Skema KPBU, Bandara Kendiri Milik Gudang Garam 50 Tahun ke Depan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya memberikan apresiasi atas kerja sama yang baik antara Pemerintah Daerah (Pemda) di Jawa Timur (Jatim) dan pihak swasta dalam hal ini PT Gudang Garam dalam rencana pembangunan Bandara Kediri. Terkait pengelolaan Bandara Kediri, Menhub mengatakan akan diserahkan kepada PT Gudang Garam untuk memilih Badan Usaha Bandar Udara (BUBU).
"Ini merupakan pertama kali pihak swasta sepenuhnya menginvestasikan pembangunan Bandara dengan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha). Artinya PT Gudang Garam akan mendapat konsesi, bisa 30 atau 50 tahun. Ini merupakan hal yang patut dicontoh oleh daerah lain untuk melakukan seperti yang dilakukan oleh Pemprov Jatim, Kediri dan Gudang Garam,” jelas Menhub.
Sementara terkait dengan pengelolaan kontrol lalu lintas udara (air traffic control) harus dilakukan oleh LPPNPI atau Airnav Indonesia. "Gudang Garam bisa memilih nanti unsolicited jadi siapa saja yang bisa akan diberikan BUBU (Badan Usaha Bandar Udara) khusus tetapi pengelolaan Air Traffic Control tetap dikelola Air Navigation," paparnya.
Bandara Kediri rencananya akan dibangun dalam 3 tahap. Untuk tahap 1 diperkirakan nilai investasi yang digelontorkan termasuk pembebasan lahan sekitar Rp9,2 triliun. Bandara Kediri direncanakan memiliki fasilitas runway 3300x45 m2 dan dilengkapi fasilitas penunjang (kategori PKP-PK) serta fasilitas sisi darat (terminal penumpang, terminal cargo, parkir kendaraan).
Pembangunan bandara dilakukan di lahan seluas 450 hektare. Pada pembukaan nantinya Bandara Kediri tahap 1 dapat menampung sekitar 1,5 juta penumpang dan runway movement menampung 8 air traffic movement pada jam sibuk . Sebagai informasi, proyek pembangunan Bandara ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan pembiayaan seluruhnya mulai dari pembebasan lahan sampai ke pembangunan Bandara menggunakan dana dari swasta yaitu PT Gudang Garam Tbk.
Bandara yang berada di Jawa Timur ini nantinya akan berfungsi sebagai bandara domestik, sementara untuk Bandara Internasional tetap dilayani oleh Bandara Juanda Surabaya. Keberadaan Bandara ini diharapkan dapat mendorong peningkatan perekonomian, meningkatkan jumlah wisatawan, mempermudah masyarakat sekitar untuk bepergian, hingga memberikan lapangan pekerjaan masyarakat di Kediri dan sekitarnya.
"Ini merupakan pertama kali pihak swasta sepenuhnya menginvestasikan pembangunan Bandara dengan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha). Artinya PT Gudang Garam akan mendapat konsesi, bisa 30 atau 50 tahun. Ini merupakan hal yang patut dicontoh oleh daerah lain untuk melakukan seperti yang dilakukan oleh Pemprov Jatim, Kediri dan Gudang Garam,” jelas Menhub.
Sementara terkait dengan pengelolaan kontrol lalu lintas udara (air traffic control) harus dilakukan oleh LPPNPI atau Airnav Indonesia. "Gudang Garam bisa memilih nanti unsolicited jadi siapa saja yang bisa akan diberikan BUBU (Badan Usaha Bandar Udara) khusus tetapi pengelolaan Air Traffic Control tetap dikelola Air Navigation," paparnya.
Bandara Kediri rencananya akan dibangun dalam 3 tahap. Untuk tahap 1 diperkirakan nilai investasi yang digelontorkan termasuk pembebasan lahan sekitar Rp9,2 triliun. Bandara Kediri direncanakan memiliki fasilitas runway 3300x45 m2 dan dilengkapi fasilitas penunjang (kategori PKP-PK) serta fasilitas sisi darat (terminal penumpang, terminal cargo, parkir kendaraan).
Pembangunan bandara dilakukan di lahan seluas 450 hektare. Pada pembukaan nantinya Bandara Kediri tahap 1 dapat menampung sekitar 1,5 juta penumpang dan runway movement menampung 8 air traffic movement pada jam sibuk . Sebagai informasi, proyek pembangunan Bandara ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan pembiayaan seluruhnya mulai dari pembebasan lahan sampai ke pembangunan Bandara menggunakan dana dari swasta yaitu PT Gudang Garam Tbk.
Bandara yang berada di Jawa Timur ini nantinya akan berfungsi sebagai bandara domestik, sementara untuk Bandara Internasional tetap dilayani oleh Bandara Juanda Surabaya. Keberadaan Bandara ini diharapkan dapat mendorong peningkatan perekonomian, meningkatkan jumlah wisatawan, mempermudah masyarakat sekitar untuk bepergian, hingga memberikan lapangan pekerjaan masyarakat di Kediri dan sekitarnya.
(akr)