Inflasi November Tak Cerminkan Kenaikan Daya Beli, Pemulihan Ekonomi Bakal Lambat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks harga konsumen selama November 2020 terjadi inflasi sebesar 0,28% dibandingkan bulan sebelumnya (mounth to mouth) dan inflasi 1,59% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year).
(Baca juga:Ini Kelompok Penyumbang Inflasi November 2020 Capai 0,28%)
Melihat hal ini, Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan terjadinya inflasi ini bakal memperlambat pemulihan ekonomi. “Efeknya ke pemulihan ekonomi bisa berjalan lambat karena adanya tekanan dari sisi pasokan,” kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
(Baca juga:Inflasi November Diprediksi 0,18%, Ini Pemicunya)
Selanjutnya, inflasi sebesar 0,28% ini belum bisa dikatakan terjadi kenaikan daya beli yang signifikan. Hal ini dikarenakan komponen inflasi inti masih rendah yakni 0,06% per November, naik tipis dari Oktober lalu yakni 0,04%. “Sementara pendorong utama inflasi disumbang oleh barang bergejolak atau bahan pangan sebesar 1,31% disusul komponen inflasi sektor kesehatan 0,32%,” bebernya.
(Baca juga:Daging Ayam Mahal, Dorong Inflasi November)
Lalu, bisa disimpulkan faktor berkurangnya pasokan pangan akibat curah hujan dan masuknya musim tanam berpengaruh terhadap stabilitas harga pangan. “Jadi berpengaruh pada stabilitas harga pangan,” tandasnya.
(Baca juga:Ini Kelompok Penyumbang Inflasi November 2020 Capai 0,28%)
Melihat hal ini, Ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan terjadinya inflasi ini bakal memperlambat pemulihan ekonomi. “Efeknya ke pemulihan ekonomi bisa berjalan lambat karena adanya tekanan dari sisi pasokan,” kata Bhima saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Selasa (1/12/2020).
(Baca juga:Inflasi November Diprediksi 0,18%, Ini Pemicunya)
Selanjutnya, inflasi sebesar 0,28% ini belum bisa dikatakan terjadi kenaikan daya beli yang signifikan. Hal ini dikarenakan komponen inflasi inti masih rendah yakni 0,06% per November, naik tipis dari Oktober lalu yakni 0,04%. “Sementara pendorong utama inflasi disumbang oleh barang bergejolak atau bahan pangan sebesar 1,31% disusul komponen inflasi sektor kesehatan 0,32%,” bebernya.
(Baca juga:Daging Ayam Mahal, Dorong Inflasi November)
Lalu, bisa disimpulkan faktor berkurangnya pasokan pangan akibat curah hujan dan masuknya musim tanam berpengaruh terhadap stabilitas harga pangan. “Jadi berpengaruh pada stabilitas harga pangan,” tandasnya.
(dar)