Acuan Premi Gempa Bumi Tengah Disiapkan MAIPARK
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan Reasuransi MAIPARK membangun Maipark Research Network (MRN) untuk meneliti potensi bencana alam di Indonesia. Nantinya ini akan menjadi acuan untuk menentukan premi asuransi kebencanaan serta diakui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pengalaman bencana gempa bumi tahun 2019 lalu menunjukkan pertanggungan risiko seperti bencana alam sulit diprediksi dan sulit dijangkau. Jika kemampuan perusahaan lemah, akibatnya pembayaran klaim akan sangat terhambat. Direktur Utama PT Reasuransi MAIPARK Indonesia, Ahmad Fauzie Darwis mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan ketangguhan Indonesia menghadapi bencana dengan perlindungan asuransi.
Sambung dia menembahkan, pihaknya terus mencari sistem yang menyeluruh dan lengkap untuk mengukur risiko bencana."Kami akan menguatkan riset, dengan menggandeng universitas-universitas juga peneliti-peneliti ahli baik dari dalam maupun luar negeri," ujar Ahmad di Jakarta.
Strategi ini diharapkan bisa mengubah lanskap asuransi umum di Indonesia. MRN merupakan platform kerja sama MAIPARK Indonesia dengan para pakar yang diresmikan pada 2020. Ini seiring dengan meningkatnya penelitian risiko bencana alam. Bahkan sudah dihasilkan gabungan dari kajian risiko seperti dari letusan 35 gunung api di Pulau Jawa, dan kajian risiko banjir untuk Kawasan Industri Karawang-Bekasi.
Ahmad mengatakan ,MRN harus menjadi pusat kajian strategis industri asuransi umum Indonesia terkait kajian kebencanaan. "Kami juga meresmikan program pendidikan manajemen risiko bencana alam bernama MAIPARK Resonate," ujarnya.
Selain itu perseroan juga meluncurkan buku sejarah MAIPARK Indonesia. Buku ini ditulis sejak awal tahun 2019, tujuannya untuk kembali menyegarkan ingatan industri asuransi umum Indonesia atas kebersamaan dalam memperjuangkan pendirian suatu institusi khusus yang fokus dan menjadi referensi utama dalam penanganan risiko gempa bumi Indonesia, MAIPARK Indonesia.
Buku yang ditulis oleh tim penulis MAIPARK Indonesia pada pertengahan tahun 2019 ini, menggunakan pendekatan nilai sosial dan saintifik terhadap peningkatan kualitas pengelolaan risiko bencana di Indonesia.
Pengalaman bencana gempa bumi tahun 2019 lalu menunjukkan pertanggungan risiko seperti bencana alam sulit diprediksi dan sulit dijangkau. Jika kemampuan perusahaan lemah, akibatnya pembayaran klaim akan sangat terhambat. Direktur Utama PT Reasuransi MAIPARK Indonesia, Ahmad Fauzie Darwis mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan ketangguhan Indonesia menghadapi bencana dengan perlindungan asuransi.
Sambung dia menembahkan, pihaknya terus mencari sistem yang menyeluruh dan lengkap untuk mengukur risiko bencana."Kami akan menguatkan riset, dengan menggandeng universitas-universitas juga peneliti-peneliti ahli baik dari dalam maupun luar negeri," ujar Ahmad di Jakarta.
Strategi ini diharapkan bisa mengubah lanskap asuransi umum di Indonesia. MRN merupakan platform kerja sama MAIPARK Indonesia dengan para pakar yang diresmikan pada 2020. Ini seiring dengan meningkatnya penelitian risiko bencana alam. Bahkan sudah dihasilkan gabungan dari kajian risiko seperti dari letusan 35 gunung api di Pulau Jawa, dan kajian risiko banjir untuk Kawasan Industri Karawang-Bekasi.
Ahmad mengatakan ,MRN harus menjadi pusat kajian strategis industri asuransi umum Indonesia terkait kajian kebencanaan. "Kami juga meresmikan program pendidikan manajemen risiko bencana alam bernama MAIPARK Resonate," ujarnya.
Selain itu perseroan juga meluncurkan buku sejarah MAIPARK Indonesia. Buku ini ditulis sejak awal tahun 2019, tujuannya untuk kembali menyegarkan ingatan industri asuransi umum Indonesia atas kebersamaan dalam memperjuangkan pendirian suatu institusi khusus yang fokus dan menjadi referensi utama dalam penanganan risiko gempa bumi Indonesia, MAIPARK Indonesia.
Buku yang ditulis oleh tim penulis MAIPARK Indonesia pada pertengahan tahun 2019 ini, menggunakan pendekatan nilai sosial dan saintifik terhadap peningkatan kualitas pengelolaan risiko bencana di Indonesia.
(akr)