Pelindo III Permudah Proses Ekspor untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Sebagai salah satu operator pelabuhan terbesar di Indonesia, Pelindo III memiliki peran strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional melalui pelayanan aktivitas ekspor di Indonesia. Untuk itu, berbagai terobosan terus diupayakan oleh Pelindo III guna meningkatkan aktivitas ekspor.
Salah satunya, adalah penyederhanaan proses bisnis ekspor di Pelindo III. Hal tersebut di sampaikan dalam kegiatan sosialisasi "Simplifikasi Proses Bisnis Ekspor" yang digelar di kantor pusat Pelindo III Surabaya, Jumat (21/2/2020).
Di depan undangan antara lain perwakilan asosiasi pengguna jasa, pengusaha shipping line, dan para eksportir, Direktur Utama Pelindo III Doso agung menjelaskan, Pelindo III akan melakukan sejumlah penyederhanaan aturan proses ekspor.
Dalam hal empty inbound, Pelindo III akan menambah masa free time penumpukan peti kemas dari 3 hari menjadi 7 hari. Pelindo III juga memperpanjang waktu eksportir mengambil peti kemas langsung ke terminal. Hal ini diyakini bisa mengefisienkan biaya bagi eksportir hingga 44% dibandingkan sebelumnya.
"Dalam hal early stack untuk kegiatan ekspor, masa penumpukan petikemas di terminal dari sebelumnya dibatasi hanya 3 hari kini diperpanjang menjadi 5 hari sebelum dimuat ke kapal. Selain itu, terminal juga tidak akan mengenakan biaya untuk permohonan early stack sehingga diharapkan eksportir bisa merasakan efisiensi biaya hingga 65%," ujar Doso Agung.
Ia mengharapkan, berbagai terobosan baru dalam hal fleksibilitas ekspor di Pelindo III ini bisa segera dimanfaaatkan oleh para eksportir, sehingga berdampak juga pada peningkatkan aktivitas ekspor mereka.
Keberhasilan terobosan yang dilakukan Pelindo III membutuhkan dukungan dan kerjasama seluruh pelaku usaha, asosiasi dan pemangku regulasi seperti Bea Cukai, Karantina dan Otoritas Pelabuhan.
"Kami membutuhkan dukungan dari Bea Cukai untuk mengoperasikan wilayah konsolidasi di dalam area pelabuhan. Jika dapat terealisasi, akan memangkas biaya logistik karena petikemas dan dampaknya ke masyarakat adalah dapat mengurangi jumlah truk petikemas yang lalu lalang di jalan tol yang selama ini menjadi salah satu penyebab kemacetan," tutur Doso.
Sementara itu, perwakilan Tjiwi Kimia sebagai salah satu pengusaha ekportir yang juga hadir langsung dalam kegiatan sosialisasi simplifikasi bisnis ekspor menyatakan bahwa terobosan Pelindo III ini sangat menarik bagi mereka. Hal tersebut dikarenakan para eksportir bisa lebih leluasa mengatur waktu dan menyiapkan barang mereka sebelum di ekspor.
"Kami dari Tjiwi Kimia sudah bertahun tahun bekerja sama dengan Pelindo III dan kami akui secara terobosan dan pelayanan saat ini Pelindo III selalu memberikan yang terbaik seperti yang tadi di sampaikan dengan akan menambah masa stack atau penumpukan peti kemas itu sangat bermanfaat pada kami dan semoga ini bisa segera di laksanakan," ungkap perwakilan Tjiwi Kimia, Adi.
Senada dengannya, Branch Manager Surabaya PT CMA-CGM Efraim Zakka sebagai perwakilan perusahaan pelayaran juga mengapresiasi rencana terobosan dari Pelindo III. Menurutnya hal itu bisa menjadi lompatan untuk meningkatkan frekuensi ekspor terutama di Jawa Timur.
"Dalam hal free time empty in-bound saya melihat ini adalah sebuah insentif yang sangat menarik dan dalam jangka panjangakan menjadi lompatan dalam mengembangkan ekspor di Jawa Timur, ini dampaknya tidak langsung kami rasakan tapi lebih kepada teman eksportir dan pemilik barang yang mendapatkan manfaatnya," ujar Efraim.
Pada kesempatan yang sama, apresiasi juga diberikan oleh Yukki Nugrahawan Hanafi ketua umum DPP ALFI/ILFA kepada Pelindo III, selain memuji Dirut Pelindo III yang bisa merangkul semua stakeholder pelabuhan menjadi kompak, program simplifikasi proses bisnis ekspor juga diyakini bisa memicu para pengusaha untuk menambah volume ekspor di Pelindo III. Namun Yuki juga berpesan agar Pelindo III bisa memfasilitasi para pelaku usaha kecil (UKM) dalam proses ekspor produk mereka.
"Simplifikasi ini bagus sekali, bisa menstimulasi para pengusaha untuk lebih meningkatkan volume ekspor mereka dan jika ini memang berjalan sesuai rencana saya yakin Pelindo III akan terus berkembang menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia," kata dia.
Rencana penyederhanaan proses bisnis ekspor ini dimulai 1 Maret 2020 di dua anak perusahaan Pelindo III yaitu PT TPS dan PT TTL. Terobosan ini berpotensi menambah volume peti kemas, namun Pelindo III menjamin hal tersebut tidak akan mengganggu kapasitas lapangan penumpukan peti kemas di terminal dan akan tetap menjaga dwelling time di bawah 3 hari. Saat ini, dwelling time di dua anak perusahaan Pelindo III yaitu PT TPS dan PT TTL bisa dicapai kurang dari 3 hari.
