WIKA target akuisisi Sarana Karya semester II/2012

Rabu, 11 Januari 2012 - 19:15 WIB
WIKA target akuisisi...
WIKA target akuisisi Sarana Karya semester II/2012
A A A
Sindonews.com - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menargetkan akuisisi PT Sarana Karya (Persero) bisa terealisasi pada semester II tahun ini. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya tersebut akan segera melakukan valuasi saham PT Sarana Karya.

Sekretaris Perusahaan WIKA Natal Argawan Pardede mengatakan, perseroan bersama PT Sarana Karya dan pihak independen dalam waktu dekat akan melakukan uji tuntas (due diligence).

"Kita bersama Sarana Karya dan pihak independen akan melakukan perhitungan. Kalau tidak ada halangan dari WIKA dan Sarana Karya, apalagi Pak Menteri (Dahlan Iskan) sudah sampaikan penugasan, kuartal pertama (2012) bisa selesai," kata dia di Jakarta, Rabu (11/1/2012).

Lebih lanjut Natal menjelaskan, karena saham Sarana Karya seluruhnya milik pemerintah, maka perseroan juga menunggu hasil valuasi harga dan jumlah saham yang akan dilepas oleh pemerintah kepada WIKA. Selanjutnya, jika pemegang saham dan WIKA sudah menemui kesepakatan, maka akan dilanjutkan pada proses legal. Kemudian, diteruskan ke proses personalia.

Jika semua pihak fokus menyelesaikan proses tersebut, menurut Natal, akuisisi Sarana Karya bisa terealisasi pada semester II tahun ini. Namun, dia mengaku, masalah paling krusial yang harus diselesaikan perusahaan untuk bisa segera merealiasasikan rencana tersebut adalah sumber daya alam (SDM) di Sarana Karya.

Sementara, mengenai dana yang dialokasikan perusahaan karya pelat merah tersebut pada tahun ini untuk mengakuisisi Sarana Karya sebesar Rp35 miliar. Namun, nilai tersebut diperkirakan bisa bertambah.

"Total (dana) keseluruhan belum tentu seperti itu, bisa lebih," ujar Natal.

Jika akuisisi Sarana Karya terealiasi, dia menuturkan, maka kerja sama perseroan dengan PT Timah Tbk (TINS) terkait pengembangan pabrik pengolahan ekstrasi aspal diperkirakan batal. Pasalnya, lahan konsensi aspal milik Sarana Karya menjadi milik WIKA, sehingga kebutuhan bahan baku aspal perseroan akan terpenuhi.

"Kita sempat mau kerja sama dengan Timah. Tapi dengan arahan Menteri (Dahlan Iskan) bahwa Sarana Karya digabung ke WIKA, sehingga kerja sama dengan Timah tidak relevan lagi," tuturnya.

Adapun, lokasi konsesi aspal tersebut terletak di daerah Lawele, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Di samping itu, perseroan akan membangun satu pabrik ekstrasi aspal tersebut dengan kapasitas produksi mencapai 300.000 ton per tahun. Pada tahap awal, perseroan menargetkan produksi sebanyak 50.000 ton aspal per tahun.

Adapun, dana yang disiapkan perusahaan untuk pembangunan pabrik ektraksi aspal tersebut sebesar Rp250 miliar. Dana tersebut bersumber dari kas internal senilai 30 persen atau sekitar Rp75 miliar, sedangkan sisanya 70 persen atau setara Rp175 miliar dari eksternal, seperti pinjaman perbankan. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9229 seconds (0.1#10.140)