Perkuat SDM, minimalis dampak krisis
A
A
A
Sindonews.com - Anjloknya kondisi perekonomian Indonesia setiap ada krisis, disebabkan karena lemahnya sumber daya manusia (SDM). Lemahnya SDM ini dapat dilihat dari distribusi atau penjualan ekspor Indonesia yang masih dilakukan lewat orang lain.
Deputi Kemenko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi menjelaskan, regenerasi Indonesia hingga saat ini masih lemah sehingga human capital ini harus dipenuhi agar Indonesia bisa tahan terhadap krisis.
"Yang harus kita penuhi lemahnya human capital, karena kita harus menjual barang lewat orang lain. Salah satu ukuran pembangunan ekonomi inklusif adalah berapa besar peranan pengusaha," ungkap Edy dalam acara diskusi 'Asean Architecture dan Potensi Kerjasama Ekonomi Migas RI-Rusia' di Kantor Himpi Centre, Kuningan, Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Lebih lanjut dia mengatakan, indeks pembangunan manusia harus terus dilakukan dan juga peranan wirausaha muda harus tetap dipromosi. Sehingga perekonomian Indonesia bisa terus tumbuh dan aman dari krisis.
"Terbangunnya human capital ini akan menumbuhkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan juga ini akan memajukan pengusaha-pengusaha di Indonesia," ungkapnya.
Dia juga menambahkan ukuran pembangunan ekonomi yang inklusif dapat dilihat dari peranan pengusaha lokal di Indonesia. Dan untuk pastinya ini dapat dilihat dari seberapa besar pertumbuhan wirausaha muda yang menguasai pasar domestik.
"Kuasai dulu pasar domestik yang luas, pertumbuhannya cepat, untuk itu kita harus melakukan pengamanan pasar, kita amankan, border control, consumer control," jelas Edy.
Menurutnya dengan penguasaan pasar domestik sebelum ekspansi keluar negeri ini nantinya akan memudahkan untuk melakukan perluasan usaha ke luar negeri.
Lebih lanjut Edy mengatakan, program Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan pemerintah, sebenarnya adalah salah satu cara menguasai pasar domestik. Karena dengan berhasilnya proyek MP3EI, akan memperkuat konektivitas Indonesia sehingga terintegrasi.
"Sehingga kita bisa promote yang kurang populer, kita akselerasi aktivitas dan yang berhadapan dan bersaing dengan China jangan cuma Jawa saja," ungkapnya. (ank)
Deputi Kemenko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi menjelaskan, regenerasi Indonesia hingga saat ini masih lemah sehingga human capital ini harus dipenuhi agar Indonesia bisa tahan terhadap krisis.
"Yang harus kita penuhi lemahnya human capital, karena kita harus menjual barang lewat orang lain. Salah satu ukuran pembangunan ekonomi inklusif adalah berapa besar peranan pengusaha," ungkap Edy dalam acara diskusi 'Asean Architecture dan Potensi Kerjasama Ekonomi Migas RI-Rusia' di Kantor Himpi Centre, Kuningan, Jakarta, Rabu (25/1/2012).
Lebih lanjut dia mengatakan, indeks pembangunan manusia harus terus dilakukan dan juga peranan wirausaha muda harus tetap dipromosi. Sehingga perekonomian Indonesia bisa terus tumbuh dan aman dari krisis.
"Terbangunnya human capital ini akan menumbuhkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan juga ini akan memajukan pengusaha-pengusaha di Indonesia," ungkapnya.
Dia juga menambahkan ukuran pembangunan ekonomi yang inklusif dapat dilihat dari peranan pengusaha lokal di Indonesia. Dan untuk pastinya ini dapat dilihat dari seberapa besar pertumbuhan wirausaha muda yang menguasai pasar domestik.
"Kuasai dulu pasar domestik yang luas, pertumbuhannya cepat, untuk itu kita harus melakukan pengamanan pasar, kita amankan, border control, consumer control," jelas Edy.
Menurutnya dengan penguasaan pasar domestik sebelum ekspansi keluar negeri ini nantinya akan memudahkan untuk melakukan perluasan usaha ke luar negeri.
Lebih lanjut Edy mengatakan, program Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang dicanangkan pemerintah, sebenarnya adalah salah satu cara menguasai pasar domestik. Karena dengan berhasilnya proyek MP3EI, akan memperkuat konektivitas Indonesia sehingga terintegrasi.
"Sehingga kita bisa promote yang kurang populer, kita akselerasi aktivitas dan yang berhadapan dan bersaing dengan China jangan cuma Jawa saja," ungkapnya. (ank)
()