Salah satunya, adalah penyederhanaan proses bisnis ekspor di Pelindo III. Hal tersebut di sampaikan dalam kegiatan sosialisasi "Simplifikasi Proses Bisnis Ekspor" yang digelar di kantor pusat Pelindo III Surabaya, Jumat (21/2/2020).
Di depan undangan antara lain perwakilan asosiasi pengguna jasa, pengusaha shipping line, dan para eksportir, Direktur Utama Pelindo III Doso agung menjelaskan, Pelindo III akan melakukan sejumlah penyederhanaan aturan proses ekspor.
Dalam hal empty inbound, Pelindo III akan menambah masa free time penumpukan peti kemas dari 3 hari menjadi 7 hari. Pelindo III juga memperpanjang waktu eksportir mengambil peti kemas langsung ke terminal. Hal ini diyakini bisa mengefisienkan biaya bagi eksportir hingga 44% dibandingkan sebelumnya.
"Dalam hal early stack untuk kegiatan ekspor, masa penumpukan petikemas di terminal dari sebelumnya dibatasi hanya 3 hari kini diperpanjang menjadi 5 hari sebelum dimuat ke kapal. Selain itu, terminal juga tidak akan mengenakan biaya untuk permohonan early stack sehingga diharapkan eksportir bisa merasakan efisiensi biaya hingga 65%," ujar Doso Agung.
Ia mengharapkan, berbagai terobosan baru dalam hal fleksibilitas ekspor di Pelindo III ini bisa segera dimanfaaatkan oleh para eksportir, sehingga berdampak juga pada peningkatkan aktivitas ekspor mereka.
Keberhasilan terobosan yang dilakukan Pelindo III membutuhkan dukungan dan kerjasama seluruh pelaku usaha, asosiasi dan pemangku regulasi seperti Bea Cukai, Karantina dan Otoritas Pelabuhan.
"Kami membutuhkan dukungan dari Bea Cukai untuk mengoperasikan wilayah konsolidasi di dalam area pelabuhan. Jika dapat terealisasi, akan memangkas biaya logistik karena petikemas dan dampaknya ke masyarakat adalah dapat mengurangi jumlah truk petikemas yang lalu lalang di jalan tol yang selama ini menjadi salah satu penyebab kemacetan," tutur Doso.
Sementara itu, perwakilan Tjiwi Kimia sebagai salah satu pengusaha ekportir yang juga hadir langsung dalam kegiatan sosialisasi simplifikasi bisnis ekspor menyatakan bahwa terobosan Pelindo III ini sangat menarik bagi mereka. Hal tersebut dikarenakan para eksportir bisa lebih leluasa mengatur waktu dan menyiapkan barang mereka sebelum di ekspor.
"Kami dari Tjiwi Kimia sudah bertahun tahun bekerja sama dengan Pelindo III dan kami akui secara terobosan dan pelayanan saat ini Pelindo III selalu memberikan yang terbaik seperti yang tadi di sampaikan dengan akan menambah masa stack atau penumpukan peti kemas itu sangat bermanfaat pada kami dan semoga ini bisa segera di laksanakan," ungkap perwakilan Tjiwi Kimia, Adi.
Senada dengannya, Branch Manager Surabaya PT CMA-CGM Efraim Zakka sebagai perwakilan perusahaan pelayaran juga mengapresiasi rencana terobosan dari Pelindo III. Menurutnya hal itu bisa menjadi lompatan untuk meningkatkan frekuensi ekspor terutama di Jawa Timur.
"Dalam hal free time empty in-bound saya melihat ini adalah sebuah insentif yang sangat menarik dan dalam jangka panjangakan menjadi lompatan dalam mengembangkan ekspor di Jawa Timur, ini dampaknya tidak langsung kami rasakan tapi lebih kepada teman eksportir dan pemilik barang yang mendapatkan manfaatnya," ujar Efraim.
Pada kesempatan yang sama, apresiasi juga diberikan oleh Yukki Nugrahawan Hanafi ketua umum DPP ALFI/ILFA kepada Pelindo III, selain memuji Dirut Pelindo III yang bisa merangkul semua stakeholder pelabuhan menjadi kompak, program simplifikasi proses bisnis ekspor juga diyakini bisa memicu para pengusaha untuk menambah volume ekspor di Pelindo III. Namun Yuki juga berpesan agar Pelindo III bisa memfasilitasi para pelaku usaha kecil (UKM) dalam proses ekspor produk mereka.
"Simplifikasi ini bagus sekali, bisa menstimulasi para pengusaha untuk lebih meningkatkan volume ekspor mereka dan jika ini memang berjalan sesuai rencana saya yakin Pelindo III akan terus berkembang menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia," kata dia.
Rencana penyederhanaan proses bisnis ekspor ini dimulai 1 Maret 2020 di dua anak perusahaan Pelindo III yaitu PT TPS dan PT TTL. Terobosan ini berpotensi menambah volume peti kemas, namun Pelindo III menjamin hal tersebut tidak akan mengganggu kapasitas lapangan penumpukan peti kemas di terminal dan akan tetap menjaga dwelling time di bawah 3 hari. Saat ini, dwelling time di dua anak perusahaan Pelindo III yaitu PT TPS dan PT TTL bisa dicapai kurang dari 3 hari.
(fjo)