Petrotekno Buka Peluang Ubah Nasib Pemuda Bintuni Melalui P2TIM-TB

Sabtu, 25 Januari 2020 - 03:18 WIB
Petrotekno Buka Peluang Ubah Nasib Pemuda Bintuni Melalui P2TIM-TB
Petrotekno Buka Peluang Ubah Nasib Pemuda Bintuni Melalui P2TIM-TB
A A A
JAKARTA - Menyadari Teluk Bintuni di Papua Barat memiliki potensi industri minyak dan gas bumi, seorang pemuda suku asli Yulianus Homna mencoba mengubah nasib dengan mendaftar ke Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas Teluk Bintuni (P2TIM-TB) atau yang dikenal Petrotekno. Pemuda Subitu, suku asli yang mendiami Teluk Bintuni, kebanyakan sudah terbiasa tumbuh menjadi nelayan atau bercocok tanam.

Menurut Yulianus, Petrotekno bagus dan sangat berguna untuk pemuda Bintuni khususnya untuk mencari kerja, industri minyak di Teluk Bintuni berkembang pesat. Sementara P2TIM-TB telah beroperasi sejak 2018. Lembaga pendidikan tersebut dibangun Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni bekerjasama dengan Petrotekno.

P2TIM-TB berdiri di atas lahan seluas 9.300 meter persegi di Distrik Bintuni Timur. P2TIM-TB memiliki sejumah fasilitas, seperti Gedung Cendrawasih yang berfungsi sbegai kantor dan administrasi, Gedung Kasuari untuk tiga ruang kelas, Gedung Mambruk untuk pelatihan praktik confined space dan tangki, serta rigging shelter.

Selain itu, terdapat juga gedung bengkel praktikum utama Kakatua yang merupakan bengkel praktikum keahlian kelistrikan dan sistem instrumentasi, perpipaan, pengelasan, klinik dan dua ruang kelas. Pusat pelatihan ini juga dilengkapi asrama siswa.

Setiap angkatan berjumlah 100 orang siswa pelatihan, yang akan menjalani pelatihan selama 3,5 bulan. Sebesar 90% siswa pelatihan angkatan pertama merupakan putra daerah Kabupaten Teluk Bintuni.

Advisor utama P2TIM-TB, Rizal Aris mengatakan bahwa keberadaan pusat pelatihan industri migas Teluk Bintuni ini sebenarnya diprioritaskan untuk anak-anak teluk, terutama daerah yang terdampak langsung.

"Prioritasnya untuk tujuh suku, OAP, atau nusantara yang lahir di sini atau sudah tinggal di Bintuni minimal 10 tahun," ungkap Rizal dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Jumat (24/1/2020).

Lebih lanjut, Rizal menerangkan bahwa proses seleksinya berupa syarat administrasi ijazah minimal lulusan SMP, Kartu Keluarga, dan KTP. Di samping itu, para calon peserta didik juga harus mengikuti berbagai tes, mulai dari matematika dasar, bahasa Inggris, dan wawancara kompetensi.

"Kita menggunakan standar sebagaimana yang disyaratkan oleh perusahaan pengguna tenaga kerja. Sehingga nanti lulusan dari sini otomatis terserap oleh pasar tenaga kerja," kata Rizal.

Pendidikan di Petrotekno Teluk Bintuni juga tidak dipungut biaya, karena dibiayai Pemda setempat. Oleh karenanya, proses penjaringan peserta didik pun berlangsung ketat. Sertifikasi nasional dan internasional yang diterima lulusan program vokasi menjadi item yang mengukuhkan posisi mereka sebagai tenaga kerja dengan hasil yang memuaskan bagi dunia industri Migas.

Sebanyak 500 lulusan Petrotekno dalam lima angkatan yang dilaksanakan P2TIM-TB sejak 2018 telah menjadi bagian dari dunia industri praktis dengan etos kerja tinggi. Aris menjamin bahwa lulusan P2TIM-TB yang dioperasikan Petrotekno menjadi tenaga kerja yang menjadi rebutan industri-industri migas, baik di dalam maupun luar negeri.

"Kami menjaga kualitas lulusan, itu yang paling penting. Termasuk di dalamnya itu attitude, karena selama 3,5 bulan sikap mereka kita bentuk di sini," tukas Aris.

Saat ini, P2TIM-TB tengah membuka peluang untuk tahun ajaran baru dan pendaftaran dibuka hingga 25 Januari 2020 untuk angkatan 6. Para pemuda Papua, khususnya Teluk Bintuni yang sedang ingin mengadu nasib dan ingin bekerja di industri migas tentu bisa mencoba peluang ini.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4914 seconds (0.1#10.140)