Gubernur BI Akui Perbaikan Ekonomi Tidak Bisa Cepat
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengakui bahwa perbaikan ekonomi Indonesia tidak bisa dilakukan secara cepat. Menurut dia, perbaikan ekonomi harus dilakukan secara berkelanjutan.
"Dalam prospek perbaikan ekonomi domestik tidak secepat perkiraaan karena perbaikan kinerja ekonomi Indonesia akan berlanjut. Pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terjaga," ujar Perry di Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Dia melanjutkan, dalam jangka menengah prospek ekonomi Indonesia akan semakin membaik. Pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dengan defisit transaksi berjalan menurun dan inflasi tetap terjaga rendah. "Ini kita ingin membuktikan menuju Indonesia maju dengan pendapatan lebih tinggi di 2045," jelasnya.
Dia pun menambahkan, kebijakan reformasi struktural yang konsisten perlu dilakukan. Terdapat empat kebijakan agar bisa melakukan reformasi struktural. Salah satunya membuat infrastruktur terkoneksi yang kawasan ekonomi seperti industri pariwisata dan UMKM dengan jaringan distribusi.
Selain itu adalah regulasi untuk mendorong investasi dan lapangan kerja, lalu hilirisasi sumber daya alam ke manufaktur yang berdaya saing serta yang keempat adalah kualitas sumber daya manusai baik kompetensi kehakian maupun penguasaan iptek. "Kita menentukan proyek-proyek strategis dalam menuju Indonesia maju," pungkasnya.
"Dalam prospek perbaikan ekonomi domestik tidak secepat perkiraaan karena perbaikan kinerja ekonomi Indonesia akan berlanjut. Pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dengan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terjaga," ujar Perry di Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Dia melanjutkan, dalam jangka menengah prospek ekonomi Indonesia akan semakin membaik. Pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi dengan defisit transaksi berjalan menurun dan inflasi tetap terjaga rendah. "Ini kita ingin membuktikan menuju Indonesia maju dengan pendapatan lebih tinggi di 2045," jelasnya.
Dia pun menambahkan, kebijakan reformasi struktural yang konsisten perlu dilakukan. Terdapat empat kebijakan agar bisa melakukan reformasi struktural. Salah satunya membuat infrastruktur terkoneksi yang kawasan ekonomi seperti industri pariwisata dan UMKM dengan jaringan distribusi.
Selain itu adalah regulasi untuk mendorong investasi dan lapangan kerja, lalu hilirisasi sumber daya alam ke manufaktur yang berdaya saing serta yang keempat adalah kualitas sumber daya manusai baik kompetensi kehakian maupun penguasaan iptek. "Kita menentukan proyek-proyek strategis dalam menuju Indonesia maju," pungkasnya.
(ind)