Mei, Penerbangan Domestik hanya Angkut 90 Ribu Penumpang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Mei 2020 jumlah penumpang pesawat domestik hanya mencapai 90 ribu orang saja, sementara untuk penumpang internasional hampir tidak ada. Diakui bahwa pandemi Covid-19 membuat orang masih enggan melakukan perjalanan dengan transportasi udara.
BPS menyebutkan, penurunan jumlah penumpang baik domestik maupun internasional pada bulan Mei 2020, disebabkan karena pada waktu itu sejumlah negara sedang melakukan kebijakan lockdown atau karantina wilayah untuk menekan penyebaran virus corona.
"Tajam sekali penurunannya kalau kita bandingkan bulan lalu turun 89,67%, kalau kita bandingkan dengan posisi bulan Mei 2019 penurunannya 98,3%," kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
(Baca Juga: AP II Proyeksi Pergerakan Pesawat Bulan Juli Meningkat 25%)
Dia mengatakan, penerbangan internasional bahkan hampir tidak ada penumpang sama sekali atau turun hampir 100%. "Kalau kita lihat untuk penerbangan internasional turunnya drastis hampir habis, hampir 100%," katanya.
Dia mengharapkan pemulihan sektor pariwisata mampu berjalan lancar seiring dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Semoga dengan adanya penerapan new normal ini bisa menggairahkan kembali industri pariwisata," tandasnya.
BPS menyebutkan, penurunan jumlah penumpang baik domestik maupun internasional pada bulan Mei 2020, disebabkan karena pada waktu itu sejumlah negara sedang melakukan kebijakan lockdown atau karantina wilayah untuk menekan penyebaran virus corona.
"Tajam sekali penurunannya kalau kita bandingkan bulan lalu turun 89,67%, kalau kita bandingkan dengan posisi bulan Mei 2019 penurunannya 98,3%," kata Suhariyanto di Jakarta, Rabu (1/7/2020).
(Baca Juga: AP II Proyeksi Pergerakan Pesawat Bulan Juli Meningkat 25%)
Dia mengatakan, penerbangan internasional bahkan hampir tidak ada penumpang sama sekali atau turun hampir 100%. "Kalau kita lihat untuk penerbangan internasional turunnya drastis hampir habis, hampir 100%," katanya.
Dia mengharapkan pemulihan sektor pariwisata mampu berjalan lancar seiring dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Semoga dengan adanya penerapan new normal ini bisa menggairahkan kembali industri pariwisata," tandasnya.
(fai)