Tuan Rumah G20, Jokowi Minta Promosi Labuan Bajo Digeber Mulai 2021
A
A
A
JAKARTA - Setelah Bali sukses menjadi tuan rumah pertemuan tahunan IMF-World Bank pada 2018 lalu, pada 2023 mendatang Indonesia akan menjadi tuan rumah perhelatan internasional Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 dan ASEAN Summit. Kali ini, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang akan menjadi lokasi pertemuan bergengsi itu.
Tak ayal, pemerintah pun totalitas membenahi Labuan Bajo yang merupakan salah satu destinasi super prioritas itu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun hari ini meninjau langsung pengembangan destinasi wisata Labuan Bajo yang disebut-sebut akan menjadi destinasi premium alias berkelas itu.
Dalam rapat koordinasi antara kementerian dan lembaga terkait, termasuk dengan provinsi dan kabupaten Manggarai Barat, presiden menekankan berbagai aspek dalam pengembangan Labuan Bajo. Hal ini untuk memastikan bahwa produk yang ditawarkan telah siap sebelum dipromosikan.
"Ini sebuah pekerjaan yang besar yang harus kita selesaikan akhir tahun ini yaitu memperbaiki produk yang ada di sini. Infrastruktur, landscape, sampah, air baku yang juga kurang, semuanya ini kita siapkan dan kita harapkan akhir tahun ini selesai. Sehingga 2021 itu langsung Kementerian Pariwisata bisa promosi besar-besaran," kata Jokowi usai rapat di Hotel Plataran Komodo, Labuan Bajo, seperti dikutip dari keterangan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Senin (20/1/2020).
Presiden melanjutkan, hal terpenting dari pengembangan Labuan Bajo adalah karena Indonesia menyiapkannya untuk sejumlah agenda internasional. Sebagai informasi, pada 2023 Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN sekaligus Ketua G20.
"Tetapi yang paling penting juga bahwa kita ingin mempersiapkan Labuan Bajo ini untuk G20 di 2023 dan ASEAN Summit di 2023. Sehingga dalam rangka persiapan ke sana pun ini mulai direncanakan, disiapkan mulai dari sekarang," imbuhnya.
Dalam rapat koordinasi, presiden bersama jajaran membahas sejumlah hal teknis berkaitan dengan beberapa isu di Labuan Bajo. Untuk persoalan sampah, Jokowi menegaskan penanganan sampah akan dilakukan baik untuk sampah di laut maupun di darat.
"Dua, jadi sampah yang ada di laut dan sampah yang ada di darat. Yang ada di laut tadi sudah diputuskan kita akan kirim di sini kapal untuk membersihkan dan mulai Februari nanti kita juga akan bergerak ke bawah laut untuk mengambil sampah. Meskipun belum banyak, tapi harus dimulai. Jangan sampai ada sampah di Labuan Bajo," tegasnya.
Adapun untuk sampah di darat, kata Jokowi, Kementerian PUPR akan mempersiapkan incinerator dan juga tempat pembuangan sampah akhirnya. "Dan juga yang paling penting juga pendidikan masyarakat mengenai budaya sampah," tandasnya.
Sementara itu untuk keluhan soal ketersediaan air baku, presiden menyebut sudah ditambah 100 mililiter/detik. Kementerian PUPR juga disebutnya tengah mempersiapkan tambahan yang lebih besar lagi.
Adapun soal kelestarian lingkungan di kawasan Labuan Bajo, presiden menyampaikan bahwa dirinya telah memerintahkan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar untuk membuat nursery yang bisa memproduksi 5-7 juta pohon setiap tahunnya.
"Nanti setiap tahun menanam segitu terus, rutin. Sudah detail sekali tadi, saya kira pembicaraan kita sudah teknis dan sangat detail sehingga semuanya yang kira-kira kita ragu semuanya sudah kita tutup," jelasnya.
Labuan Bajo sendiri memang dipersiapkan sebagai destinasi wisata dengan kelas super premium yang memiliki diferensiasi dari tempat-tempat wisata lain. Presiden berharap, wisatawan yang datang ke Labuan Bajo bisa berbelanja lebih banyak dan tinggal lebih lama.
