Indonesia Jadi Ketua Dewan Pengarah IFAD 2020-2022
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Badan Internasional untuk Pendanaan Pembangunan Pertanian/International Fund for Agricultural Development (IFAD) Indonesia, yaitu Staf Ahli Menteri Keuangan bidang Makro Ekonomi dan Keuangan Internasional Suminto, terpilih secara aklamasi sebagai Ketua (Chairperson) Dewan Pengarah IFAD untuk periode 2020-2022.
Keputusan ini dicapai dalam Sidang ke-43 Dewan Pengarah (Governing Council) IFAD yang berlangsung pada 11-12 Februari 2020 di Roma, Italia. Dewan Pengarah merupakan pengambil keputusan tertinggi dalam struktur IFAD, yang menentukan arah kebijakan dan strategi IFAD dalam melaksanakan mandatnya. Adapun Co-Chairperson terpilih adalah Gubernur IFAD Inggris dan Kamerun.
Pada tahun ini, sidang ke-43 IFAD Governing Council mengambil tema utama “Investasi dalam sistem pangan berkelanjutan guna mengentaskan kelaparan pada tahun 2030”.
Tema tersebut diambil mengingat tahun 2020 merupakan tahun kelima implementasi SDGs (Sustainable Development Goals), namun pengentasan kelaparan dan malnutrisi sebagai tujuan ke-dua SDGs masih jauh dari target capaian, dimana terdapat 821 juta orang di seluruh dunia yang masih menderita kelaparan.
"Selain membahas kebijakan-kebijakan strategis dan operasional IFAD, dalam Sidang ini para Gubernur juga membahas beberapa topik terkait investasi dalam sistem pangan yang berkelanjutan," ujar Plt Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti di Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Dalam pembahasan ini, Indonesia antara lain menyampaikan salah satu prioritas Indonesia dalam pencapian SDGs, yaitu pemberdayaan petani kecil dengan memberikan kemudahan akses terhadap modal dan pasar yang lebih luas. Peningkatan investasi dapat meningkatkan kemampuan manajemen, pengolahan, penyimpanan serta pemasaran dalam rangka menambah kapasitas produksi petani kecil.
"Indonesia menegaskan bahwa upaya dan komitmen pemerintah disertai dukungan dari sektor swasta, serta pemangku kepentingan lainnya, merupakan kunci bagi kesuksesan pencapaian SDGs, utamanya dalam penanggulangan kemiskinan bagi petani," jelasnya.
IFAD yang saat ini beranggotakan 177 negara merupakan satu-satunya institusi keuangan internasional yang memiliki mandat khusus untuk mendorong investasi di kawasan pedesaan serta mendukung pengembangan kapasitas petani kecil.
Sejak tahun 1978, IFAD telah menyalurkan hibah dan pinjaman berbunga rendah sebesar USD22,4 miliar, yang mampu menyentuh sekitar 512 juta jiwa petani kecil di berbagai negara berkembang di seluruh dunia.
Keputusan ini dicapai dalam Sidang ke-43 Dewan Pengarah (Governing Council) IFAD yang berlangsung pada 11-12 Februari 2020 di Roma, Italia. Dewan Pengarah merupakan pengambil keputusan tertinggi dalam struktur IFAD, yang menentukan arah kebijakan dan strategi IFAD dalam melaksanakan mandatnya. Adapun Co-Chairperson terpilih adalah Gubernur IFAD Inggris dan Kamerun.
Pada tahun ini, sidang ke-43 IFAD Governing Council mengambil tema utama “Investasi dalam sistem pangan berkelanjutan guna mengentaskan kelaparan pada tahun 2030”.
Tema tersebut diambil mengingat tahun 2020 merupakan tahun kelima implementasi SDGs (Sustainable Development Goals), namun pengentasan kelaparan dan malnutrisi sebagai tujuan ke-dua SDGs masih jauh dari target capaian, dimana terdapat 821 juta orang di seluruh dunia yang masih menderita kelaparan.
"Selain membahas kebijakan-kebijakan strategis dan operasional IFAD, dalam Sidang ini para Gubernur juga membahas beberapa topik terkait investasi dalam sistem pangan yang berkelanjutan," ujar Plt Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Nufransa Wira Sakti di Jakarta, Kamis (13/2/2020).
Dalam pembahasan ini, Indonesia antara lain menyampaikan salah satu prioritas Indonesia dalam pencapian SDGs, yaitu pemberdayaan petani kecil dengan memberikan kemudahan akses terhadap modal dan pasar yang lebih luas. Peningkatan investasi dapat meningkatkan kemampuan manajemen, pengolahan, penyimpanan serta pemasaran dalam rangka menambah kapasitas produksi petani kecil.
"Indonesia menegaskan bahwa upaya dan komitmen pemerintah disertai dukungan dari sektor swasta, serta pemangku kepentingan lainnya, merupakan kunci bagi kesuksesan pencapaian SDGs, utamanya dalam penanggulangan kemiskinan bagi petani," jelasnya.
IFAD yang saat ini beranggotakan 177 negara merupakan satu-satunya institusi keuangan internasional yang memiliki mandat khusus untuk mendorong investasi di kawasan pedesaan serta mendukung pengembangan kapasitas petani kecil.
Sejak tahun 1978, IFAD telah menyalurkan hibah dan pinjaman berbunga rendah sebesar USD22,4 miliar, yang mampu menyentuh sekitar 512 juta jiwa petani kecil di berbagai negara berkembang di seluruh dunia.
(ind)