Untuk Kesejahteraan, Angela Tanoesoedibjo Bahas Halal Industry Summit dengan Wapres Ma'ruf Amin
A
A
A
JAKARTA - Wakil PresidenMa'ruf Amin menggelar rapat persiapan Halal Industry Summit 2020 di Jakarta, Rabu (4/3/2020). Rapat internal itu dihadiri Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ma'ruf menyampaikan pertemuan ini dilakukan untuk membahas rencana penyelenggaraan Halal Industry Summit yang akan digelar pada akhir Oktober hingga November 2020.
"Kami baru saja mengadakan rapat koordinasi untuk membicarakan rencana mengadakan Halal Industry Summit 2020 yang akan dirangkaikan dengan Indonesia Sharia Economy Festival," ujar Ma'ruf Amin.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi keuangan syariah global dan memperkuat industri domestik, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan begitu, dapat memberdayakan ekonomi masyarakat Indonesia.
"Kita harapkan hal ini menghasilkan berbagai hasil, utamanya untuk kesejahteraan umat. Kesejahteraan masyarakat dan juga sebagai adanya branding bagi Indonesia dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai negara produsen halal terbesar di dunia," ungkap Ma'ruf Amin.
Tak hanya itu, rencana strategi nasional pengembangan ekonomi syariah dan ekosistem ekonomi syariah juga turut dibahas dalam rapat tertutup tersebut.
"Kita juga ingin menonjolkan produk-produk keuangan syariah yang mungkin belum ada di dunia, misalnya bank wakaf dan juga BMT (Baitul Maal wa Tamwil)," tuturnya.
Sebagai informasi, Indonesia berencana mengadakan Halal Industry Summit pada akhir bulan Oktober hingga November tahun 2020 mendatang.
Penyelenggaraan Indonesia Sharia Economy Fertival (ISEF) ketujuh akan dilaksanakan pada 27-30 Oktober 2020 dan dilanjutkan dengan Halal Industry Summit 2020 dan ditutup pada 2 November 2020. Acara itu akan mengusung tema guna mempromosikan industri halal untuk kesejahteraan dunia.
Adapun, empat sub tema yang akan diangkat, yaitu Pertama, 'Stengthening Global Value Chain' atau memperkuat rantai pasok industri halal. Kedua, penguatan sektor keuangan syariah. Ketiga, penguatan sektor UMKM. Keempat, yakni penguatan ekonomi digital yang semakin diperlukan untuk mendukung tumbuhnya ekosistem halal Indonesia dan internasional.
Ma'ruf menyampaikan pertemuan ini dilakukan untuk membahas rencana penyelenggaraan Halal Industry Summit yang akan digelar pada akhir Oktober hingga November 2020.
"Kami baru saja mengadakan rapat koordinasi untuk membicarakan rencana mengadakan Halal Industry Summit 2020 yang akan dirangkaikan dengan Indonesia Sharia Economy Festival," ujar Ma'ruf Amin.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi keuangan syariah global dan memperkuat industri domestik, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan begitu, dapat memberdayakan ekonomi masyarakat Indonesia.
"Kita harapkan hal ini menghasilkan berbagai hasil, utamanya untuk kesejahteraan umat. Kesejahteraan masyarakat dan juga sebagai adanya branding bagi Indonesia dalam rangka menjadikan Indonesia sebagai negara produsen halal terbesar di dunia," ungkap Ma'ruf Amin.
Tak hanya itu, rencana strategi nasional pengembangan ekonomi syariah dan ekosistem ekonomi syariah juga turut dibahas dalam rapat tertutup tersebut.
"Kita juga ingin menonjolkan produk-produk keuangan syariah yang mungkin belum ada di dunia, misalnya bank wakaf dan juga BMT (Baitul Maal wa Tamwil)," tuturnya.
Sebagai informasi, Indonesia berencana mengadakan Halal Industry Summit pada akhir bulan Oktober hingga November tahun 2020 mendatang.
Penyelenggaraan Indonesia Sharia Economy Fertival (ISEF) ketujuh akan dilaksanakan pada 27-30 Oktober 2020 dan dilanjutkan dengan Halal Industry Summit 2020 dan ditutup pada 2 November 2020. Acara itu akan mengusung tema guna mempromosikan industri halal untuk kesejahteraan dunia.
Adapun, empat sub tema yang akan diangkat, yaitu Pertama, 'Stengthening Global Value Chain' atau memperkuat rantai pasok industri halal. Kedua, penguatan sektor keuangan syariah. Ketiga, penguatan sektor UMKM. Keempat, yakni penguatan ekonomi digital yang semakin diperlukan untuk mendukung tumbuhnya ekosistem halal Indonesia dan internasional.
(ven)