Rupiah Sempat Sentuh Rp14.411/USD, BI Intervensi Pasar
A
A
A
JAKARTA - Menanggapi pelemahan kurs rupiah yang semakin dalam terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari kedua pekan ini, Bank Indonesia (BI) menerangkan telah melakukan intervensi sejauh ini. Seperti diketahui pagi tadi, rupiah berdasarkan data Jisdor BI sempat jatuh hingga menyentuh posisi Rp14.411/USD
Menanggapi ini, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsyah menegaskan, BI akan terus berada dalam pasar. Salah satunya adalah upaya untuk menahan rupiah agar tidak terkapar semakin parah.
"BI sudah berupaya menahan Rupiah melemah tajam dengan melakukan intervensi baik di pasar spot, SBN (Surat Berharga Negara) dan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward)," ujar Nanang kepada SINDOnews di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Sementara itu menurutnya kemerosotan tidak hanya terjadi pada kurs rupiah, tetapi juga seluruh mata uang negara Emerging Market terpantau melemah signifikan karena semakin meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar seiring meluasnya wabah virus corona. Proyeksi pelemahan global membayangi, terutama setelah dilaporkan jumlah korban terinveksi di AS dan Italia meningkat tajam menjadi 537 dan 7.375.
"Kekhawatiran tersebut juga mendorong peningkatan ekspektasi terhadap kemungkinan penurunan FFRT sebesar 50bps pada FOMC 19 Maret menjadi 100%," jelasnya.
Menanggapi ini, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsyah menegaskan, BI akan terus berada dalam pasar. Salah satunya adalah upaya untuk menahan rupiah agar tidak terkapar semakin parah.
"BI sudah berupaya menahan Rupiah melemah tajam dengan melakukan intervensi baik di pasar spot, SBN (Surat Berharga Negara) dan DNDF (Domestic Non Deliverable Forward)," ujar Nanang kepada SINDOnews di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Sementara itu menurutnya kemerosotan tidak hanya terjadi pada kurs rupiah, tetapi juga seluruh mata uang negara Emerging Market terpantau melemah signifikan karena semakin meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar seiring meluasnya wabah virus corona. Proyeksi pelemahan global membayangi, terutama setelah dilaporkan jumlah korban terinveksi di AS dan Italia meningkat tajam menjadi 537 dan 7.375.
"Kekhawatiran tersebut juga mendorong peningkatan ekspektasi terhadap kemungkinan penurunan FFRT sebesar 50bps pada FOMC 19 Maret menjadi 100%," jelasnya.
(akr)