68% Generasi Milenial Indonesia Gunakan Dompet Digital
A
A
A
JAKARTA - Pemanfaatan dompet digital telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari generasi milenial dan gen-Z. Mayoritas sekitar 68% dari generasi muda Indonesia menggunakan dompet digital minimal satu hingga dua kali dalam seminggu dengan rata-rata nilai top up sebesar Rp 140.663 setiap minggunya.
Research Director Customer Experience Ipsos Indonesia Olivia Samosir mengatakan, sebagian besar dari mereka menggunakan dompet digital pertama kali untuk pembayaran jasa transportasi online (40%) dan jasa pesan-antar makanan minuman (32%). Berdasarkan penelitian Ipsos, ada empat pemain utama di industri dompet digital Indonesia, yaitu GoPay, Ovo, Dana, dan LinkAja.
Dari tiga indikator kepemimpinan pasar (jumlah transaksi pertama, jumlah transaksi mereka yang pernah menggunakan dompet digital, jumlah transaksi berulang), hasil penelitian menemukan bahwa GoPay menempati urutan pertama di seluruh indikator tersebut.
"Sekitar 71% dari generasi muda termotivasi untuk menggunakan dompet digital pertama kalinya kalinya karena adanya promo," kata Olivia saat diskusi bertajuk Evolusi Industri Dompet Digital: Strategi Menang Tanpa Bakar Uang di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Namun, seiring mereka terbiasa dengan kenyamanan yang ditawarkan dompet digital, loyalitas mereka tidak lagi ditentukan semata-mata oleh promo. Dia pun menyarankan, agar para pemain industri lebih berfokus pada keberlanjutan bisnis dan finansial.
Menurut dia, para pemain di industri harus proaktif dalam membentuk perilaku konsumen yang mengedepankan fungsi, inovasi, dan kualitas produk. Hal ini penting juga untuk membangun loyalitas, sekaligus bisnis yang sehat dan berkesinambungan.
Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero menambahkan, ini saatnya bagi para penyelenggara dompet digital untuk beralih dari pola pikir ‘grow at all cost’ ke pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan jika mereka terus ingin hadir untuk melayani konsumen. Praktek bakar uang memakan biaya yang tinggi dan dapat menghasilkan distorsi atas gambaran konsumsi masyarakat yang sesungguhnya.
Ke depan, animo masyarakat untuk menggunakan dompet digital akan tetap tinggi walaupun para pemain sudah tidak lagi membakar uang. "Yang terpenting adalah para pemain meningkatkan faktor keamanan dan kenyamanan layanannya bagi para pengguna," katanya.
Research Director Customer Experience Ipsos Indonesia Olivia Samosir mengatakan, sebagian besar dari mereka menggunakan dompet digital pertama kali untuk pembayaran jasa transportasi online (40%) dan jasa pesan-antar makanan minuman (32%). Berdasarkan penelitian Ipsos, ada empat pemain utama di industri dompet digital Indonesia, yaitu GoPay, Ovo, Dana, dan LinkAja.
Dari tiga indikator kepemimpinan pasar (jumlah transaksi pertama, jumlah transaksi mereka yang pernah menggunakan dompet digital, jumlah transaksi berulang), hasil penelitian menemukan bahwa GoPay menempati urutan pertama di seluruh indikator tersebut.
"Sekitar 71% dari generasi muda termotivasi untuk menggunakan dompet digital pertama kalinya kalinya karena adanya promo," kata Olivia saat diskusi bertajuk Evolusi Industri Dompet Digital: Strategi Menang Tanpa Bakar Uang di Jakarta, Rabu (12/2/2020).
Namun, seiring mereka terbiasa dengan kenyamanan yang ditawarkan dompet digital, loyalitas mereka tidak lagi ditentukan semata-mata oleh promo. Dia pun menyarankan, agar para pemain industri lebih berfokus pada keberlanjutan bisnis dan finansial.
Menurut dia, para pemain di industri harus proaktif dalam membentuk perilaku konsumen yang mengedepankan fungsi, inovasi, dan kualitas produk. Hal ini penting juga untuk membangun loyalitas, sekaligus bisnis yang sehat dan berkesinambungan.
Business Development Advisor Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero menambahkan, ini saatnya bagi para penyelenggara dompet digital untuk beralih dari pola pikir ‘grow at all cost’ ke pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan jika mereka terus ingin hadir untuk melayani konsumen. Praktek bakar uang memakan biaya yang tinggi dan dapat menghasilkan distorsi atas gambaran konsumsi masyarakat yang sesungguhnya.
Ke depan, animo masyarakat untuk menggunakan dompet digital akan tetap tinggi walaupun para pemain sudah tidak lagi membakar uang. "Yang terpenting adalah para pemain meningkatkan faktor keamanan dan kenyamanan layanannya bagi para pengguna," katanya.
(ind)