"Kita harapkan di sini belanjanya lebih besar, tinggalnya lebih lama, kita harapkan itu. Artinya bukan jumlah turisnya, tetapi spending-nya, belanjanya yang lebih banyak. Kira-kira itu," tandasnya.
Tak ayal, pemerintah pun totalitas membenahi Labuan Bajo yang merupakan salah satu destinasi super prioritas itu. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun hari ini meninjau langsung pengembangan destinasi wisata Labuan Bajo yang disebut-sebut akan menjadi destinasi premium alias berkelas itu.
Dalam rapat koordinasi antara kementerian dan lembaga terkait, termasuk dengan provinsi dan kabupaten Manggarai Barat, presiden menekankan berbagai aspek dalam pengembangan Labuan Bajo. Hal ini untuk memastikan bahwa produk yang ditawarkan telah siap sebelum dipromosikan.
"Ini sebuah pekerjaan yang besar yang harus kita selesaikan akhir tahun ini yaitu memperbaiki produk yang ada di sini. Infrastruktur, landscape, sampah, air baku yang juga kurang, semuanya ini kita siapkan dan kita harapkan akhir tahun ini selesai. Sehingga 2021 itu langsung Kementerian Pariwisata bisa promosi besar-besaran," kata Jokowi usai rapat di Hotel Plataran Komodo, Labuan Bajo, seperti dikutip dari keterangan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Senin (20/1/2020).
Presiden melanjutkan, hal terpenting dari pengembangan Labuan Bajo adalah karena Indonesia menyiapkannya untuk sejumlah agenda internasional. Sebagai informasi, pada 2023 Indonesia akan menjadi Ketua ASEAN sekaligus Ketua G20.
"Tetapi yang paling penting juga bahwa kita ingin mempersiapkan Labuan Bajo ini untuk G20 di 2023 dan ASEAN Summit di 2023. Sehingga dalam rangka persiapan ke sana pun ini mulai direncanakan, disiapkan mulai dari sekarang," imbuhnya.
Dalam rapat koordinasi, presiden bersama jajaran membahas sejumlah hal teknis berkaitan dengan beberapa isu di Labuan Bajo. Untuk persoalan sampah, Jokowi menegaskan penanganan sampah akan dilakukan baik untuk sampah di laut maupun di darat.
"Dua, jadi sampah yang ada di laut dan sampah yang ada di darat. Yang ada di laut tadi sudah diputuskan kita akan kirim di sini kapal untuk membersihkan dan mulai Februari nanti kita juga akan bergerak ke bawah laut untuk mengambil sampah. Meskipun belum banyak, tapi harus dimulai. Jangan sampai ada sampah di Labuan Bajo," tegasnya.
Adapun untuk sampah di darat, kata Jokowi, Kementerian PUPR akan mempersiapkan incinerator dan juga tempat pembuangan sampah akhirnya. "Dan juga yang paling penting juga pendidikan masyarakat mengenai budaya sampah," tandasnya.
Sementara itu untuk keluhan soal ketersediaan air baku, presiden menyebut sudah ditambah 100 mililiter/detik. Kementerian PUPR juga disebutnya tengah mempersiapkan tambahan yang lebih besar lagi.
Adapun soal kelestarian lingkungan di kawasan Labuan Bajo, presiden menyampaikan bahwa dirinya telah memerintahkan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar untuk membuat nursery yang bisa memproduksi 5-7 juta pohon setiap tahunnya.
"Nanti setiap tahun menanam segitu terus, rutin. Sudah detail sekali tadi, saya kira pembicaraan kita sudah teknis dan sangat detail sehingga semuanya yang kira-kira kita ragu semuanya sudah kita tutup," jelasnya.
Labuan Bajo sendiri memang dipersiapkan sebagai destinasi wisata dengan kelas super premium yang memiliki diferensiasi dari tempat-tempat wisata lain. Presiden berharap, wisatawan yang datang ke Labuan Bajo bisa berbelanja lebih banyak dan tinggal lebih lama.
"Kita harapkan di sini belanjanya lebih besar, tinggalnya lebih lama, kita harapkan itu. Artinya bukan jumlah turisnya, tetapi spending-nya, belanjanya yang lebih banyak. Kira-kira itu," tandasnya.
(ind)