Brunei-China Perkuat Kemitraan Pariwisata
A
A
A
BANDAR SERI BEGAWAN - Brunei Darussalam dan China meluncurkan tahun kemitraan pariwisata bertajuk Brunei-China Year of Tourism 2020. Acara peluncuran digelar dalam malam resepsi di Jerudong International School (JIS) Brunei pada Jumat (17/1) yang diisi beragam atraksi kekayaan seni dan budaya kedua negara.
Brunei-China Year of Tourism 2020 resmi dibuka oleh Putri Masna Bolkiah, adik Sultan Hassanal Bolkiah, melalui pemukulan gong sebanyak tiga kali disaksikan menteri pariwisata dan duta besar kedua negara. "Program ini menandai tiga dekade membaiknya hubungan Brunei dan China yang akan diperingati pada 2021 mendatang," kata Putri Masna.
Sekadar diketahui, hubungan kedua negara sempat renggang sejak Brunei menjadi protektorat Britania, pada awal abad ke-19 hingga negara ini meraih kemerdekaan pada 1 Januari 1984. Pada 30 September 1991, Brunei menjadi anggota ASEAN dan mulai kembali membangun hubungan diplomatik dengan China.
Kerja sama bilateral kedua negara di antaranya investasi China pada kilang minyak Hengyi Industries Sdn Bhd, pembangunan sejumlah proyek infrastruktur dan pabrik petrokimia di Pulau Muara Besar, Brunei.
Menteri Sumber Daya Utama dan Pariwisata Brunei Dato Seri Setia Awang Ali Haji Apong berharap Brunei-China Year of Tourism 2020 ini membuka banyak peluang baru bagi kepariwisataan dan perekonomian kedua negara. "Tidak hanya di bidang promosi tapi juga pembangunan pariwisata dan peningkatan kualitas SDM pariwisata di Brunei," ujarnya.
China saat ini adalah penyumbang wisatawan asing terbesar ke Brunei. Maskapai nasional Brunei, Royal Brunei, memiliki memiliki rute penerbangan langsung dari Bandar Seri Begawan ke sejumlah kota besar di China.
Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata China, Zhang Xu, optimistis kerja sama ini akan membuahkan sukses besar dan memberi keuntungan signifikan bagi perekonomian kedua negara. "Brunei kaya dengan kultur Islam dan harmoni sosial yang sangat menarik bagi wisatawan China," ungkapnya.
Brunei-China Year of Tourism 2020 resmi dibuka oleh Putri Masna Bolkiah, adik Sultan Hassanal Bolkiah, melalui pemukulan gong sebanyak tiga kali disaksikan menteri pariwisata dan duta besar kedua negara. "Program ini menandai tiga dekade membaiknya hubungan Brunei dan China yang akan diperingati pada 2021 mendatang," kata Putri Masna.
Sekadar diketahui, hubungan kedua negara sempat renggang sejak Brunei menjadi protektorat Britania, pada awal abad ke-19 hingga negara ini meraih kemerdekaan pada 1 Januari 1984. Pada 30 September 1991, Brunei menjadi anggota ASEAN dan mulai kembali membangun hubungan diplomatik dengan China.
Kerja sama bilateral kedua negara di antaranya investasi China pada kilang minyak Hengyi Industries Sdn Bhd, pembangunan sejumlah proyek infrastruktur dan pabrik petrokimia di Pulau Muara Besar, Brunei.
Menteri Sumber Daya Utama dan Pariwisata Brunei Dato Seri Setia Awang Ali Haji Apong berharap Brunei-China Year of Tourism 2020 ini membuka banyak peluang baru bagi kepariwisataan dan perekonomian kedua negara. "Tidak hanya di bidang promosi tapi juga pembangunan pariwisata dan peningkatan kualitas SDM pariwisata di Brunei," ujarnya.
China saat ini adalah penyumbang wisatawan asing terbesar ke Brunei. Maskapai nasional Brunei, Royal Brunei, memiliki memiliki rute penerbangan langsung dari Bandar Seri Begawan ke sejumlah kota besar di China.
Wakil Menteri Kebudayaan dan Pariwisata China, Zhang Xu, optimistis kerja sama ini akan membuahkan sukses besar dan memberi keuntungan signifikan bagi perekonomian kedua negara. "Brunei kaya dengan kultur Islam dan harmoni sosial yang sangat menarik bagi wisatawan China," ungkapnya.
(akr)