BPS: Harga Masker Tinggi Belum Pengaruhi Inflasi

Senin, 02 Maret 2020 - 16:20 WIB
BPS: Harga Masker Tinggi Belum Pengaruhi Inflasi
BPS: Harga Masker Tinggi Belum Pengaruhi Inflasi
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan bahwa kenaikan harga masker belum menjadi penyumbang bagi inflasi. Seperti diketahui, harga masker belakangan ini melonjak tinggi terkait kekhawatiran penyebaran virus corona sejak akhir Januari lalu.

Deputi BPS Yunita Rusanti mengatakan, masker tidak termasuk ke dalam Indeks Harga Konsumen (IHK). Pasalnya, masker bukan termasuk dalam komoditas utama yang dikonsumsi masyarakat.

"Kebetulan untuk masker enggak masuk paket komoditas Indeks Harga Konsumen. Ini kan sebetulnya kejadian yang di luar kebiasaan," ujar Yunita di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (2/3/2020).

Menurutnya, suatu komoditas akan dimasukkan ke dalam IHK untuk menghitung inflasi jika komoditas tersebut sering digunakan masyarakat atau menjadi bagian dari komoditas utama yang dikonsumsi masyarakat. Sementara untuk masker, tidak selalu di beli oleh masyarakat.

"Padahal untuk hitung atau memilih komoditas apa yang masuk itu berdasarkan survei komoditas apa yang banyak di konsumsi rumah tangga, sedangkan masker kan enggak, jadi enggak masuk," jelasnya.

Lagi pula lanjut Yunita, melonjaknya harga masker juga terjadi karena adanya peristiwa yang tak terduga, yakni akibat wabah virus corona yang terjadi tiba-tiba dan tak terprediksi.
"Ini kejadian di luar kebiasaan," katanya.

Saat ini, selain masker, yang juga banyak diburu pembeli adalah produk hand sanitizer. Anjuran untuk lebih sering membasuh tangan dengan produk pembersih berbasis alkohol guna menghindari terjangkit virus corona membuat harga produk ini juga melonjak.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8166 seconds (0.1#10.140)