Pengarusutamaan Obat Herbal, DPR Minta BPOM Diperkuat

Senin, 30 Desember 2019 - 06:49 WIB
Pengarusutamaan Obat...
Pengarusutamaan Obat Herbal, DPR Minta BPOM Diperkuat
A A A
JAKARTA - Indonesia dikenal memiliki kekayaan alam melimpah, termasuk di dalamnya rempah-rempah yang bisa dimanfaatkan untuk obat-obatan tradisional. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto pun mendorong rumah sakit (RS) di Indonesia untuk menyediakan layanan pengobatan tradisional, salah satunya berupa jamu.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh mengatakan, gagasan tersebut sangat baik karena faktanya Indonesia sangat kaya akan obat-obatan tradisional. "Itu ide yang bagus karena kita lihat China, obat-obatan tradisionalnya juga sangat maju. Kita tinggal packaging-nya dan juga meng-eksplore lagi bahan-bahan yang ada harus ditingkatkan lagi," tuturnya kemarin.

Namun, politikus PKB itu menekankan tentang kesiapan setiap RS dan juga kajian dari obat-obatan tradisional yang dipakai. Faktanya di lapangan masih sering ditemukan obat-obat tradisional yang bercampur zat-zat kimia.

"Inilah pentingnya Kemenkes itu berkolaborasi dengan Badan Penelitian Obat dan Makanan (BPOM) karena banyak di BPOM itu penelitian obat tradisional. Itulah pentingnya berkolaborasi untuk memastikan obat tradisional yang sudah keluar izinnya itulah yang bisa dipakai. Jangan sampai nanti Kemenkes melakukan penelitian sendiri, kan dobel-dobel malah. Itu kan wilayahnya BPOM," urainya.

Pihaknya menekankan kesiapan sumber daya manusia (SDM) dan keyakinan resepnya jangan sampai nanti memunculkan satu obat tradisional, tapi penelitiannya kurang kuat. "Inilah problem kita, setiap kementerian ada badan riset sendiri padahal sebetulnya kita punya dulu Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi. Di situ kan pasti ada hasil riset mahasiswa, kebanyakan numpuk tidak digunakan. Itu bisa berkolaborasi untuk melihat kemungkinan eksplorasi obat-obatan tradisional di Indonesia tidak berjalan sendiri-sendiri," paparnya.

Senada dengan Nihaya, anggota Komisi IX lainnya, Mochammad Nabil Haroen mengapresiasi terobosan Menkes yang hendak mengembangkan pengobatan tradisional, khususnya jamu. "Benar apa kata Menkes bahwa obat-obatan tradisional yang punya kekayaan melimpah hanya Indonesia, dan ini akan mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di hadapan bangsa-bangsa lain," tuturnya.

Politikus PDI Perjuangan ini meminta para tenaga medis untuk tidak alergi terhadap obat-obatan tradisional atau pengobatan alternatif yang sesungguhnya merupakan kekayaan Indonesia. "Kita jangan kemudian dalam sistem pengobatan itu hanya berkiblat ke Barat. Banyak sekali kan ada Chinese medicine, bahkan pengobatan ala Indonesia itu jauh lebih mujarab dibandingkan metode pengobatan lainnya," kata Gus Nabil––sapaan akrabnya.

Menurutnya, Indonesia perlu menggelorakan kembali kebangkitan jalur rempah Nusantara yang merupakan jalur perdagangan penting yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat maritim negeri ini. "Saat ini penting untuk membangkitkan jalur rempah Nusantara dengan semangat baru," kata Gus Nabil.

Nabil mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan sumber daya alam. Salah satunya adalah rempah-rempah yang juga bisa dijadikan obat tradisional. Khasanah obat tradisional Indonesia diyakininya pun bisa mendunia.

"Ada banyak sekali rempah-rempah yang dapat diramu menjadi obat. Bahkan, sekarang ini masyarakat dunia cenderung mencari obat herbal yang tidak punya efek negatif dari bahan kimia. Indonesia adalah surga dari tanaman herbal untuk dijadikan obat tradisional," jelas Gus Nabil.

Dia mengakui untuk menduniakan obat tradisional memang tidak semudah membalikkan tangan. Diperlukan riset dan inovasi digital. Dua hal itu menurutnya sangat penting untuk mewujudkan "mimpi" tersebut. "Kita punya potensi besar membangkitkan jalur rempah. Caranya gimana? Dengan riset, pemetaan potensi, perbaikan packaging, ekspansi pasar, penggunaan teknologi digital," terang Gus Nabil.

Dia menegaskan, dengan potensi besar tersebut sudah saatnya rempah dan obat tradisional mendunia kembali. Indonesia, ujar Ketua Umum PP Pagar Nusa ini, punya cengkih, tembakau, sarang walet, dan ribuan komoditas rempah dan obat tradisional. Sarang walet, misalnya, Indonesia merupakan produsen terbesar sarang burung walet. Total produksi 300.000 ton per tahun dengan nilai lebih dari USD3 miliar.

"Sarang burung walet sumber protein yang sangat baik untuk kesehatan," katanya. Dalam bidang ini, menurutnya riset sangat penting sebagai acuan, jaminan mutu, hingga penciptaan inovasi terbaru, sebab masyarakat dunia butuh standar riset internasional, terutama pengakuan dari BPOM.

"Ini penting kita dorong agar saling bekerja sama antarpengusaha obat tradisional," katanya. Selama ini, rempah-rempah kerap dipelajari para peneliti dari Barat untuk mengetahui keunggulan rempah. "Maka kita harus jaga itu, kita bangkitkan kembali jalur rempah Nusantara," ujarnya lagi.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9868 seconds (0.1#10.140)