Uang Beredar Capai Rp6.138 Triliun di Desember 2019

Jum'at, 31 Januari 2020 - 10:42 WIB
Uang Beredar Capai Rp6.138 Triliun di Desember 2019
Uang Beredar Capai Rp6.138 Triliun di Desember 2019
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Desember 2019. Adapun pada posisi M2 pada Desember 2019 tercatat Rp6.138,3 triliun atau tumbuh 6,6% secara tahunann (year-on-year/yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 7,1% (yoy).

Direktur Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, perlambatan pertumbuhan M2 disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan surat berharga selain saham.

"Uang beredar dalam arti sempit (M1) tumbuh melambat, dari 10,5% (yoy) pada November 2019 menjadi 7,5% (yoy) pada Desember 2019, terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan uang kartal dan giro rupiah," ujar Onny di Jakarta, Jumat (31/1/2020).

Dia melanjutkan, komponen uang kuasi tumbuh meningkat, terutama didorong oleh pertumbuhan giro valas, sehingga menjadi faktor penahan perlambatan pertumbuhan uang beredar yang lebih dalam.

"Perlambatan juga terjadi pada surat berharga selain saham, dari 31,3% pada bulan sebelumnya menjadi 26,5% (yoy) pada Desember 2019," jelasnya.

Sementara itu berdasarkan faktor yang memengaruhi, perlambatan M2 pada Desember 2019 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan aktiva luar negeri bersih dan aktiva dalam negeri bersih. "Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih melambat, dari 4,6% (yoy) pada November 2019 menjadi 4,4% (yoy)," jelasnya.

Selain itu perlambatan pertumbuhan aktiva dalam negeri bersih terutama disumbang oleh penyaluran kredit yang melambat menjadi 5,9% (yoy) dari capaian pada bulan sebelumnya sebesar7,0% (yoy).

Di sisi lain, operasi keuangan pemerintah justru tercatat ekspansi sebesar 3,7% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan ekspansi bulan sebelumnya sebesar 2,4% (yoy). "Ekspansi operasi pemerintah tersebut sekaligus menjadi faktor penahan perlambatan M2 lebih dalam lagi," jelasnya.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5064 seconds (0.1#10.140)