IMF Naikkan Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi China Menjadi 8,4%

Rabu, 07 April 2021 - 09:10 WIB
loading...
IMF Naikkan Perkiraan...
IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China menjadi 8,4% tahun ini. Foto/Ilustrasi
A A A
BEIJING - Dana Moneter Internasional (IMF) meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China menjadi 8,4% untuk tahun 2021. Kenaikan proyeksi itu didukung langkah-langkah penahanan Covid-19 yang efektif telah mendorong pemulihan ekonomi yang kuat di Negeri Panda tersebut.

Dalam edisi terbaru World Economic Outlook, IMF menempatkan pertumbuhan China 2021 pada 8,4%, naik 0,3 persen poin dari perkiraan Januari. Sementara proyeksi ekspansi ekonomi China untuk tahun 2022 tetap tidak berubah pada 5,6%. Revisi ke atas terjadi di tengah tren kenaikan karena pertumbuhan global diproyeksikan pada 6% tahun ini, naik dari perkiraan dana Januari sebesar 5,5%.

Ekonomi AS diprediksi tumbuh 6,4% pada 2021 dengan moderat 3,5% pada tahun berikutnya. Ini sebanding dengan proyeksi IMF pada Januari bahwa ekonomi AS akan tumbuh 5,1% tahun ini sebelum pertumbuhan 2,5% pada 2022.

Dalam kasus India, ekonomi Asia Selatan diperkirakan akan mencatat ekspansi 12,5% tahun ini, 1 persen poin lebih tinggi dari perkiraan IMF bulan Januari. Sementara ekonomi global tampaknya berada pada posisi yang lebih kuat, pemulihan akan terlihat berbeda di tengah ketidakpastian yang tinggi, kata dana tersebut dalam laporannya.

"Di pasar negara berkembang, perbedaan besar diharapkan antara China, di mana langkah-langkah penahanan yang efektif, respons investasi publik yang kuat, dan dukungan likuiditas bank sentral telah memfasilitasi pemulihan yang kuat, dan lainnya," ungkap laporan itu yang dikutip Global Times, Rabu (7/4/2021).

Ketegangan China-AS yang tetap tinggi di berbagai bidang, mulai dari perdagangan internasional hingga kekayaan intelektual dan keamanan siber, juga disebutkan dalam laporan tersebut.

"Kesenjangan ekonomi domestik yang timbul dari penurunan pandemi juga dapat mendorong hambatan perdagangan baru. Di tengah tingkat pembatasan perdagangan yang sudah tinggi, tindakan seperti itu akan menambah inefisiensi dan membebani pemulihan. Selain itu, risiko kecenderungan proteksionis seputar teknologi sedang muncul," ungkap laporan IMF.

Adapun kebijakan fiskal dan moneter China, dana tersebut memproyeksikan pengetatan ringan tahun ini setelah ekspansi fiskal besar pada tahun 2020 dan kebijakan moneter yang terus mendukung pada tahun 2021 sebelum secara bertahap kembali ke netral pada tahun 2022.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
10 Orang Terkaya China...
10 Orang Terkaya China 2025, Founder TikTok Jadi Nomor 1
Ekonomi 15 Negara Mitra...
Ekonomi 15 Negara Mitra Dagang AS yang Paling Terpukul Tarif Timbal Balik Trump
Ambisi Uni Eropa Mengurangi...
Ambisi Uni Eropa Mengurangi Ketergantungan Mineral Penting asal China
Gurita Bisnis Keluarga...
Gurita Bisnis Keluarga Xi Jinping Terungkap, Raup Jutaan Dolar di Tengah Kampanye Antikorupsi
Pimpin BRICS Hadapi...
Pimpin BRICS Hadapi Perang Dagang AS, China Susun Rencana Baru
Danone dan PBNU Kolaborasi...
Danone dan PBNU Kolaborasi Dorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif
China Setop Impor LNG...
China Setop Impor LNG AS Gegara Tarif Trump, Geser ke Sumber Alternatif
Persatuan ASEAN-China...
Persatuan ASEAN-China Jadi Pertahanan Terbaik Asia dalam Hadapi Perang Dagang
Prabowo: Fundamental...
Prabowo: Fundamental Ekonomi Kita Kuat, Harga-harga Sembako Terkendali
Rekomendasi
Ikuti Langkah AS, Jerman...
Ikuti Langkah AS, Jerman Terapkan Kebijakan Anti-Islam dengan Mendeportasi Aktivis Pro-Palestina
25.000 Kendaraan Padati...
25.000 Kendaraan Padati Jalur Puncak Bogor, One Way Diterapkan Atasi Macet Parah
Ray Sahetapy Dimakamkan...
Ray Sahetapy Dimakamkan di TPU Tanah Kusir 4 April, Tunggu Kepulangan Anak dari Amerika
Berita Terkini
Pembangunan Perumahan...
Pembangunan Perumahan di RI Disebut Tak Sinkron dengan Layanan Transportasi
55 menit yang lalu
Perluasan Jaringan Penerbangan...
Perluasan Jaringan Penerbangan GIAA-Japan Airlines Diresmikan
2 jam yang lalu
Turun Tipis, Harga Emas...
Turun Tipis, Harga Emas Hari Ini Rp1.819.000 per Gram
3 jam yang lalu
Menuju Industri Baja...
Menuju Industri Baja yang Hijau dan Kompetitif, GRP Tegaskan Komitmen Transformasi
4 jam yang lalu
Digempur Sanksi Barat,...
Digempur Sanksi Barat, Rusia Malah Cetak 15 Miliarder Baru
5 jam yang lalu
10 Orang Terkaya China...
10 Orang Terkaya China 2025, Founder TikTok Jadi Nomor 1
6 jam yang lalu
Infografis
3 Ancaman Terbesar Militer...
3 Ancaman Terbesar Militer AS, Paling Utama Adalah China
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved