Dirut Bank Mandiri Paparkan Strategi Perseroan Tahun Ini

Rabu, 05 Februari 2020 - 21:34 WIB
Dirut Bank Mandiri Paparkan...
Dirut Bank Mandiri Paparkan Strategi Perseroan Tahun Ini
A A A
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah melakukan transformasi besar dalam empat tahun terakhir, dengan fokus pada manajemen risiko dan digitalisasi. Transformasi manajemen risiko telah menghasilkan pinjaman dan model bisnis yang berkelanjutan, karena rasio NPL menurun tajam dari 4% di 2016 menjadi kurang dari 3% pada 2019.

"Ini datang bersama dengan pertumbuhan laba bersih yang kuat dari Rp13,8 triliun pada 2016 hingga Rp27,5 triliun pada 2019, yang merupakan salah satu tingkat pertumbuhan tertinggi di antara mata uang utama bank di Asia Tenggara," kata Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar dalam acara Mandiri Investment Forum 2020 di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Saat ini, Bank Mandiri fokus pada penguatan wholesale dan retail integrasi dengan meningkatkan cross-selling produk ke klien institusional dan meningkatkan rantai nilai mereka untuk menumbuhkan portofolio ritel. Menurut dia, strategi ini juga mempromosikan peningkatan kolaborasi dan integrasi dengan perseroan semua dua belas anak perusahaan di industri jasa keuangan, yaitu perbankan syariah, perbankan investasi, manajemen investasi, multi-keuangan, asuransi, dan modal usaha.

Melalui anak perusahaan perseroan, Bank Mandiri bertujuan untuk menjadi penyedia layanan keuangan satu atap untuk klien dan investor. "Kami yakin bahwa strategi ini, didukung oleh yang semakin akomodatif kebijakan dan iklim investasi yang lebih baik seperti yang disebutkan sebelumnya, selaras dengan misi kami untuk mempromosikan pertumbuhan investasi swasta yang lebih tinggi di Indonesia," katanya.

Ke depan, Bank Mandiri tidak pernah berhenti mendukung pembangunan ekonomi nasional melalui berbagai proyek seperti jalan tol, transportasi, energi, listrik, konstruksi dan telekomunikasi. "Kami melihat bahwa cara terbaik untuk mencapai yang lebih tinggi dan lebih stabil pertumbuhan ekonomi adalah dengan mengubah Indonesia menjadi investasi yang digerakkan ekonomi," ungkap dia.

Oleh karena itu, mempercepat kegiatan investasi adalah peluang besar untuk berkembang kapasitas produksi, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja yang besar dan pada akhirnya menumbuhkan ekonomi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0835 seconds (0.1#10.140)