Krisis Eropa tampar industri sepatu & tekstil Jabar

Jum'at, 14 Oktober 2011 - 17:12 WIB
Krisis Eropa tampar industri sepatu & tekstil Jabar
Krisis Eropa tampar industri sepatu & tekstil Jabar
A A A
Sindonews.com - Order industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki asal Jawa Barat terancam menurun di tahun 2012. Hal itu terkait krisis di Amerika dan Eropa yang merupakan negara tujuan ekspor utama TPT dan alas kaki asal Jabar.

Ketua Kadin Jabar Agung S Sutisno mengatakan, imbas krisis di AS dan Eropa baru akan terasa pada tahun 2012. Diperkirakan, negara di kawasan tersebut akan mengurangi nilai kontrak ekspor TPT dan alas kaki dari Jabar. Menurunnya daya beli dari AS dan Eropa karena kondisi ekonomi belum stabil. Dan memaksa mereka mengurangi belanja barang.

"Imbas krisis AS dan Eropa, saat ini memang belum terasa. Karena kita masih menggunakan perjanjian kontrak yang telah disepakati sebelum terjadi krisis. Kalaupun nanti ada dampaknya, mungkin tahun 2012 baru terasa imbasnya bagi industri kita," jelas Agung.

Agung memprediksi, ekspor TPT dan alas kaki ke AS dan Eropa di awal tahun 2012 akan menurun hingga sekira 20 persen. Ketika disinggung kemungkinan terjadi pembatalan kontrak di akhir tahun, Agung mengaku belum ada laporan.

Diakui dia, gejolak ekonomi di benua terbesar itu telah diantisipasi jauh jauh hari oleh kalangan industri. Yaitu dengan mengambil kontrak jangka pendek menghindari terjadinya kredit macet.

Apabila krisis berlanjut, bukan tidak mungkin ekspor terus turun bahkan berhenti. Ekspor diperkirakan akan kembali tumbuh setelah ekonomi AS dan Eropa pulih. Namun tidak menutup kemungkinan, industri TPT dan alas kaki kehilangan pasar ekspor di AS dan Eropa. Pasalnya pembeli di AS dan Eropa harus menanggung krisis ekonomi yang membuat mereka tidak melakukan kontrak ekspor lagi.

"Kalau sampai tutup mungkin enggak, saya yakin industri kita cukup kuat menghadapi krisis," timpal Agung.

Tak hanya soal kontrak ekspor, krisis di Eropa dan AS berpotensi menaikkan harga bahan baku. Sementara industri TPT dan alas kaki dalam negeri sebagiannya masih mengandalkan impor. Kenaikan bahan baku dipastikan akan menambah beban pelaku industri di dalam negeri.

"Industri TPT dan alas kaki dalam negeri harus membidik pasar lainnya sebagai tujuan ekspor. Termasuk menggarap pasar dalam negeri mengingat potensinya masih sangat besar. Potensi itu akan terasa bila digarap dengan sungguh-sungguh," pinta Agung.

Namun demikian, industri TPT dan alas kaki tetap membutuhkan dukungan dari pemerintah. Bentuknya memberikan insentif atau dukungan dalam bentuk perlindungan pasar. Karena, sudah bukan rahasia lagi apabila di pasar dalam negeri dibanjiri produk TPT dan alas kaki impor dari Cina. Terkadang produk impor itu masuk ke Indonesia secara ilegal.

"Harus ada upaya menghentikan barang masuk lewat jalur ilegal. Karena sangat menggangu kestabilan harga," pungkas dia.

Agung berkeyakinan jika impor dilakukan secara legal, produk lokal bisa bersaing dengan produk impor.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7503 seconds (0.1#10.140)