Pakuwon Jati cari pinjaman Rp1 triliun

Kamis, 19 Januari 2012 - 12:25 WIB
Pakuwon Jati cari pinjaman...
Pakuwon Jati cari pinjaman Rp1 triliun
A A A


Sindonews.com - Perusahaan yang bergerak di sektor properti PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) tengah mencari pinjaman baru dari perbankan senilai Rp1 triliun guna melunasi utang lama perseroan.

Langkah pembayaran kembali (refinancing) utang tersebut dilakukan untuk mengurangi beban bunga perseroan dan mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar rupiah. Rencana tersebut telah mendapat persetujuan pemegang saham.

”Ada tiga bank yang tengah kami jajaki. Pelunasan terutama untuk global bond senilai USD43 juta yang akan jatuh tempo 2015,” kata Direktur Keuangan PWON Minarto seusai RUPSLB di Jakarta, Rabu 18 Januari 2012.

Menurut dia, selain surat utang berdenominasi dolar itu, perseroan juga akan melunasi utang-utang lain yang berasal dari perbankan. Secara total kewajiban yang dimiliki PWON saat ini mencapai Rp2,05 triliun. Utang-utang tersebut rata-rata jatuh tempo pada 2014–2015.

Mengenai utang mana saja yang akan dilunasi, Minarto belum bisa menyebutkan. Pelunasan akan sangat bergantung pinjaman baru yang akan didapat.

Sementara pengurangan beban bunga diperkirakan hanya memiliki selisih 1–2 persen dari pinjaman sebelumnya.

”Pinjaman baru ini kami harapkan bunganya sekitar 10–11 persen. Sementara bunga sebelumnya, terutama global bond sekitar 12 persen,” katanya.

Mengenai rencana ekspansi, tahun ini PWON menganggarkan belanja modal (capital expenditure/ capex) sebesar Rp1,3 triliun, yang berasal dari pinjaman bank, kas internal, dan hasil pre-selling.

Untuk pinjaman bank, perseroan masih memiliki fasilitas pinjaman dari tiga bank yaitu CIMB Niaga, ICBC, dan Bank Mega sebesar Rp1,2 triliun. Pinjaman yang diperoleh oleh anak usaha PT Elite Prima Hutama itu telah dicairkan Rp570 miliar tahun lalu. Sementara sisa fasilitas Rp650 miliar akan dicairkan tahun ini.

Direktur sekaligus Investor Relations Irene Tedja Murdaya mengatakan, capex tersebut akan digunakan untuk penyelesaian Kota Kasablanka tahap pertama, yang ditargetkan selesai akhir 2012.

Selain itu, dana capex juga akan digunakan untuk pengembangan Pakuwon City dan Tunjungan Plaza, yang berada di Surabaya.

”Anggaran capex diperuntukkan bagi pengembangan. Sementara untuk akuisisi, kami masih melihat-lihat, dananya di luar anggaran capex,” kata dia.

Dia mengungkapkan, proyek Kota Kasablanka tersebut berdiri di atas lahan seluas 9,5 hektare. Tahap pertama pembangunan mencakup mal, dua gedung perkantoran, dan empat tower kondominium.
Dalam proyek Kasablanka, perseroan menetapkan format bisnis mal dilakukan dengan leasing kepada para tenant. Strategi ini untuk memperkuat pendapatan berkelanjutan atau recurring yang mencapai 50% dari total pendapatan. Sementara kontribusi dari penjualan diharapkan juga sebesar 50%.

Tahun ini, lanjut Irene, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15-20 persen menjadi sekitar Rp1,7 triliun. Sementara realisasi pendapatan tahun ini diperkirakan sekitar Rp1,5 triliun naik 20 persen dari pendapatan 2010.

Sementara laba bersih tahun ini diperkirakan sebesar Rp425–459 miliar. Tahun lalu realisasi laba mencapai Rp375-405 miliar. ”Kalau untuk laba bersih itu sekitar 25–27 persen dari pendapatan. Realisasi tahun lalu juga seperti itu,” tuturnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9035 seconds (0.1#10.140)