Pemanfaatan Karet di Luar Produksi Ban, Potensial Jadi Bahan Bakar Nabati
A
A
A
JAKARTA - Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Aziz Pane mengatakan, karet sangat potensial untuk dikembangkan menjadi bahan baku bahan bakar nabati dengan dukungan kebijakan pemerintah. Apalagi potensi pemanfaatan karet di luar industri ban semakin terbuka lebar pasca terbitnya beberapa kebijakan terkait penggunaan energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis diesel/solar.
Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20. "Pemanfaatan biji karet sebagai biodiesel sangat terbuka lebar," ujarnya di Menara Kadin Indonesia, Senin (20/1/2020).
Dia memaparkan, kandungan minyak di dalam daging biji karet mencapai 45,63%. Tanaman karet dapat menghasilkan 800 biji karet untuk setiap pohonnya per tahun. Pada lahan seluas 1 hektar, dapat ditanami sebanyak 400 pohon karet. Maka untuk lahan seluas 1 hektar diperkirakan dapat menghasilkan 5.050 kg biji karet per tahun.
"Rendemen minyak biji karet (kering) yaitu 40-50%, sehingga diperkirakan setiap hektar tanaman karet berpotensi menghasilkan 1.000 liter minyak," paparnya.
Aziz menuturkan, saat ini karet alam Indonesia terancam dengan adanya penyakit. Di sisi lain, produksi karet semakin menurun karena pohonnya yang semakin tua. Untuk itu, penggunaan karet Indonesia perlu ditingkatkan agar petani bisa tetap mendapatkan keuntungan.
"Pesimisnya petani mengganti pohon karet menjadi kelapa sawit karena tidak untung. Kita takut nanti tidak ada lagi yang mau menanam karet. Sementara negara lain seperti Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, mereka mengembangkan karet," tuturnya
Selain banyak digunakan untuk industri ban, karet saat ini telah banyak digunakan untuk industri lain seperti bahan baku campuran aspal, bantalan jembatan serta berpotensi untuk pemanfaatan bahan bakar nabati.
Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20. "Pemanfaatan biji karet sebagai biodiesel sangat terbuka lebar," ujarnya di Menara Kadin Indonesia, Senin (20/1/2020).
Dia memaparkan, kandungan minyak di dalam daging biji karet mencapai 45,63%. Tanaman karet dapat menghasilkan 800 biji karet untuk setiap pohonnya per tahun. Pada lahan seluas 1 hektar, dapat ditanami sebanyak 400 pohon karet. Maka untuk lahan seluas 1 hektar diperkirakan dapat menghasilkan 5.050 kg biji karet per tahun.
"Rendemen minyak biji karet (kering) yaitu 40-50%, sehingga diperkirakan setiap hektar tanaman karet berpotensi menghasilkan 1.000 liter minyak," paparnya.
Aziz menuturkan, saat ini karet alam Indonesia terancam dengan adanya penyakit. Di sisi lain, produksi karet semakin menurun karena pohonnya yang semakin tua. Untuk itu, penggunaan karet Indonesia perlu ditingkatkan agar petani bisa tetap mendapatkan keuntungan.
"Pesimisnya petani mengganti pohon karet menjadi kelapa sawit karena tidak untung. Kita takut nanti tidak ada lagi yang mau menanam karet. Sementara negara lain seperti Laos, Kamboja, Vietnam, Thailand, mereka mengembangkan karet," tuturnya
Selain banyak digunakan untuk industri ban, karet saat ini telah banyak digunakan untuk industri lain seperti bahan baku campuran aspal, bantalan jembatan serta berpotensi untuk pemanfaatan bahan bakar nabati.
(akr)