Singapura Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Menkeu Waspada
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan ekonomi di 2020 akan terus menghadapi tantangan. Hal ini seiring wabah corona yang menjadi faktor global yang bisa mempengaruhi ekonomi Indonesia.
Dia mengatakan, saat ini Singapura telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya di 2020 karena wabah virus corona ke kisaran 0,5-1,5%. Hal ini, kata Sri Mulyani, berarti Indonesia harus bisa mengambil kebijakan yang tepat agar perekonomian tetap stabil.
"Hal itu kita jadikan barometer dalam memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Senin (17/2/2020).
Dia melanjutkan, Singapura dan juga dunia menjadi barometer perekonomian Indonesia. Saat ini, kata dia, ekonomi dunia dipenuhi dengan ketidakpastian, utamanya di Asia yang saat ini perekonomiannya tertekan.
"Tahun 2020 dipenuhi ketidakpastian, terutama karena adanya wabah virus corona. Ini merupakan sesuatu yang harus kita perhatikan karena tekanan wabah ini terus meluas," tegasnya.
Sri Mulyani mengaku telah menyiapkan instrumen kebijakan agar perekonomain Indonesia tetap stabil. Salah satunya adalah dengan omnibus law dan pemangkasan suku bunga yang diharapkan menjadi obat kuat guna menjaga fundamental ekonomi Indonesia.
"Tahun 2020, kita targetkan penurunan kemiskinan dan pengangguran dengan omnibus law. BI juga sudah turunkan (suku bunga) 100 bps 2019, 2020 lebih baik tapi ternyata ketidakpastian karena corona jadi perhatian," jelasnya.
Dia mengatakan, saat ini Singapura telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya di 2020 karena wabah virus corona ke kisaran 0,5-1,5%. Hal ini, kata Sri Mulyani, berarti Indonesia harus bisa mengambil kebijakan yang tepat agar perekonomian tetap stabil.
"Hal itu kita jadikan barometer dalam memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Senin (17/2/2020).
Dia melanjutkan, Singapura dan juga dunia menjadi barometer perekonomian Indonesia. Saat ini, kata dia, ekonomi dunia dipenuhi dengan ketidakpastian, utamanya di Asia yang saat ini perekonomiannya tertekan.
"Tahun 2020 dipenuhi ketidakpastian, terutama karena adanya wabah virus corona. Ini merupakan sesuatu yang harus kita perhatikan karena tekanan wabah ini terus meluas," tegasnya.
Sri Mulyani mengaku telah menyiapkan instrumen kebijakan agar perekonomain Indonesia tetap stabil. Salah satunya adalah dengan omnibus law dan pemangkasan suku bunga yang diharapkan menjadi obat kuat guna menjaga fundamental ekonomi Indonesia.
"Tahun 2020, kita targetkan penurunan kemiskinan dan pengangguran dengan omnibus law. BI juga sudah turunkan (suku bunga) 100 bps 2019, 2020 lebih baik tapi ternyata ketidakpastian karena corona jadi perhatian," jelasnya.
(fjo)