Persaingan operator telekomunikasi makin berat

Senin, 02 Januari 2012 - 09:47 WIB
Persaingan operator...
Persaingan operator telekomunikasi makin berat
A A A
Sindonews.com – Tahun ini dinilai menjadi tantangan bagi sejumlah operator telekomunikasi di dalam negeri. Penetrasi pasar yang sudah jenuh akan diimbangi dengan layanan data.

Penetrasi telekomunikasi di Tanah Air disebut-sebut memang sudah mencapai fase jenuh. Ini akan mendorong sejumlah operator untuk melakukan sejumlah strategi guna mempertahankan pelanggan lama sekaligus menjaring pelanggan baru. Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi mengatakan, tahun ini secara keseluruhan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi operator telekomunikasi.

Persaingan yang makin berat bagi operator telekomunikasi pada tahun ini akan menyebabkan operator dengan asupan modal minim dinilai tidak bisa bertahan lantaran industri ini membutuhkan modal besar untuk berkembang. Layanan suara (voice) maupun pesan singkat (SMS) tidak lagi menjadi andalan operator telekomunikasi lantaran sudah beralih ke data. Mengikuti perkembangan tahun sebelumnya, pengguna data dibanding voice dan SMS akan meningkat signifikan.

“Pengguna dan kebutuhan akan broadband pada tahun ini akan bertambah dan menyebar dari kota- kota besar ke arah suburban,” ungkap Heru kepada Koran Sindo kemarin.

Indonesia, kata Heru, akan tetap menjadi sorotan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi (ICT) dunia, terutama terkait jejaring sosial,di mana jumlah penggunanya yang banyak.

Namun, tren pengguna jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter diprediksi akan memasuki fase jenuh, sedangkan tren yang tetap bertahan adalah akses ke Youtube seiring makin baiknya akses broadband. Menurut Heru, hal tersebut menyebabkan tarif menjadi lebih terjangkau. Namun, guna memberi layanan data yang baik kepada pelanggan, kebutuhan akan frekuensi wajib diatasi kalangan operator.

Jika tidak, akan terjadi congestion (penumpukan) sehingga akses makin lambat, bahkan tidak tertangani. Mengenai kemungkinan merger atau akuisisi antaroperator tahun depan, menurut dia, itu bisa saja terjadi lantaran aksi korporasi tersebut tidak bisa dihindari operator, terutama yang minim modal. Namun, proses merger atau akuisisi tersebut tidak mudah direalisasikan lantaran belum jelasnya aturan dan strategi bisnis perusahaan yang tetap mempertahankan keberadaan bisnis telekomunikasi meski merugi sebagai bagian dari perluasan bisnis perusahaan tersebut.

Senada dengannya, pengamat telekomunikasi Guntur S Siboro menilai, merger atau akuisisi secara teori mudah dilakukan, namun praktiknya sulit diterapkan karena ada beberapa hal yang harus disesuaikan dan disepakati bersama.“ Mungkin kalau sinergi antaroperator masih terjadi pada tahun depan seperti sinergi yang dilakukan antara Axis dengan XL,” ucap dia.

Sementara untuk bisa bersaing di industri telekomunikasi, dia berpendapat, operator telekomunikasi harus melakukan diferensiasi layanan lantaran tarif saat ini sudah murah. Dia mencontohkan, operator melakukan peningkatan kualitas layanan kepada pelanggan lantaran jika kualitas teruji, pelanggan akan bertahan dan potensi untuk memperoleh pelanggan baru terbuka lebar.

Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) memprediksi bisnis telekomunikasi dan informasi pada tahun depan hanya tumbuh di kisaran angka satu digit. Sedangkan bisnis berbasis broadband berpotensi tumbuh sekitar 40 persen dibanding tahun ini.

“Pertumbuhan bisnis telekomunikasi dan informasi pada 2012 masih di kisaran angka satu digit karena industri ini sudah memasuki tahap mature,” kata Head of Corporate Communication and Affair Telkom Eddy Kurnia.

Lebih lanjut Eddy menjelaskan, penetrasi konektivitas (connectivity) saat ini sudah di atas 100 persen dari populasi penduduk Indonesia. Karena itu, fokus bisnis operator tahun ini dan tahun depan sudah mulai beralih dari suara ke data, gambar, dan video atau ke layanan triple play,bahkan multi-play.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7108 seconds (0.1#10.140)