Prudential Siapkan Pertanggungan Rp5 M Bagi Pengidap Sakit Kritis

Minggu, 19 Januari 2020 - 20:40 WIB
Prudential Siapkan Pertanggungan...
Prudential Siapkan Pertanggungan Rp5 M Bagi Pengidap Sakit Kritis
A A A
BANDUNG - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) merilis produk baru Prutotal Critical Protection (Prutop) dan Prutotal Critical Protection Syariah (Prutop Syariah) untuk meng-cover kebutuhan penyakit kritis yang terus meningkat. Layanan ini menyiapkan nilai pertanggungan hingga Rp5 miliar.

Chief Agency Officer Prudential Indonesia Rusli Chan mengatakan, solusi ini adalah rangkaian produk pelengkap asuransi tambahan inovatif pertama di industri ini. Produk ini dalam rangka memastikan masyarakat Indonesia terlindungi secara total tanpa ada batasan jumlah maupun jenis penyakit kritis.

"Asuransi adalah upaya perlindungan seperti sedia payung sebelum hujan. Syukur-syukur kalau payung enggak dipakai. Tapi, kalaupun misalnya memakai, kita sudah siap. Apalagi yang dihadapi adalah penyakit kronis," kata dia di Bandung, Sabtu (18/1/2020).

Menurut dia, produk ini memberi perlindungan atas kondisi kritis yang lebih luas, tidak lagi terbatas pada jumlah penyakit kritis yang dilindungi. Perlindungan atas penyakit kritis yang belum ditemukan (future-proof) dengan maksimal uang pertanggungan hingga Rp5 miliar.

Sementara itu, dokter spesialis Laura Anasthasya mengatakan, kendati angka harapan hidup penduduk Indonesia terus meningkat, wanita 71 tahun dan pria 69 tahun, namun penyakit kronis terus meningkat.

Data tahun 2013 hingga 2018 misalnya, secara nasional pengidap struk mencapai 7% meningkat menjadi 10,5%. Sementara di Jawa barat lebih tinggi dari rata-rata di Indonesia. Begitupun dengan diabetes, hipertensi, dan lainnya juga lebih tinggi.

Penyakit jantung misalnya, diderita oleh 1,6% masyarakat Jabar (rata-rata nasional 1,5%), hipertensi sebanyak 9,67% (rata-rata nasional 8,36%), stroke sebanyak 11,4% (rata-rata nasional 10,9%), hingga gagal ginjal kronis sebanyak 0,48% (rata-rata nasional 0,38%).

"70% penyakit di Indonesia hampir tidak menukar. Ini berbeda sebelum tahu. 2012, dimana penyakit lebih banyak disebabkan penyakit menular. Artinya, ini disebabkan pola hidup dan makanan yang kurang sehat," jelas dia.

Oleh karenanya, kata dia, masyarakat memerlukan skema perlindungan menyeluruh untuk menghadapi penyakit kronis. Apalagi, biaya yang diperlukan cukup besar untuk pasien kronis.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)