2019 Menjadi Tahun Keberuntungan bagi Miliarder
A
A
A
NEW YORK - Sebanyak 500 miliarder terkaya dunia semakin bertambah kaya pada 2019. Mereka menyebut tahun tersebut sebagai tahun keberuntungan. Pada 2020, para miliarder pun berharap akan menjadi lebih beruntung di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik dunia.
Menurut Bloomberg, selama 2019, kekayaan bersih 500 miliarder dunia mengalami kenaikan 25%. Jika dijumlahkan, total kekayaan para miliarder tersebut bisa mencapai USD5,9 triliun (Rp81.986 triliun). Itu menunjukkan prospek bisnis yang dikelola para miliader menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Miliarder mana yang paling beruntung selama 2019? Jawabannya adalah orang kaya di China. Chairman New HopeGroup Liu Yonghao mengalami peningkatan kekayaan dua kali lipat hingga USD11 miliar (Rp152 triliun) dalam 12 bulan terakhir. Selain itu, chairman Muyuan Foodstuff Co Qin Yingling juga mengalami peningkatan kekayaan dalam skala besar.
Namun tak semua miliarder mendapatkan kejayaan, 2019 juga merupakan tahun yang berat bagi sebagian miliarder. Forbes menghapus 247 orang dari Daftar Miliar antara 2018 hingga 2019. Beberapa miliarder yang dihapus dari daftar diantaranya adalah para pendiri WeWork dan SmileDirectClub karena penjualan saham perdana mereka tidak sukses sesuai rencana. Selain itu, pendiri Forever 21 dan RyanAir juga tidak masuk daftar karena mengalami penurunan jumlah kekayaan karena kegagalan bisnis mereka.
Miliarder yang paling mengalami penderitaan adalah mereka yang berasal di Hong Kong. Itu disebabkan perekonomian yang stagnan dan cenderung mengalami resesi karena demonstrasi yang telah berlangsung selama beberapa bulan. “Miliarder Hong Kong kerap menikmati banyak keuntungan, tapi kali ini mereka mengalami kerugian besar,” kata analis Capgemini, Chirag Thakral, kepada Business Insider.
Demonstrasi dan kerusuhan di Hong Kong mengikis USD15 miliar (Rp208 triliun) kekayaan 10 orang terkaya di wilayah tersebut pada Juli dan Agustus lalu. Dua anggota keluarga konglomerat Kwok, keluarga terkaya dan memiliki perusahaan properti besar di di Hong Kong, mengalami penurunan kekayaan hingga satu miliar dolar (Rp13 triliun) masing-masing. Kekayaan Li Ka-shing, pengusaha property Hong Kong, menurun hingga USD3 miliar (Rp41 triliun). Li pun pernah memasang iklan di koran untuk meminta warga agar tidak marah dan menghentikan kekerasan atas nama cinta.
Menariknya, dunia hiburan juga menyumbang andil dalam perkembangan dinamika miliarder dunia. Selebritas media sosial dan pengusaha makeup Kylie Jenner, 21, menjadi miliarder mandiri termuda di dunia. Dia memiliki perusahaan kosmetik bernilai USD1,2 miliar dan tetap menjadi bintang dengan reality show “Keeping Up with the Kardashians”. Dia juga memiliki program sendiri bertajuk “Life of Kylie,” dan mengandalkan promosi produknya melalui Instagram.
Miliarder dan politik juga menjadi tema hangat sepanjang 2019. Tiga miliarder Amerika Serikat (AS) mulai dari mantan manajer investasi Tom Steyer, mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg, dan Presiden Donald Trump telah melemparkan topi untuk maju pada pemilu presiden 2020.
Fenomena orang kaya berebut kursi kekuasaan bukan hal baru di AS. Salah satu presiden terkaya sepanjang sejarah AS sebelum Trump adalah George Washington. Kekayaan Washington saat masih berkuasa mencapai USD525 juta, sedangkan Trump mencapai USD3 miliar. Kalau Bloomberg memiliki kekayaan 17 kali lebih banyak dibandingkan Trump.
Menariknya, Amerika Utara masih menjadi kawasan terbaik tumbuhnya miliarder baru. Sepanjang 2018, terdapat 892 miliarder di Amerika Utara, dibandingkan pada 884 pada 2017. Sebagian besar miliarder tersebut berasal dari AS. Kenapa? Firma penelitian Wealth-X melaporkan, performa kuat Wall Street menjadi faktor kenapa banyak miliarder AS terus bertambah.
