Risiko Global Meningkat, BI Diperkirakan Pangkas Suku Bunga ke 4,5%
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,50% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, kemungkinan penurunan itu dengan mempertimbangkan meningkatnya risiko global yang berpotensi memberikan tekanan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020.
"Perekonomian global tahun 2020 diperkirakan akan terhambat oleh dampak pandemi Covid-19 yang berpotensi berdampak tidak hanya kepada China, namun juga negara-negara/kawasan maju dan berkembang, seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan," ujar Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Langkah menurunkan suku bunga, kata dia, juga disinyalkan oleh sejumlah bank sentral dari berbagai negara, seperti The Fed, yang sudah menurunkan suku bunganya sebanyak 150 bps pada bulan ini sehingga Fed Funds Rate berada pada kisaran 0,00%-0,25%. "Bank sentral Inggris, Bank of England (BoE) juga menurunkan suku bunganya sebesar 50 bps ke level 0,25%," imbuhnya.
Sebagai informaai, beberapa bank sentral di kawasan Asia Pasifik juga turut merespons penurunan suku bunga The Fed, dimana bank sentral New Zealand memangkas suku bunga acuan sebesar 75 bps menjadi 0,25%, sementara bank sentral Korea memangkas suku bunga 50 bps menjadi 0,75%. Sementara, bank sentral China kembali mengeluarkan stimulus dengan menyuntikkan likuiditas sebesar 100 miliar yuan.
Pada RDG bulan Februari, BI sudah melakukan penurunan suku bunga sebesar 25 bps ke level 4,75%. Hal itu dilakukan seiring dengan dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 5,1%-5,5% menjadi 5,0%-5,4%.
"Perekonomian global tahun 2020 diperkirakan akan terhambat oleh dampak pandemi Covid-19 yang berpotensi berdampak tidak hanya kepada China, namun juga negara-negara/kawasan maju dan berkembang, seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan," ujar Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Rabu (18/3/2020).
Langkah menurunkan suku bunga, kata dia, juga disinyalkan oleh sejumlah bank sentral dari berbagai negara, seperti The Fed, yang sudah menurunkan suku bunganya sebanyak 150 bps pada bulan ini sehingga Fed Funds Rate berada pada kisaran 0,00%-0,25%. "Bank sentral Inggris, Bank of England (BoE) juga menurunkan suku bunganya sebesar 50 bps ke level 0,25%," imbuhnya.
Sebagai informaai, beberapa bank sentral di kawasan Asia Pasifik juga turut merespons penurunan suku bunga The Fed, dimana bank sentral New Zealand memangkas suku bunga acuan sebesar 75 bps menjadi 0,25%, sementara bank sentral Korea memangkas suku bunga 50 bps menjadi 0,75%. Sementara, bank sentral China kembali mengeluarkan stimulus dengan menyuntikkan likuiditas sebesar 100 miliar yuan.
Pada RDG bulan Februari, BI sudah melakukan penurunan suku bunga sebesar 25 bps ke level 4,75%. Hal itu dilakukan seiring dengan dipangkasnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari sebelumnya 5,1%-5,5% menjadi 5,0%-5,4%.
(fjo)