Akibat Corona, Pemesanan Tiket ke Luar Negeri Anjlok 70%
A
A
A
JAKARTA - Jaringan Penerbangan Indonesia (JAPRI) menyatakan jumlah pemesanan tiket pesawat untuk penerbangan dari Indonesia ke luar negeri turun hingga 70%. Pemesanan tiket penerbangan domestik juga turun hingga 30%. Kondisi tersebut disebabkan oleh merebaknya wabah virus corona.
"Kalau untuk persentase penurunan, data yang saya punya, penerbangan internasional yang keluar dari Indonesia turun 70% demand-nya. Kalau domestik juga turun lumayan terpukul sekitar 30%," kata Anggota JAPRI, Baron Husein dalam konferensi pers Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia (Perdospi) di Tangerang, Kamis (12/3/2020).
Baron menambahkan, catatan rata-rata penurunan pembelian tiket pesawat itu diperkirakan bisa terus terjadi, bukan hanya sampai pertengahan tahun, tetapi juga hingga akhir tahun ini.
"Ini dilihat dari penjualan tiket secara keseluruhan dan tidak hanya dilihat untuk besok tapi forecast, ada yang sampai Juni, dan beberapa (maskapai) hingga akhir tahun," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, anggota JAPRI lainnya, Gerry Soejatman, mengatakan akibat penurunan permintaan itu, sejumlah maskapai, baik dalam maupun luar negeri, melakukan pembatalan penerbangan.
"Pembatalan terjadi akibat demand yang jatuh. Korean Air sudah grounded 100 pesawat dari 150 armadanya yang tentu berpengaruh terhadap pembatalan penerbangan, Cathay Pacific kurangi frekuensi penerbangan dari 3 kali sehari jadi 1 kali sehari (ke Indonesia), Thai Airways kalau tidak salah berencana membatalkan semua penerbangan ke Jakarta. Maskapai Indonesia juga sudah ada yang membatalkan penerbangan," ungkap Gerry.
Menurut Gerry, penurunan permintaan ini tentu berdampak terhadap kinerja maskapai. Untuk maskapai nasional, sebenarnya masih bisa ditopang dengan penerbangan domestik. "Namun, masyarakat sebagai konsumen harus dipastikan bahwa bepergian dengan pesawat itu aman dari penyebaran virus corona," tegas Gerry.
Terkait masalah ini, Perdospi akan mengadakan focus group discussion (FGD) bersama stakeholders penerbangan guna memfasilitasi perjalanan yang sehat di tengah wabah virus corona.
Ketua Umum Perdospi, Wawan Mulyawan, menyampaikan target utama FGD ini adalah agar bagaimana masyarakat tetap berani menggunakan pesawat terbang di tengah pendemi virus corona.
"Karenanya tagline yang kita pakai adalah if you sick don't fly. Tagline ini ingin kita endorse kepada masyarakat supaya masyarakat yang sehat yakin kalau dia terbang dia tidak akan tertular. Kalau orang-orang di pesawat adalah orang-orang sehat, maka yang lain yang sehat yakin untuk terbang," terang Wawan.
Selain itu, ujar Wawan, pihaknya juga akan menurunkan petugas pengawasan infeksi virus korona di wilayah bandara. Anggotanya terdiri atas dokter-dokter spesialis kedokteran penerbangan dan calon-calon dokter penerbangan yang sedang menempuh pendidikan.
"Mereka akan beratribut khusus bertugas berkeliling di bandara dan mengawasi masyarakat serta stakeholders di bandara agar mereka menerapkan pencegahan virus korona yang tepat, seperti informasi dan penggunaan hand sanitizer, cara mencuci tangan, atau terkait ada keluhan, dan lain-lain," papar Wawan.
Dia menambahkan, pihaknya segera mengajukan perizinan kepada otoritas bandar udara perihal petugas pengawasan infeksi yang nantinya mengenakan pakaian khusus.
"Kalau untuk persentase penurunan, data yang saya punya, penerbangan internasional yang keluar dari Indonesia turun 70% demand-nya. Kalau domestik juga turun lumayan terpukul sekitar 30%," kata Anggota JAPRI, Baron Husein dalam konferensi pers Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia (Perdospi) di Tangerang, Kamis (12/3/2020).
Baron menambahkan, catatan rata-rata penurunan pembelian tiket pesawat itu diperkirakan bisa terus terjadi, bukan hanya sampai pertengahan tahun, tetapi juga hingga akhir tahun ini.
"Ini dilihat dari penjualan tiket secara keseluruhan dan tidak hanya dilihat untuk besok tapi forecast, ada yang sampai Juni, dan beberapa (maskapai) hingga akhir tahun," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, anggota JAPRI lainnya, Gerry Soejatman, mengatakan akibat penurunan permintaan itu, sejumlah maskapai, baik dalam maupun luar negeri, melakukan pembatalan penerbangan.
"Pembatalan terjadi akibat demand yang jatuh. Korean Air sudah grounded 100 pesawat dari 150 armadanya yang tentu berpengaruh terhadap pembatalan penerbangan, Cathay Pacific kurangi frekuensi penerbangan dari 3 kali sehari jadi 1 kali sehari (ke Indonesia), Thai Airways kalau tidak salah berencana membatalkan semua penerbangan ke Jakarta. Maskapai Indonesia juga sudah ada yang membatalkan penerbangan," ungkap Gerry.
Menurut Gerry, penurunan permintaan ini tentu berdampak terhadap kinerja maskapai. Untuk maskapai nasional, sebenarnya masih bisa ditopang dengan penerbangan domestik. "Namun, masyarakat sebagai konsumen harus dipastikan bahwa bepergian dengan pesawat itu aman dari penyebaran virus corona," tegas Gerry.
Terkait masalah ini, Perdospi akan mengadakan focus group discussion (FGD) bersama stakeholders penerbangan guna memfasilitasi perjalanan yang sehat di tengah wabah virus corona.
Ketua Umum Perdospi, Wawan Mulyawan, menyampaikan target utama FGD ini adalah agar bagaimana masyarakat tetap berani menggunakan pesawat terbang di tengah pendemi virus corona.
"Karenanya tagline yang kita pakai adalah if you sick don't fly. Tagline ini ingin kita endorse kepada masyarakat supaya masyarakat yang sehat yakin kalau dia terbang dia tidak akan tertular. Kalau orang-orang di pesawat adalah orang-orang sehat, maka yang lain yang sehat yakin untuk terbang," terang Wawan.
Selain itu, ujar Wawan, pihaknya juga akan menurunkan petugas pengawasan infeksi virus korona di wilayah bandara. Anggotanya terdiri atas dokter-dokter spesialis kedokteran penerbangan dan calon-calon dokter penerbangan yang sedang menempuh pendidikan.
"Mereka akan beratribut khusus bertugas berkeliling di bandara dan mengawasi masyarakat serta stakeholders di bandara agar mereka menerapkan pencegahan virus korona yang tepat, seperti informasi dan penggunaan hand sanitizer, cara mencuci tangan, atau terkait ada keluhan, dan lain-lain," papar Wawan.
Dia menambahkan, pihaknya segera mengajukan perizinan kepada otoritas bandar udara perihal petugas pengawasan infeksi yang nantinya mengenakan pakaian khusus.
(ven)