Parahnya, selama 2019 hanya dua miliarder perempuan yang muncul pada 30 Billionaire Index versi Bloomberg yakni MacKenzie Bezos dan Julia Flesher Koch.MacKenzie menjadi salah satu miliarder perempuan di dunia setelah perceraian dengan CEO Amazon Jeff Bezos pada Juli lalu. (Andika H Mustaqim)
Menurut Bloomberg, selama 2019, kekayaan bersih 500 miliarder dunia mengalami kenaikan 25%. Jika dijumlahkan, total kekayaan para miliarder tersebut bisa mencapai USD5,9 triliun (Rp81.986 triliun). Itu menunjukkan prospek bisnis yang dikelola para miliader menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Miliarder mana yang paling beruntung selama 2019? Jawabannya adalah orang kaya di China. Chairman New HopeGroup Liu Yonghao mengalami peningkatan kekayaan dua kali lipat hingga USD11 miliar (Rp152 triliun) dalam 12 bulan terakhir. Selain itu, chairman Muyuan Foodstuff Co Qin Yingling juga mengalami peningkatan kekayaan dalam skala besar.
Namun tak semua miliarder mendapatkan kejayaan, 2019 juga merupakan tahun yang berat bagi sebagian miliarder. Forbes menghapus 247 orang dari Daftar Miliar antara 2018 hingga 2019. Beberapa miliarder yang dihapus dari daftar diantaranya adalah para pendiri WeWork dan SmileDirectClub karena penjualan saham perdana mereka tidak sukses sesuai rencana. Selain itu, pendiri Forever 21 dan RyanAir juga tidak masuk daftar karena mengalami penurunan jumlah kekayaan karena kegagalan bisnis mereka.
Miliarder yang paling mengalami penderitaan adalah mereka yang berasal di Hong Kong. Itu disebabkan perekonomian yang stagnan dan cenderung mengalami resesi karena demonstrasi yang telah berlangsung selama beberapa bulan. “Miliarder Hong Kong kerap menikmati banyak keuntungan, tapi kali ini mereka mengalami kerugian besar,” kata analis Capgemini, Chirag Thakral, kepada Business Insider.
Demonstrasi dan kerusuhan di Hong Kong mengikis USD15 miliar (Rp208 triliun) kekayaan 10 orang terkaya di wilayah tersebut pada Juli dan Agustus lalu. Dua anggota keluarga konglomerat Kwok, keluarga terkaya dan memiliki perusahaan properti besar di di Hong Kong, mengalami penurunan kekayaan hingga satu miliar dolar (Rp13 triliun) masing-masing. Kekayaan Li Ka-shing, pengusaha property Hong Kong, menurun hingga USD3 miliar (Rp41 triliun). Li pun pernah memasang iklan di koran untuk meminta warga agar tidak marah dan menghentikan kekerasan atas nama cinta.
Menariknya, dunia hiburan juga menyumbang andil dalam perkembangan dinamika miliarder dunia. Selebritas media sosial dan pengusaha makeup Kylie Jenner, 21, menjadi miliarder mandiri termuda di dunia. Dia memiliki perusahaan kosmetik bernilai USD1,2 miliar dan tetap menjadi bintang dengan reality show “Keeping Up with the Kardashians”. Dia juga memiliki program sendiri bertajuk “Life of Kylie,” dan mengandalkan promosi produknya melalui Instagram.
Miliarder dan politik juga menjadi tema hangat sepanjang 2019. Tiga miliarder Amerika Serikat (AS) mulai dari mantan manajer investasi Tom Steyer, mantan Wali Kota New York Michael Bloomberg, dan Presiden Donald Trump telah melemparkan topi untuk maju pada pemilu presiden 2020.
Fenomena orang kaya berebut kursi kekuasaan bukan hal baru di AS. Salah satu presiden terkaya sepanjang sejarah AS sebelum Trump adalah George Washington. Kekayaan Washington saat masih berkuasa mencapai USD525 juta, sedangkan Trump mencapai USD3 miliar. Kalau Bloomberg memiliki kekayaan 17 kali lebih banyak dibandingkan Trump.
Menariknya, Amerika Utara masih menjadi kawasan terbaik tumbuhnya miliarder baru. Sepanjang 2018, terdapat 892 miliarder di Amerika Utara, dibandingkan pada 884 pada 2017. Sebagian besar miliarder tersebut berasal dari AS. Kenapa? Firma penelitian Wealth-X melaporkan, performa kuat Wall Street menjadi faktor kenapa banyak miliarder AS terus bertambah.
Parahnya, selama 2019 hanya dua miliarder perempuan yang muncul pada 30 Billionaire Index versi Bloomberg yakni MacKenzie Bezos dan Julia Flesher Koch.MacKenzie menjadi salah satu miliarder perempuan di dunia setelah perceraian dengan CEO Amazon Jeff Bezos pada Juli lalu. (Andika H Mustaqim)
(nfl)