Pertumbuhan Ekonomi Rendah Karena Daya Beli Masyarakat Melemah
A
A
A
JAKARTA - Realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih jauh dari harapan. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi tahun 2019 hanya mencapai 5,02%, meleset dari target pemerintah sebesar 5,2%.
Kepala BPS, Suhariyanto, menjelaskan penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi karena melambatnya konsumsi rumah tangga dan melemahnya daya beli masyarakat.
"Konsumsi rumah tangga turun 4,97% di kuartal IV 2019. Jadi daya beli masyarakat kita perlu kita waspadai. Sehingga kita kedepannya harus memperhatikan komponen konsumsi rumah tangga," terang Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Suhariyanto merinci komponen makanan dan minuman dalam konsumsi rumah tangga juga melambat dari 5,22% menjadi 5,16%. Begitu pula dengan komponen pakaian, alas kaki dan jasa perawatan juga melambat menjadi 4,27%.
"Selain itu, komponen transportasi dan komunikasi juga melambat menjadi 4,78%," ungkapnya. Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2019 Melemah ke 4,97%
Menurut Suhariyanto, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rendah ini tidak lepas dari kondisi perekonomian global. Negara-negara mitra dagang Indonesia seperti Amerika Serikat dan China juga mengalami perlambatan.
"Ditengah perlambatan ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,02% dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga 4,9% ini bisa dipahami," ujarnya.
Kepala BPS, Suhariyanto, menjelaskan penyebab rendahnya pertumbuhan ekonomi karena melambatnya konsumsi rumah tangga dan melemahnya daya beli masyarakat.
"Konsumsi rumah tangga turun 4,97% di kuartal IV 2019. Jadi daya beli masyarakat kita perlu kita waspadai. Sehingga kita kedepannya harus memperhatikan komponen konsumsi rumah tangga," terang Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Suhariyanto merinci komponen makanan dan minuman dalam konsumsi rumah tangga juga melambat dari 5,22% menjadi 5,16%. Begitu pula dengan komponen pakaian, alas kaki dan jasa perawatan juga melambat menjadi 4,27%.
"Selain itu, komponen transportasi dan komunikasi juga melambat menjadi 4,78%," ungkapnya. Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV 2019 Melemah ke 4,97%
Menurut Suhariyanto, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rendah ini tidak lepas dari kondisi perekonomian global. Negara-negara mitra dagang Indonesia seperti Amerika Serikat dan China juga mengalami perlambatan.
"Ditengah perlambatan ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,02% dan pertumbuhan konsumsi rumah tangga 4,9% ini bisa dipahami," ujarnya.
(ven)