Alfa Midi & Seven Eleven sasar Jawa Timur

Selasa, 03 Januari 2012 - 14:58 WIB
Alfa Midi & Seven Eleven sasar Jawa Timur
Alfa Midi & Seven Eleven sasar Jawa Timur
A A A
Sindonews.com - Pasar Jawa Timur di tahun 2012 kini menjadi salah satu sasaran pelaku bisnis ritel. PT Midi Utama Indonesia dan Seven Eleven yang dikelola PT Modern Putra Indonesia bekerja sama dengan Lowson sudah siap berekspansi ke wilayah itu.

Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jatim0 Abraham Ibnu mengatakan, para pemain ritel tersebut menganggap Jatim merupakan pintu untuk pasar Indonesia timur, sehingga mereka beramai-ramai mencari daerah yang masih kosong untuk berekspansi. Kota dan kabupaten kecil di Jatim seperti Banyuwangi, Probolinggo, Madiun, Bojonegoro, dan Madura sudah dimasuki ritel modern.

“Jika sebelum tahun 2000, selain Surabaya kota yang sudah tergarap hanya ada lima yaitu Sidoarjo, Jember, Malang, Gresik, dan Kediri, maka pada tahun ini sudah lebih dari separuh 38 kabupaten kota di Jatim sudah tergarap,” katanya pada wartawan, Selasa (3/1/2012).

Menurut catatan Aprindo, saat ini terdapat 120 perusahaan dengan total sekira 1.850 gerai yang menjadi anggotanya di Jatim. Semester I/2011, tercatat ada penambahan 8 gerai hypermarket dan kurang lebih 50 gerai minimarket di berbagai kota di Jatim.

"Sampai akhir tahun 2011, untuk minimarket pertambahannya bisa sampai ratusan. Apalagi ada pengusaha ritel Jatim yang berniat membeli franchise salah satu minimarket ternama, yang tengah marak di Jakarta untuk dikembangkan di provinsi ini," jelas Abraham.

Target penjualan pada 2011 lalu mencapai Rp15,6 triliun. Kondisi ini membuat Aprindo optimistis tahun 2012 kinerja ritel Jatim akan ikut naik sekira 12% hingga 13% dibanding 2011.

Terlepas dari itu, Abraham mengimbau kepada pemain ritel lokal untuk meningkatkan keahlian teknologi informasi (TI) dan sumber daya manusia (SDM) yang ada, karena inilah yang dimiliki pemain ritel asing yang masuk di Jatim, selain juga dana yang cukup besar.

“Pemain ritel hypermat dan supermart, sebagian besar adalah ritel asing. Untuk itu, perlu campur tangan pemerintah dan asosiasi membantu ritel lokal bisa berkembang dengan meningkatkan keahlian teknologi dan SDM,” ungkapnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7465 seconds (0.1#10.140)