Virus Corona Lebih Berdampak pada Ekonomi Dunia Ketimbang SARS
A
A
A
JAKARTA - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan penyebaran wabah virus corona jenis baru "jelas lebih berdampak" pada ekonomi dunia ketimbang epidemi SARS 2002-2003. Dampak penyebaran wabah virus corona sangat besar terhadap ekonomi global karena China saat ini berkontribusi 17% terhadap ekonomi global.
Pada kasus wabah SARS tahun 2002-2003, ekonomi China hanya berkontribusi sekitar 4% terhadap ekonomi global, atau telah terjadi kenaikan empat kali lipat lebih.
Peneliti untuk pemerintah China juga menyatakan bahwa wabah virus corona diperkirakaan dapat mengurangi 1 persentase tingkat pertumbuhan ekonomi Negeri Panda di tahun 2020.
Bahkan S&P Global Ratings telah menurunkan perkiraan pertumbuhan China di tahun 2020 dari sebelumnya 5,7% menjadi 5% akibat wabah virus yang bersumber dari Wuhan itu.
Sementara itu, Direktur PT. Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai, awal pekan ini pasar sempat menguat setelah Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan tambahan khasus baru virus corona dengan tren melambat.
"Tambahan khasus ini merupakan tambahan terendah sejak akhir Januari. Ini menimbulkan optimisme bahwa penyebaran virus corona sudah mulai mampu di atasi," ujar dia di Jakarta, Sabtu (15/2/2020).
Menurut dia, dampak ekonomi dari virus corona akan sangat diperhatikan pelaku pasar dan menjadi tekanan bagi pasar keuangan dunia bila wabah corona belum dapat ditanggulangi.
Mengingat cukup banyak produk yang Indonesia beli dari China, maka dampak virus corona akan punya pengaruh pada perekonomian Indonesia.
Pernyataan penasihat kesehatan China bahwa wabah virus corona diperkirakan akan segera mencapai puncaknya dan diperkirakan akan berakhir April.
"Kami perkirakaan ketika wabah virus korona mencapai puncak dan mulai turun itulah waktu pasar keuangan dunia kembali akan menguat. Sempat menunjukan tren tersebut di awal pekan tetapi perubahan metode perhitungan telah mengubah tren tersebut," beber Hans.
Data penyebaran virus corona belum mengkonfirmasi puncak dari kasus yang terjadi tetapi Hans menilai pasar pekan depan akan rebound mengingat penurunan yang hampir terjadi setiap hari di bursa Indonesia selama sepekan ini dan pasar global mulai memberikan tanda-tanda kenaikan.
"Pelaku pasar kami rekomendasikan melakukan pembelian ketika pasar melemah seperti sekarng ini. Area support IHSG adalah di level 5.843 sampai 5.767 dan resistnace di level 5.929 sampai 6.013," katanya.
Pada kasus wabah SARS tahun 2002-2003, ekonomi China hanya berkontribusi sekitar 4% terhadap ekonomi global, atau telah terjadi kenaikan empat kali lipat lebih.
Peneliti untuk pemerintah China juga menyatakan bahwa wabah virus corona diperkirakaan dapat mengurangi 1 persentase tingkat pertumbuhan ekonomi Negeri Panda di tahun 2020.
Bahkan S&P Global Ratings telah menurunkan perkiraan pertumbuhan China di tahun 2020 dari sebelumnya 5,7% menjadi 5% akibat wabah virus yang bersumber dari Wuhan itu.
Sementara itu, Direktur PT. Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai, awal pekan ini pasar sempat menguat setelah Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan tambahan khasus baru virus corona dengan tren melambat.
"Tambahan khasus ini merupakan tambahan terendah sejak akhir Januari. Ini menimbulkan optimisme bahwa penyebaran virus corona sudah mulai mampu di atasi," ujar dia di Jakarta, Sabtu (15/2/2020).
Menurut dia, dampak ekonomi dari virus corona akan sangat diperhatikan pelaku pasar dan menjadi tekanan bagi pasar keuangan dunia bila wabah corona belum dapat ditanggulangi.
Mengingat cukup banyak produk yang Indonesia beli dari China, maka dampak virus corona akan punya pengaruh pada perekonomian Indonesia.
Pernyataan penasihat kesehatan China bahwa wabah virus corona diperkirakan akan segera mencapai puncaknya dan diperkirakan akan berakhir April.
"Kami perkirakaan ketika wabah virus korona mencapai puncak dan mulai turun itulah waktu pasar keuangan dunia kembali akan menguat. Sempat menunjukan tren tersebut di awal pekan tetapi perubahan metode perhitungan telah mengubah tren tersebut," beber Hans.
Data penyebaran virus corona belum mengkonfirmasi puncak dari kasus yang terjadi tetapi Hans menilai pasar pekan depan akan rebound mengingat penurunan yang hampir terjadi setiap hari di bursa Indonesia selama sepekan ini dan pasar global mulai memberikan tanda-tanda kenaikan.
"Pelaku pasar kami rekomendasikan melakukan pembelian ketika pasar melemah seperti sekarng ini. Area support IHSG adalah di level 5.843 sampai 5.767 dan resistnace di level 5.929 sampai 6.013," katanya.
(ind)