanya menyediakan proses khitan gratis. Para peserta juga akan mendapatkan uang saku, uang transport, dan bingkisan berupa sarung, koko, peci, tas dan perlengkapan sekolah. “Untuk membuat para peserta rileks, selama menunggu antrian MAI Foundation memberikan hiburan berupa penampilan dongeng ceria, sulap dan pemutaran film anak,” pungkasnya.
(fjo)