OVO Bersiap Ikuti Jejak Gopay Layani Pembayaran SPP Sekolah
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan penyedia dompet digital (e-wallet) OVO bersiap mengikuti jejak rivalnya Gopay yang lebih dulu menyatakan siap melayani pembayaran SPP sekolah secara digital. Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan, pihaknya sebagai bagian dari ekonomi digital Indonesia, sehingga OVO senantiasa berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan yang ditawarkan.
(Baca Juga: Meme Jadi Kenyataan, Bayar SPP Kini Bisa Pakai GoPay
Dengan strategi ekosistem terbuka, pihaknya memiliki keleluasaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra strategis di berbagai industri. Termasuk meningkatkan kemitraan di sektor edukasi/pendidikan yang merupakan salah satu fokus utama pemerintah Indonesia.
"Saat ini kami sudah bekerja sama dengan beberapa universitas, termasuk di antaranya UNIKA Widya Mandala, UBAYA, dan UNS untuk pembayaran buku/modul kuliah, kantin, koperasi, bazar mahasiswa, hingga pembayaran wisuda. Ini diharapkan dapat meningkatkan adopsi transaksi non-tunai di kalangan pelajar," ujar Karaniya di Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Sebelumnya Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga menyebut pihaknya terbuka bagi perusahaan fintech lain yang ingin terlibat di bisnis pembayaran SPP sekolah secara digital. Ia menjelaskan, Kemendikbud pada era industri 4.0 tidak bisa menutup kemungkinan sistem pelayanan digital yang semakin meluas.
Sehingga inovasi dari swasta termasuk inovasi teknologi telah menjadi unsur penting dalam meningkatkan kemudahan masyarakat saat ini. Hal tersebut berlaku pula di dunia pendidikan.
(Baca Juga: Meme Jadi Kenyataan, Bayar SPP Kini Bisa Pakai GoPay
Dengan strategi ekosistem terbuka, pihaknya memiliki keleluasaan untuk bekerja sama dengan berbagai mitra strategis di berbagai industri. Termasuk meningkatkan kemitraan di sektor edukasi/pendidikan yang merupakan salah satu fokus utama pemerintah Indonesia.
"Saat ini kami sudah bekerja sama dengan beberapa universitas, termasuk di antaranya UNIKA Widya Mandala, UBAYA, dan UNS untuk pembayaran buku/modul kuliah, kantin, koperasi, bazar mahasiswa, hingga pembayaran wisuda. Ini diharapkan dapat meningkatkan adopsi transaksi non-tunai di kalangan pelajar," ujar Karaniya di Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Sebelumnya Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga menyebut pihaknya terbuka bagi perusahaan fintech lain yang ingin terlibat di bisnis pembayaran SPP sekolah secara digital. Ia menjelaskan, Kemendikbud pada era industri 4.0 tidak bisa menutup kemungkinan sistem pelayanan digital yang semakin meluas.
Sehingga inovasi dari swasta termasuk inovasi teknologi telah menjadi unsur penting dalam meningkatkan kemudahan masyarakat saat ini. Hal tersebut berlaku pula di dunia pendidikan.
(akr)