Pertumbuhan Kredit Tahun Depan Diproyeksi Naik 12%

Senin, 23 Desember 2019 - 21:01 WIB
Pertumbuhan Kredit Tahun Depan Diproyeksi Naik 12%
Pertumbuhan Kredit Tahun Depan Diproyeksi Naik 12%
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan penyaluran kredit tahun depan diproyeksikan akan naik sebesar 10%-12%. Kenaikan ini disebabkan sejumlah faktor, diantaranya permintaan kredit yang meningkat seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

"Kenapa pertumbuhan ekonomi lebih tinggi? Karena ekonomi global dan ekspor akan meningkat. Konsumsi juga akan bagus serta investasi akan naik karena transformasi ekonomi dan kebijakan Bank Indonesia yang akomodatif baik tahun ini atau tahun depan," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo di Jakarta, Senin (23/12/2019).

Faktor lainnya adalah suku bunga yang sekarang ini menurun diproyeksikan akan semakin menurun. Saat ini suku bunga di pasar uang akan semakin menurun baik PUAB maupun JIBOR. Tercermin pada penurunan suku bunga PUAB tenor 1 minggu sebesar 115 bps menjadi 5,03% dan suku bunga JIBOR tenor 1 minggu sebesar 119 bps menjadi 5,05% sejak Juli 2019.

Sedangkan suku bunga kredit dan suku bunga dana juga sudah turun meski belum optimal. Perry menuturkan, rerata tertimbang suku bunga deposito pada November 2019 tercatat 6,32%, turun 51 bps sejak akhir Juni 2019 sebelum BI7DRR mulai diturunkan di bulan Juli 2019.

Suku bunga kredit modal kerja turun 18 bps sejak Juni 2019 atau 32 bps sejak Januari 2019 menjadi 10,24% pada November 2019. "Penurunan suku bunga perbankan juga diikuti oleh penurunan yield obligasi korporasi dan yield SBN 1 tahun masing-masing 73 bps dan 125 bps sejak Juli 2019," katanya.

Faktor berikutnya adalah karena kebijakan BI yang akan terus akomodatif baik dari sisi bunga, likuiditas, maupun dari prudensial. Disamping itu, perbankan juga siap menyalurkan kredit pada tahun depan.

Perry melanjutkan, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross atau Nett masih rendah dimana 2,73% untuk NPL gross dan 1,25% untuk NPL nett. Tercatat memang angka NPL nett tetap rendah di angka 1,25% dan NPL Gross sedikit meningkat disebabkan oleh kondisi ekonomi yang meningkat belum kuat serta klasifikasi kredit perbankan yang menurun. Namun, dengan NPL nett yang rendah dipastikan bank bank membentuk cadangan yang cukup risiko kredit bermasalah.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5932 seconds (0.1#10.140)