Hunian Terintegrasi Transportasi, BUMN dan Swasta Ramaikan Pasar TOD

Sabtu, 08 Februari 2020 - 14:15 WIB
Hunian Terintegrasi...
Hunian Terintegrasi Transportasi, BUMN dan Swasta Ramaikan Pasar TOD
A A A
JAKARTA - Pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan penggunaan angkutan massal atau dikenal sebagai transit oriented development (TOD) mulai naik daun. Sejumlah pengembang berlomba-lomba membangun kawasan ini yang menjadi kebutuhan masyarakat saat ini.

Konsep ini memiliki tujuan untuk bisa mendekatkan masyarakat dengan akses transportasi umum. Tidak hanya itu, kawasan terintegrasi ini mampu mempercepat penciptaan pusat-pusat ekonomi yang letaknya berada di pinggir Ibu Kota. Untuk itu, pengembangan kawasan berkonsep TOD tidak selalu dilakukan dengan penyediaan hunian, tetapi juga dilengkapi area komersial yang bisa dilakukan untuk kegiatan komersial.

PT Adhi Karya Tbk. melalui beberapa anak usahanya dikenal sebagai pelopor konsep hunian TOD. Melalui anak usahanya, PT Adhi Commuter Properti (ACP), BUMN itu mengembangkan tiga proyek baru dengan konsep TOD. Ketiga proyek yang akan dikembangkan tersebut yakni, Rivia, Adhi City, dan Grand Central Bogor.

ACP dengan brand LRT City, saat ini telah mengembangkan delapan kawasan yakni LRT City Bekasi Timur Eastern Green & Green Avenue, LRT City Jatibening Baru Gateway Park, LRT City Ciracas Urban Signature, LRT City Sentul Royal Sentul Park, LRT City MT Haryono The Premiere MTH, MTH 27 Office Suites, dan Cisauk Point member of LRT City.

Selain itu juga terdapat proyek pengembangan yang masih dalam proses, yaitu Oase Park member of LRT City, Cibubur, serta pengembangan landedhouse dan mixed use di area Sentul 120 hektare yang direncanakan segera terintegrasi dengan stasiun LRT.

Selain ACP, pengembang yang telah menerapkan konsep hunian berbasis TOD adalah Perum Perumnas. Perusahaan BUMN tersebut telah mengembangkan hunian di beberapa wilayah Jakarta dan pinggir Jakarta: Tanjung Barat, Jakarta Selatan; Pondok Cina, Depok; dan RawaBuntu di Serpong, Tangerang Selatan.

Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI), Agus Komaruddin mengatakan, sebagai perusahaan BUMN dan bekerja di bawah perintah Kementerian BUMN, perusahaannya memang diprioritaskan untuk melakukan kerja sama dengan pengembang BUMN juga. “Kami bergerak untuk membantu pemerintah mencapai target. Karena penugasannya dari pemerintah, kerja samanya harus dengan BUMN juga,” paparnya.

Agus menambahkan, pembangunan TOD juga dilakukan untuk ikut berpartisipasi menyediakan hunian dan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah serta ikut melancarkan program satu juta rumah.

Mahata menjadi salah satu karya Perum Perumnas untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan hunian di kawasan Jakarta dan terintegrasi dengan sarana transportasi massal, seperti kereta api. “Bisa dikatakan kami sebagai salah satu pengembang BUMN yang memiliki hunian nol kilometer dari stasiun. Kami juga bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia untuk membangun tiga apartemen berkonsep terintegrasi dengan transportasi massal kereta,” jelas Direktur Produksi Perum Perumnas, Wahyu Abbas Sudrajat.

Hunian yang disediakan pun beragam, ada tipe studio, 1 bedroom, dan 2 bedroom. “Rencananya, serah terima unit kepada konsumen akan dilakukan pada 2021,” ujar Wahyu.

Untuk proyek apartemen Mahata Tanjung Barat yang bertipe rusunami atau unit bersubsidi sudah 100% terjual, sedangkan tipe komersial atau non subsidi sudah 69% terjual. Mahata Tanjung Barat direncanakan serah terima kunci pada semester II 2021. “Progresnya untuk Mahata Tanjung Barat sudah memasuki topping off, sedangkan proyek Mahata Serpong akan memasuki tahap konstruksi struktur atas,” papar Wahyu.

Tidak hanya Perumnas, sejumlah pengembang swasta pun banyak yang menawarkan hunian dengan lokasi cukup strategis. Salah satunya hunian terpadu Southgate yang dikembangkan Sinar Mas Land. Tipe terkecil dengan luas 43 meter persegi ditawarkan dengan harga Rp1,4 miliar atau Rp32 jutaan/meter perseginya.

Selain Sinar Mas Land, pengembang swasta yang turut meramaikan pasar hunian berkonsep TOD adalah PT Sayana Integra Properti yang mengembangkan Garden City. Group ini bahkan menggandeng dua perusahaan besar asal Jepang, Daiwa House dan JOIN. (Baca: Hunian TOD Makin Seksi di Mata Pengembang)

Dalam rencana, ada empat menara yang dibangun di kawasanini. Nantinya akan ada total 2.200 unit dan 90 unit ruko yang disediakan di kawasan tersebut. “Banyaknya proyek hunian TOD yang digarap pemerintah tidak akan mengganggu dan memengaruhi penjualan produk apartemen yang dikembangkan perusahaan swasta,” kata pengamat properti, Ali Tranghanda.

Produk properti apa pun yang ditawarkan tidak akan saling mengganggu. Tinggal pintar-pintar pengembang menawarkan konsep dan strategi lain. “Saya tidak melihat TOD pemerintah akan menjadi hambatan proyek swasta. Apalagi yang dikembangkan berbeda lokasi, segmen pasar, penyediaan fasilitas, dan yang lain,” ujarnya.

Kondisi pasar properti di 2020 di perkirakan masih sangat menantang, terlebih lagi untuk segmen hunian vertikal yang mengedepankan konsep strategis. “Bisa dilihat sekarang banyak pengembang swasta dan BUMN yang tidak mau melewatkan peluang untuk menawarkan produk terbaiknya. Strategi tersebut dilakukan karena minat pasar untuk hunian berkonsep TOD masih cukup tinggi,” kata Ali.

Director of Realty PT PP Urban Budi Suanda mengungkapkan, milenial yang merupakan pasar terbesar, membutuhkan hunian yang berada di lokasi strategis, fungsional, konsep menarik, smart tech, berkualitas namun sangat terjangkau serta mudah untuk dimiliki.

PP Urban yang merupakan anak usaha PT PP (Persero), Tbk. itu, kini mengembangkan Urban town Sudimara Forestwalk. Proyek apartemen yang berlokasi di Sudimara, Tangerang Selatan, ini ditujukan untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah. Budi Suanda mengatakan, Sudimara Forest walk mencakup tujuh menara apartemen di atas lahan seluas 4,8 hektare.

“Kami terus berpikir kreatif untuk dapat meningkatkan value produk kami dengan terus meningkatkan pemenuhan atas kebutuhan dan keinginan generasi milenial yang cukup menantang," tegasnya. (Aprilia S Andyna)
(ysw)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1390 seconds (0.1#10.140)