Pengangguran dan Inflasi, Tantangan Bagi Ekonomi Banten
A
A
A
SERANG - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengatakan permasalahan pengangguran dan inflasi menjadi tantangan terbesar bagi Provinsi Banten untuk saat ini dan kedepan.
"Salah satu tantangan di Provinsi Banten adalah tantangan tenaga kerja, dan itu sudah pasti. Bagaimana kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga kita bisa makin memperkecil angka pengangguran yang ada di Banten," ujar Destry saat berkunjung ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Banten, di Serang, Selasa (4/2/2020).
Selain pengangguran, kata Destry, Banten juga dihadapkan dengan tantangan inflasi khususnya di sektor makanan yang dipengaruhi harga cabai dan bawang. Apalagi, pada hari besar keagamaan seperti puasa dan lebaran, harga kedua komoditas tersebut melambung tinggi.
"Bank Indonesia menjadi concern, karena cabai adalah salah satu kontributor yang cukup besar di inflasi secara umum. Kami mempunyai klaster-klaster komoditas yang memang tujuannya bagaimana kita bisa menekan harga pangan agar bisa stabil," ujarnya.
Kemudian, pekerjaan rumah yang harus dikerjakan yakni bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor UMKM yang selama ini menjadi penopang perekonomian di Banten.
"Kami berharap bahwa peran kami dalam rangka mengembangan sektor UMKM, karena UMKM adalah tulang punggung bagi perekonomian Banten," kata Destry.
Terakhir, pekerjaan lainnya yakni bagaimana mengembangkan dan menciptakan stabilitas pangan di Provinsi Banten. "Mari bersama-sama menjaga stabilitas harga pangan," tandasnya.
Untuk diketahui, Berdasarkan data BPS pada periode Agustus 2019, jumlah pengangguran di Banten mencapai 8,11% atau sebanyak 490,8 ribu orang menganggur.
Sedangkan inflasi di Provinsi Banten pada kuartal III 2019 tercatat mengalami perlambatan dibandingkan kuartal II 2019 yaitu sebesar 3,64% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi kuartal II 2019 sebesar 3,72% (yoy).
"Salah satu tantangan di Provinsi Banten adalah tantangan tenaga kerja, dan itu sudah pasti. Bagaimana kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan, sehingga kita bisa makin memperkecil angka pengangguran yang ada di Banten," ujar Destry saat berkunjung ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Banten, di Serang, Selasa (4/2/2020).
Selain pengangguran, kata Destry, Banten juga dihadapkan dengan tantangan inflasi khususnya di sektor makanan yang dipengaruhi harga cabai dan bawang. Apalagi, pada hari besar keagamaan seperti puasa dan lebaran, harga kedua komoditas tersebut melambung tinggi.
"Bank Indonesia menjadi concern, karena cabai adalah salah satu kontributor yang cukup besar di inflasi secara umum. Kami mempunyai klaster-klaster komoditas yang memang tujuannya bagaimana kita bisa menekan harga pangan agar bisa stabil," ujarnya.
Kemudian, pekerjaan rumah yang harus dikerjakan yakni bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor UMKM yang selama ini menjadi penopang perekonomian di Banten.
"Kami berharap bahwa peran kami dalam rangka mengembangan sektor UMKM, karena UMKM adalah tulang punggung bagi perekonomian Banten," kata Destry.
Terakhir, pekerjaan lainnya yakni bagaimana mengembangkan dan menciptakan stabilitas pangan di Provinsi Banten. "Mari bersama-sama menjaga stabilitas harga pangan," tandasnya.
Untuk diketahui, Berdasarkan data BPS pada periode Agustus 2019, jumlah pengangguran di Banten mencapai 8,11% atau sebanyak 490,8 ribu orang menganggur.
Sedangkan inflasi di Provinsi Banten pada kuartal III 2019 tercatat mengalami perlambatan dibandingkan kuartal II 2019 yaitu sebesar 3,64% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi kuartal II 2019 sebesar 3,72% (yoy).
(ven)